FORKOMKASI di Serambi Mekah*

Pengurus FORKOMKASI masa bhakti 2012-2013

BAGIAN KEEMPAT – SECUPLIK KISAH

FORKOMKASI di Serambi Mekah*

Hampir mencapai 3 tahun lamanya sejak pertama kali Forum Komunikasi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Indonesia (FORKOMKASI) dideklarasikan pada akhir bulan Maret tahun 2011 silam di Gedung Graha Insan Cita Depok, terus berkarya dan berkreasi untuk kemajuan bangsa Indonesia. FORKOMKASI semakin mengukuhkan diri dan terus mengembangkan sayap organisasi baik di tingkat pusat maupun daerah-daerah, sesuai AD/ART, organisasi profesi ini diamanatkan untuk secara periodik mengadakan regenerasi, mengevaluasi, dan penyegaran organisasi melalui forum kongres.

Forum kongres juga merupakan tingkatan tertinggi pengambilan keputusan organisasi, Sedangkan FORKOMKASI sendiri baru saja melaksanakan kongres ke-III di Bengkulu pada September 2013. Menjaga kesinambungan eksistensi dan kontribusi FORKOMKASI sebagai organisasi tempat bernaungnya mahasiswa-mahasiswa jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial/Pekerjaan Sosial se Indonesia.

Perjalanan dari hari ke hari tentunya menyimpan banyak kisah cerita yang layak untuk dibagikan. Tak ada maksud-maksud lain, kecuali memang keinginan untuk berbagi, dan gagasan yang mungkin belum terwujudkan, juga impian dan harapan yang seharusnya disematkan bagi organisasi besar kita bernamakan FORKOMKASI.

Sedikit menyadari bahwa kaderisasi pembawaan visi dan misi belum sepenuhnya terjalankan dengan baik. Masing-masing kepala dari kampus-kampus terpolarisasi di seluruh Indonesia ini masihlah belum bisa menyatu, dan sadar sebagai tubuh yang satu, dalam kapal arungan yang tersebut FORKOMKASI. Sedangkan di sisi lain, kita pahami bersama bahwa adanya FORKOMKASI saat ini tak pernah terlepas dari peran dan ide kreatif dari para penggagas dan pelakunya dalam 3 tahun terakhir.

Oleh karena itulah, penulis sangat berterima kasih atas hadirnya Bunga Rampai ini, setidaknya tulisan singkat ini penulis harapkan bisa menjadi asa peduli yang menjadi ide-ide dan gagasan cemerlang dari para pengurus FORKOMKASI, menjadi bacaan, penambah wawasan, serta inspirasi adik-adik generasi penerus FORKOMKASI di masa depan agar tidak terjadi kehilangan arah visi organisasi yang telah susah payah dibangun menjadi pondasi pijakan FORKOMKASI di masa mendatang dan penulis tidak bermaksud untuk menghukumi, menvonis bahkan menyalahkan siapapun.

FORKOMKASI sendiri baru saja melaksanakan kongres ke-III di Bengkulu pada September 2013. Menjaga kesinambungan eksistensi dan kontribusi FORKOMKASI sebagai organisasi tempat bernaungnya mahasiswa-mahasiswa jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial/Pekerjaan Sosial se-Indonesia dengan harapan Konsolidasi Organisasi dan Penguatan Kompetensi dan kontribusi untuk Mewujudkan Mandat Konstitusional dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial.

Berbekal momentum lahirnya Undang Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, di samping peraturan perundang-undangan terkait lainnya, bisa menambah kepercayaan diri  FORKOMKASI dalam pembangunan dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial di berbagai setting pelayanan. 

Istilah Perencanaan Strategis dalam kesehariannya di Indonesia telah diterapkan dengan berbagai cara dan untuk berbagai keperluan, Di kalangan birokrasi Renstra biasanya dimaknai sebagai suatu proses penjabaran kebijakan menjadi rencana kerja periodik tahunan. Pada kesempatan ini, dan dalam konteks FORKOMKASI pada titik ini, Renstra ini justru dimaksudkan sebagai suatu proses pencarian jati diri dan penentuan arah dan tujuan-tujuan umum serta kiat-kiat untuk mencapai tujuan tersebut.

FORKOMKASI berada pada suatu posisi yang tepat untuk melakukan suatu Renstra, yaitu pada titik persimpangan jalan ketika pengurus baru terbentuk dan kongres memandatkan suatu revitalisasi dan regenerasi organisasi. Para pengurus baru dan rekan-rekan yang berpartisipasi juga merupakan suatu kelompok inti penentu (critical mass) yang cukup memadai karena mereka sendiri yang akan menjadi motor dan pelaku perubahan dalam FORKOMKASI pada masa mendatang.

Sedikit penulis ceritakan suka cita mengikuti kongres ke-II FORKOMKASI di Makassar. Pada saat itu ada rekan-rekan yang mengurungkan niat ke Makasar padahal pesawat sudah transit di Jakarta dan memilih pulang kembali karena sedang ada demo besar-besaran terkait kebijakan presiden Susilo Bambang Yudhoyono menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), pada saat itu pun pendemo melancarkan aksinya di depan Universitas Hasanuddin Makasar yang tak lain bersebelahan dengan BBPPKS Makasar tempat pelaksanaan kongres ke-II FORKOMKASI. Tetapi penulis tetap memberanikan diri melanjutkan perjalanan ke Makasar  demi terlaksananya kongres sesuai harapan bersama. Setidaknya ini bisa menjadi spirit positif buat regenerasi FORKOMKASI yang baru untuk melanjutkan visi misi organisasi.

Diharapkan sebelum menentukan arah besar FORKOMKASI, dipandang perlu untuk mengenali medan pada cakupan yang seluas-luasnya. Dengan demikian diharapkan arah yang akan ditentukan nantinya sesuai dan tepat dengan konteks besarnya, dan menjadi sumbangsih bagi pencapaian tujuan-tujuan kemasyarakatan yang lebih besar. Semestinya FORKOMKASI, dipandang perlu untuk mengenali medan pada cakupan yang seluas-luasnya dan mengoptimalkan energinya untuk membangun rencana strategis terhadap perkembangan organisasi.

Padahal pengembangan pembangunan semakin hari semakin berkembang ke wilayah-wilayah terluar. Kemudian pelimpahan kewenangan kepada Regional di daerah untuk berkembang seluas-luasnya, yaitu membuat satu konsep birokrasi dengan memberikan otoritas yang lebih besar pada tingkat regional untuk terus berkembang.

17 Munawar ARAkhirnya, penulis mengharapkan pada pengurus baru FORKOMKASI, untuk terus melakukan inisiatif-inisiatif baru guna menciptakan gagasan dan mengimplementasikannya lewat aksi-aksi nyata. Perbedaan kelompok, etnis, agama dan pemahaman hendaknya tidak menjadi kendala berarti demi kesejahteraan dan kemajuan Indonesia.

*Oleh: Munawar AR

Ketua FORKOMKASI Regional Sumatera Periode Kepengurusan Tahun 2012-2013

Alumni Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry Aceh.

Kutipan: “Ilmu bagaikan hewan buruan, dan tulisan/pena adalah ibarat tali pengikatnya. Oleh karena itu ikatlah hewan buruanmu dengan tali yang kuat” [Imam Syafi’i]

Dipublikasikan otomatis secara terjadwal oleh WordPress pada hari Senin, 14 Desember 2015 pukul 15.00 waktu Jepang

Cover Bunga Rampai FORKOMKASI, Mei 2014

Naik Cetak I, Mei 2014 - Copy

Tinggalkan Jejak ^_^

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: