Menyambangi Suku Adat Dayak Kenyah

Bismillah..

Hari Kamis (09/05) kemarin sholat Shubuh masih tertunaikan bersama Pak Bahatrim di Mushola Camp Karyawan SRL. Paska sholat Shubuh yang masuk pada pukul 04.55wita, saya pun harus mandi karena waktu sarapan pagi pukul 05.00 s.d 06.30wita, setelah itu harus briefing departemen pada pukul 06.30 s.d 07.00wita, kemudian pukul 07.00wita karyawan telah siap bekerja sampai pukul 16.00wita.

Jujur, saya merasakan kedisiplinan yang cukup tinggi di sini. Saya jadi teringat 5 tahun yang lalu saat bekerja di PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) Jakarta, sungguh disiplin dan yang namanya telat itu menjadi aib dan pada akhirnya menjadi sikap yang terbiasakan. Di sinipun demikian, tidur lebih awal antara pukul 22.00 s.d 23.00wita dan bangun pukul 03.30 s.d 05.00wita.

Kamis (09/05) kemarin adalah hari pertama saya dan tiga orang kawan lainnya pertama kali diperkenalkan dengan tim kerja. Mulai dari perkenalan dengan seluruh karyawan yang berkumpul di kantor District SRL, dilanjutkan dengan induction yang dipandu oleh HSE (Mas Bambang dan Pak Suryo). Penjelasan dalam induction ini adalah terkait kesehatan dan keselamatan kerja, namun selain itu Pak Suryo juga banyak menjelaskan tentang beberapa hal lainnya yang membuka cakrawala saya dalam bekerja.

Setelah melewati itu semua, tibalah saya berkenalan dan bergabung dengan tim departemen Community Affairs yang konsentrasinya masih terbagi ke dalam dua hal: 1)Land dispute dan 2)Community investment. Tim saya ini terdiri dari enam orang diantaranya sebagai berikut:

  1. Pak Markuat sebagai Superintendent
  2. Mas Indra sebagai Supervisor
  3. Pak Hafid sebagai staf tim Land dispute
  4. Mas Ego sebagai staf tim Land dispute
  5. Pak Wesli sebagai staf tim Community investment
  6. Saya sendiri, Joe sebagai staf tim Community investment

Perkenalan dengan mereka semua berjalan lancar, hanya Pak Hafid yang tidak ada di tempat karena sedang day off dan pulang ke kampungnya di Long Beleh. Briefing yang agak serius diberikan oleh Pak Markuat selaku Superintendent (posisi di atas Supervisor) mengenai pekerjaan dan juga tim di Community Investment. Alhamdulillah saya dapat mengikutinya dengan baik dan merasa nyaman dengan keberadaan saya di dalam tim. InsyaAllah ke depannya bisa solid ^_^

Siang itu (Kamis, 09/05) setelah usai makan siang, saya pun diajak oleh Pak Markuat, Pak Wesli dan Mas Ego untuk menyambangi salah satu rumah warga di Long Beleh terkait persoalan penyelesaian sengketa lahan. Dan agenda tersebut, perusahaan menyerahkan sejumlah uang sebagai bentuk kesepakatan yang lumayan alot dalam beberapa waktu yang cukup panjang. Alhamdulillah ini semua berjalan lancar. Dan perjalanan pun di lanjutkan..

Perjalanan ini menuju rumah Pak Ajang, merupakan tokoh adat dari anak tokoh adat besar suku Dayak Kenyah di Desa Ritan Kecamatan Tabang Kabupaten Kutai Kartanegara. Luar biasa…!! Itu kesan yang saya tangkap ketika sampai di rumah Pak Ajang ini. Rumah yang mewah, tempat yang bersih, orang yang santun, dan jamuan yang hangat. Saya awalnya tak mengira bahwa masyarakat adat Dayak begitu modern-nya. Dan memang benar, bahkan Pak Ajang ini adalah salah satu bekas karyawan ternama perusahaan HTI sebelum SRL masuk ke wilayah ini. Bahkan, Pak Ajang saat ini adalah salah satu calon legislatif dari salah satu partai bersimbol kepala banteng untuk wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.

Dalam kunjungan ini, kami juga memberikan sejumlah bantuan atas proposal yang diajukan oleh panitia pelaksana pesta panen di desa ini. Acara pesta panen ini digelar dengan meriah dan mengundang Bupati Kutai Kartanegara. Sayangnya pada kedatangan kami kemarin, Bupati belum datang dan baru diagendakan tiba pada hari ini (Jum’at, 10/05).

Tanpa mengurangi ke-afdhol-an acara karena Bupati tak dapat kami temui (acara berlangsung dari 6-10 Mei 2013), tempat telah ramai. Banyak terlihat para penari dari kalangan anak-anak, remaja, bahkan ibu-ibu yang memakai pakaian suku adat Dayak Kenyah. Cantik, Indah, Menawan, itulah kesan dari saya. Selain itu, memang benar bahwa orang Dayak itu tipe penampilannya bersih, putih, dan tentu saja menarik hati siapa saja yang memandang ^_^

Ya, mungkin sekian dulu yang dapat saya bagikan pada hari ini. Waktu sudah hampir masuk pukul 06.30wita, saatnya sarapan pagi dan siap memulai aktivitas pekerjaan hingga sore nanti.

Salam hangat dan semangat selalu dalam dekapan ukhuwah ^_^

Muhammad Joe Sekigawa, A Social Worker, An Activist, A Community Developer, A Great Dreamer, Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman

Alumni Bandung College of Social Welfare, Department of Social Rehabilitation ‘08

Community Investment Staff of PT. Silva Rimba Lestari (Agra Bareksa Group)

Selesai ditulis pada hari Jum’at pagi, 10 Mei 2013 pukul 06.21wita @Kamar No.2 Mess “Enggang” Karyawan PT. Silva Rimba Lestari District Kembang Janggut Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur.

Dipublikasikan otomatis secara terjadwal oleh WordPress pada hari Selasa, 21 Mei 2013 pukul 08.00wita.

G A L L E R I E S

01-gerbang-depan-masuk-rumah-adat == 02-foto-bersama-di-dalam-rumah-adat

03-joe-with-anak-dayak-kenyah == 04-joe-diantara-anak-dayak-kenyah

05-para-penari-penyambut-tamu == 07-anak-penari-penyambut-tamu

Comments
12 Responses to “Menyambangi Suku Adat Dayak Kenyah”
  1. rahmi.k says:

    asw…
    sy dulu mahasiswa tahun 1996 yg praktek di pt limbang ganeca
    selama kami praktek kami pernah tinggal di rumah pak Ajang. bila memungkinkan melalui saudara sy ingin menyambung silaturahmi dgn beliau. apakah ada contact person beliau.
    sebelumnya sy ucapkan terima kasih byk.
    ws wr wb

  2. ana uswa says:

    wah.. sekarang sudah berpetualang menyebrang lautan ya?? hehe

  3. nengwie says:

    Pesen baju adatnya atuh 🙂

  4. alinsi sarasio says:

    Yang pembaca ingin tahu lebih banyak adalah foto penduduk setempat , bukan pameran orang kota, ya

  5. eneng says:

    wooooa selamat bertualang mas joko

Tinggalkan Jejak ^_^