Story 003 SMK Geologi Pertambangan

SMK Geologi Pertambangan

Sampai di akhir tahun bersekolah di SMPN 1 Bojonegoro, aku masih mampu mempertahankan prestasi yang cukup membanggakan. Nilai UAN-ku pun mencapai 26,20 dari tiga mata pelajaran yang diujikan. Saat itu, hampir 90% lulusan dari SMPN 1 Bojonegoro mendaftarkan diri ke SMAN 1 Bojonegoro yang juga merupakan SMA paling bergengsi di Kota Ledre itu. Namun, beda denganku. Atas informasi dari ibunya Eko Heri Prasetyo (Eko), maka aku dan Eko pun bersama-sama mendaftarkan diri di SMKN 4 Bojonegoro yang merupakan sekolah baru, dan membuka jurusan yang diunggulkan yaitu Jurusan Geologi Pertambangan.

SMKN 4 === lambang-gp

Alhasil, kawan-kawan di SMPN 1 pada bingung kok bisa-bisanya meneruskan sekolah di SMK. Padahal menurut mereka, anak yang meneruskan di SMK itu minat untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi (kuliah) sangat rendah. Namun, setelah kujelaskan tentang jurusan ini, mereka pun paham bahwa jurusan itu memang berbeda dari jurusan-jurusan yang biasa diprogramkan di SMK yang telah ada. Apalagi SMK yang membuka jurusan Geologi Pertambangan ini cukup langka, di Jawa Timur, SMKN 4 Bojonegoro lah satu-satunya yang membuka jurusan ini pada tahun 2004. Baru kemudian disusul SMK di Jatirogo (Kabupaten Tuban) pada tahun 2005.

SMKN 4 Bojonegoro ini pada awalnya dipopulerkan dengan nama SMK Migas. Kabar burungnya, para lulusan dari SMK Migas ini nantinya akan menjadi iron stock industri migas di Kota Bojonegoro yang pada tahun 2004 itu ramai dibincangkan mengenai hak pengelolaan sumber daya minyak bumi di daerah Kabupaten Bojonegoro yang diprediksi cadangan minyaknya terbesar se Asia Tenggara. Exxon mobile-lah yang memenangkan tender untuk pengelolaan pemanfaatan minyak di tanah Angkling Darma tersebut.

Namun, sungguh jauh panggang dari apinya. Karena ini merupakan sekolah baru, maka bangunannya pun masih sangat minim, fasilitasnya tidak memadai, dan hampir-hampir banyak yang tidak kerasan sekolah di sini. Bayangkan saja, waktu awal masuk (pertengahan tahun 2004), hanya ada empat bangunan, di sampingnya masih ada padi yang siap panen. Pernah kami alami suara guru yang sedang mengajar bersahutan dengan suara mesin penggiling padi di sebelah karena panen.

Bahkan, kegeraman kami sempat memuncak karena ketika sudah akan masuk waktu PKL (Praktik Kerja Lapangan), fasilitas alat khusus jurusan Geologi Pertambangan belum sempat kami lihat, apalagi mempraktikannya. Jadi, selama hampir dua tahun itu kami hanya bisa belajar teori saja. Maka, dimotori oleh Syifa’udin dan Doni, kami pun satu kelas bersepakat untuk melakukan aksi demonstrasi. Entah, mendapatkan ilmu darimana, namun, ternyata kami lihai dalam melakukan aksi ini, rapi, tanpa ada pihak lain yang mengetahui, bahkan teman lain jurusan sekalipun (waktu itu ada Jurusan Teknik Las dan Akomodasi Perhotelan). Inilah sejarah yang kami torehkan pada tahun 2006, aksi demonstrasi anak SMK yang tidak ditunggangi oleh pihak manapun, untuk menuntut segera didatangkannya alat-alat praktikum menjelang PKL Jurusan Geologi Pertambangan. Coba kalau ada foto dokumentasinya kala itu, tentu cerita ini akan lebih seru untuk diungkap ^_^

waktu-smk == foto-kelulusan-gp-07

Menjalani masa SMK ini, sungguh banyak terjadi perubahan dan perkembangan diri, bisa positif bisa juga negatif. Rasanya, di masa SMK inilah terjadi banyak hal dalam hidupku, masa peralihan dari anak-anak ke remaja. Masa nakal, masa aktif di organisasi, hingga masa pacaran terjadi di sini.

Kuakui bahwa kelas I dan II SMK, adalah masa-masa nakal dalam hal mengikuti mata pelajaran. Kebiasaan nongkrong pasca part time di rumah makan sampai pukul 22.00wib, menjadi keseharian yang kulakukan bersama teman se genk. Eko, Aris, Amir dan aku sendiri. Kami berempat menamakan diri sebagai genk AMAJE. Bukan jenis genk yang suka tawuran, merokok dan hal-hal tidak jelas lainnya. Genk ini lebih kepada keeratan atas keseharian yang sering bersamaan. Bahkan, kami berempat tidak ada yang merokok. Kenakalan yang lebih sering kami lakukan seperti nongkrong hingga larut malam, dengan pesan minum kopi susu, sambil ngobrol ngalor ngidul. Telat masuk kelas, tidak mengerjakan PR, hingga bolos sekolah telah kami lakukan semua. Dan itu berlangsung hingga tengah semester kelas II SMK. Bahkan prestasiku sempat terjun bebas, mendapatkan rangking 24 dari 34 siswa-siswi di kelas Geologi Pertambangan. Tidak mampu mengejar pelajaran bukan karena rendahnya intelektual diri, namun karena memang tidak belajar saat ujian menjelang. Inilah yang kusebut sebagai masa nakal.

Meski merasakan masa-masa nakal di kelas I dan II. Tapi aku juga memiliki penyeimbang dalam upaya pengembangan diri. Entah bagaimana ceritanya, aku terpilih secara musyawarah mufakat untuk menjadi Wakil Ketua OSIS SMKN 4 Bojonegoro untuk masa jabatan 2004/2005 dan 2005/2006. Masa kepengurusan di OSIS ini berjalan selama dua tahun karena tahun pertama adalah untuk mengurus angkatan kami sendiri (2004), dan tahun kedua adalah untuk mengurus angkatan 2004 dan 2005 (adik kelas).

Sekelumit pengalaman berorganisasi di PMR SMPN 1 Bojonegoro kukembangkan di SMKN 4 ini, dan subhanallah. Pengembangan diri itu terasa sekali, dan aku mulai menikmati yang namanya berorganisasi. Menikmati yang namanya capek berpikir, kemudian bekerja, namun tak mendapatkan imbalan apa-apa. Murni karena kesenangan untuk menyibukkan diri, menghibahkan waktu dan tenaga untuk mensukseskan acara sekolah. Sungguh, kepuasannya tak dapat diukur dengan imbalan materi sebesar apapun. Partner paling berpengaruh di dua tahun OSIS SMKN 4 Bojonegoro ini adalah Agus, Sang Ketua OSIS dan Arin, Sang Sekretaris. Agus dengan tipe kepemimpinan bijak dan dewasa, juga Arin dengan ide-ide kreatif dan briliannya. Namun entah mengapa, Agus dan Arin ini lebih sering berbeda pendapat, maka tugaskulah sebagai penengah dan pada akhirnya kegiatan dapat berjalan dengan baik sesuai rencana.

Menginjak tahun kedua bersekolah di sini, saat PMR mulai masuk di SMKN 4 Bojonegoro. Aku pun didaulat oleh adik-adik kelas untuk menjadi Ketua PMR, meskipun secara skill ke-PMR-an, aku masih minim. Namun, karena aku yang paling senior diantara mereka yang senang dengan dunia ke-Palang Merah-an, maka aku pun menerima amanah tersebut, waktu itu merangkap jabatan, sebagai Wakil Ketua OSIS, juga Ketua PMR.

Semua kisah tiga tahun di SMKN 4 Bojonegoro ini tidak pernah lepas dengan Warnet Om John, begitulah kami menyebutnya. Perkenalan kami dengannya ketika kami masih “unyu-unyu”, hingga kami sebesar (baca: setua) ini, persahabatan dengan John Itsar masih terjalin erat, meski tak dipungkiri bahwa intensitas komunikasi tentu berkurang drastis daripada masa-masa SMK kala itu. Warnet itu adalah basecamp kami baik pagi, siang, sore ataupun malam. Nginap di sini juga menjadi keseringan yang jarang ditinggalkan.

Pengalaman organisasi terakhir yang kudapatkan selama bersekolah di sini adalah sebagai perwakilan OSIS bersama Agus, untuk membentuk FKPB (Forum Komunikasi Pelajar Bojonegoro). Ada perwakilan OSIS dari SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMKN 2, SMK PGRI, MAN, dan tentu saja SMKN 4 Bojonegoro. Namun sayangnya, keaktifan di organisasi ini tidak berjalan lama. Mungkin karena kesibukan yang sudah semakin padat, aku pun hilang kontak dengan mereka, kawan-kawan di FKPB yang entah bagaimana kabarnya saat ini.

*Kembang Janggut, 01 Juli 2013

**Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Dipublikasikan otomatis secara terjadwal oleh WordPress pada hari Senin, 05 Agustus 2013 pukul 08.00wita.

NB: Artikel ini adalah edisi series dari The Story of Muhammad Joe Sekigawa. Diterbitkan secara berkala pada setiap hari Senin dan Kamis, sejak tanggal 29 Juli 2013. Jika tak ada halang merintang, akan disusun menjadi sebuah buku bagi koleksi pribadi ^_^

Comments
5 Responses to “Story 003 SMK Geologi Pertambangan”
  1. ersanlibintawani says:

    sekolah ini bisa dijamin masuk ke pertamina pak

  2. Sarwie Sombro says:

    Setelah lulus SMKN 4 Nglanjutin kuliah dimana gan………

  3. Arin says:

    Terhuraa jok….dan mengispirasiku buat menuliskn kisah hidup yg sering hanya dalam memory…
    Tp,satu hal joko,kalo bisa tulisan berikutnya ada unsur ilmiah,Biar gak dokumentatif atau curhat belaka…pakai Pisau analisis, kyk pas team pcrn tuh yg di atas, jd yg membaca Biar diajak berpikir jga…he he,, KEREN prend…

Tinggalkan Jejak ^_^