Bedah Buku “Titik Balik Demokrasi” oleh Akh Pangi Syarwi dalam Semarak 14 Tahun KAMMI Bersama Komisariat KAMMI se Bandung Raya

Sumber Gambar dari sini

Bismillahirrohmaanirrohiim,,,

Dalam rangka menyambut Milad KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) yang ke-14 tahun, KAMDA (KAMMI Daerah) Kota Bandung khususnya Departemen Humas mengadakan dua hari rangkaian kegiatan. Kegiatan hari pertama adalah pada Jumuah, 23 Maret 2012 bertempat di Gedung Aula Lt.IV Rabbani dengan materi di pagi hari adalah seputar Kajian Muslimahan. Kemudian dilanjutkan pada siang harinya yaitu bedah buku “Titik Balik Demokrasi” yang merupakan buah karya Akh Pangi Syarwi yang juga merupakan Kepala Departemen Politik dan Pemerintahan PP KAMMI Pusat. Lalu kegiatan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 Maret 2012 berada di tempat yang sama, akan diadakan Workshop Menulis yang akan dipandu langsung oleh Akh Jusman Dalle, seorang kader KAMMI Pusat yang juga seorang penulis handal.

Sumber Gambar dari sini

Tidak seperti yang dijadwalkan semula, Akh Pangi bersama Akh Jusman terjebak dalam kemacetan saat menuju Bandung, dan kira-kira sampai di lokasi sekitar dua jam kemudian. Karenanya, Akh Syamsul berinisiatif untuk meminta para jama’ah MK#2 yang juga para Mas’ul (ketua) komisariat KAMMI kota Bandung untuk maju mempresentasikan tugas yang diberikan oleh Kang Syamsul mengenai pergerakan organisasi dakwah di Indonesia dan di mancanegara. Mereka diantaranya adalah: 1)Akh Arif, Mas’ul KAMMI UNPAS (Universitas Pasundan) membahas tentang Nahdlatul Ulama; 2)Akh Yusuf, KAMMI STT Tekstil membahas tentang Muhammadiyah; 3)Akh Fetrian, Mas’ul KAMMI Salman Al Farisi membahas tentang Hizbut Tahrir; dan juga 4)Akh Iqbal, Mas’ul KAMMI UNISBA (Universitas Islam Bandung) membahas tentang Ikhwanul Muslimin.

Melihat di sekitar, kawan-kawan Komisariat telah hadir di tempat. Yaitu: STKS Bandung, ITB, UNPAD, UNIKOM, UNPAS, UPI, UNISBA, STT Tekstil, IT Telkom, Politeknik Telkom, dan juga POLBAN.

Cukup seru dan menarik apa yang disampaikan oleh para presentator, Akh Syamsul pun memberikan guidance  bahwa apa yang disampaikan cukup singkat saja, yaitu mengenai asal mula pembentukan, metode dakwah yang dilaksanakan, serta kelemahan dan kekurangan. Singkat, padat dan cukup jelas. Dari perbincangan panjang tersebut, dapat ditarik konklusi bahwa dengan membahas berbagai macam gerakan dakwah seperti ini, diharapkan kita bisa menjadi lebih open minded. Kita sadar bahwa gerakan dakwah yang kita perjuangkan ini bukanlah gerakan dakwah “malaikat”. Kita kenali bahwa di setiap gerakan tersebut memiliki kelemahan dan kekurangan, maka tidak sepatutnya kita sibuk hanya untuk mencaci atau bahkan memusuhi gerakan tersebut, namun jadikan mereka partner yang tentu saja banyak hikmah dan ilmu yang dapat kita ambil dari mereka, kemudian tak lupa mensinergikan berbagai macam solusi untuk mencapai tujuan hakiki kita, yakni menegakkan hukum Allah di muka bumi hingga ia menjadi rahmatan lil alamin. InsyaAllah.

Tak terasa beberapa jam telah berlalu, pada akhirnya pembicara yang ditunggu-tunggu datang juga. Jam sudah menunjukkan pukul 16.30wib waktu Rabbani. Akh Pangi Syarwi dengan senyum tulusnya menyapa seluruh peserta bedah buku di sore itu. Kali ini moderator dipegang oleh Akh Susanto Triyogo yang merupakan Kepala Departemen Kaderisasi KAMDA Bandung. Tak berlama-lama lagi, mengingat waktunya juga yang sudah beranjak semakin sore, maka Akh Pangi langsung memaparkan bedah bukunya. Tak banyak waktu yang ia alokasikan, cukup 15 menit saja untuk membedah buku anyar terbitan Januari 2012 yang tebalnya sekitar 190-an itu.

Pada bagian BAB I Akh Pangi menjelaskan tentang PEMILU (Pemilihan Umum) yang merupakan pilarnya Demokrasi kita Indonesia. Sembari menjelaskan hal tersebut, beliau juga dengan berapi-api mengungkapkan sebenarnya ia geram atas para pemimpin saat ini yang hanya sibuk pada Demokrasi Prosedural saja, bukan melaksanakan Demokrasi Substansial. Apakah bedanya diantara keduanya? Demokrasi Prosedural dijelaskan oleh Akh Pangi sebagai pelaksanaan demokrasi yang hanya sibuk pada kampanye-kampanye, membagi janji dan uang yang jumlahnya tidak seberapa agar masyarakat memilihnya, hingga memperkaya diri dan melupakan konstituennya. Itulah yang dinamakan Demokrasi Prosedural. Seharusnya masyarakat Indonesia harus sudah masuk pada tataran Demokrasi Substansial, yakni sebuah iklim demokrasi yang mensejahterakan rakyat dengan menjamin hak-hak kebebasan berpendapat dengan batasan-batasan tertentu.

Kembali kepada judul buku yang dibedah ini, apakah yang dimaksud dengan Titik Balik Demokrasi? Titik balik adalah sebuah titik berhenti yang kemudian kembali menurun. Inilah yang perlu dipahami oleh masyarakat kita yang saat ini tengah menikmati demokrasi seperti karangan Ust. Anis Matta dengan judul bukunya “Menikmati Demokrasi”. Mungkin di sini akan ada kalangan yang berbeda pendapat, dan itu sah-sah saja. Sudah dijelaskan di awal acara tadi, telah dibahas mengenai berbagai macam gerakan dakwah dan kita bisa mengambil intisarinya. Maka, dengan menurunnya pelaksaan demokrasi tersebut, tentu semua pihak yang sepakat dengan sistem demokrasi yang dianut oleh negaranya, maka sudah selayaknya membuka mata dan memperjuangkan apa yang seharusnya diperjuangkan.

Tentang sikap KAMMI sendiri sebagai sebuah organisasi pergerakan dakwah di ranah perguruan tinggi. Maka, ikut berjuang di alam demokrasi tidaklah menjadi suatu masalah, karena KAMMI menganggap demokrasi adalah suatu alat untuk mencapai tujuan, dan bukan isi dari tujuan itu sendiri. Dan tentu saja, atas izin Allah, dengan melihat perkembangan negara-negara muslim saat ini, maka suatu hari nanti akan didapatkan bahwa perjuangan yang telah dilakukan sedemikian lamanya ini telah membuahkan hasil untuk kemaslahatan ummat.

Demikian yang dapat disampaikan, jika ada kritik, saran serta masukan, maka berdiskusi dengan memberikan komentar di tulisan ini akan lebih menyenangkan bagi saya. Karena di sinilah letak intelektual seorang mahasiswa digodok, yakni dengan seringnya berdialektika dalam berbagai tataran ilmu pengetahuan.

Salam hangat dan semangat selalu by Muhammad Joe Sekigawa, seorang Pembelajar Sepanjang Zaman who has  a great dreams

Kader KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) STKS Bandung

Selesai ditulis pada Sabtu waktu shubuh, 24 Maret 2012 at 04.40wib @Kamar Kostan, Dago Pojok-Bandung

Dipublikasikan pertama kalinya di blog KAMMI STKS Bandung di sini Bedah Buku “Titik Balik Demokrasi” oleh Akh Pangi Syarwi dalam Semarak 14 Tahun KAMMI Bersama Komisariat KAMMI se Bandung Raya.

Dipublikasikan pada Sabtu pagi, 24 Maret 2012 at 06.10wib @Pojok Net, Dago Pojok-Bandung

G A L L E R I E S

===

===

===

Comments
8 Responses to “Bedah Buku “Titik Balik Demokrasi” oleh Akh Pangi Syarwi dalam Semarak 14 Tahun KAMMI Bersama Komisariat KAMMI se Bandung Raya”
  1. sukses terus nih buat acaranya 😀

  2. oia saya mau tanya ustadz.. monyet punya tangan, manusia juga punya, monyet punya telinga, manusia juga, monyet mirip manusia, manusia mirip monyet(lho?!), apa manusia=monyet?
    begitulah,,, meluruskan analogi sesat di dasar-dasar logika hehehehe …

  3. saya ingin bertanya, dari mana sumber dan dasar ustadz bisa menyimpulkan bahwa Demokrasi Substansial adalah sebuah iklim demokrasi yang mensejahterakan rakyat dengan menjamin hak-hak kebebasan berpendapat dengan batasan-batasan tertentu..? Negara mana yang menerapkan Demokrasi Substansial? tolong jelaskan juga faktanya ustadz… ^^

    • Syukron untuk teman-teman Gema Pembebasan (GP) STKS Bandung yang sudah berkenan meninggalkan komentar di sini.

      1. Hal yang disoroti dari demokrasi yang dibahas ini ada tiga hal Akhi, 1)Legislatif; 2)Yudikatif; dan 3)Eksekutif. Dan pilarnya adalah PEMILU. Jika yang dilaksanakan adalah Demokrasi Substansial, maka jadilah rakyat sejahtera karena dijamin hak-hak kebebasannya dengan batasan-batasan tertentu (sesuai syariah)
      2. Nilai-nilai yang sangat mirip dengan yang ada pada apa yang kita sebut saat ini dengan demokrasi, sudah dilaksanakan pada zaman Rasulullah. Negara kita yang seharusnya menerapkan demokrasi substansial itu Akh, baru kemudian disusul dengan Khilafah 🙂

      Antum ingin jawaban memuaskan Akh? Ana undang antum SENDIRIAN untuk datang ke kantor sekretariat KAMMI Daerah Bandung. Di sana banyak SDM yang bisa menanggapi ketidakpuasan antum pada apa yang ana ungkapkan di atas. Sepakat? 🙂

      Ditunggu respon baliknya ya.

      Salam ukhuwah

      • hehehe yang pertama, sejak kapan demokrasi menggunakan batas2 syariah?
        yang kedua, referensi dari mana bahwasanya rasulullah menggunakan demokrasi sebelum kekhilafahan? zzz referensinya tolong dicantumkan ustadz…
        yang ketiga, kenapa harus sendirian? hihihi lagian ana bukan mau berdebat akh, hanya timbul pertanyaan saja…
        jika memang berniat untuk berdiskusi maka rasanya kurang tepat kalau di kantor KAMMI, karena saya berbicara bukan atas dasar harokah, ini atas dasar pemikiran saya pribadi, jadi kalau memang ingin berdiskusi alangkah lebih baik di tempat yang tidak berbau harokah agar diskusi menjadi terbuka dan fleksibel juga bisa saling menerima kekurangan dan kelebihan masing2..
        begitu saja ustadz, tolong ketiga pertanyaan saya ini ditanggapi.syukron katsiron ^^

        • 1. Kita yang mewarnai nya dengan syari’ah.
          2. Antum itu main generalisasi saja dech, ana sebutkan nilai-nilai yang mirip dengan apa yang kita sebut dengan demokrasi saat ini. Masih ingat Perjanjian Hudaibiyah? Antum yang lebih paham dech ya,,, ^_^
          3. Apa hubungannya antara sendirian dengan berdebat, yang mengajak antum berdebat juga siapa? Dari pernyataan antum ini sudah sangat kelihatan dengan jelas bahwa antum “takut” untuk datang ke Sekretariat KAMMI Daerah Bandung.

          Ini aneh lagi, antum berbicara atas nama pribadi, tapi lihat diri antum Akh, nick Kasatrian sangat erat dengan Hizbut Tahrir, dan antum sendiri merupakan kader unggulan dari Hizbut Tahrir yang telah memegang erat fikroh dari organisasi tersebut, merupakan suatu kelucuan jika antum di sini bilang bahwa tidak perlu membawa pemikiran harokah.

          Ayoooo, tentukan waktu kosong antum, nanti ana antar ke lokasi (tapi angkotnya bayar sendiri ya hehehe)

          Ana mah senyum aja dech,,, ^_^

Tinggalkan Jejak ^_^