Tabligh Akbar#3 Keluarga Masyarakat Islam Indonesia di Tokyo*

00 (2)

Tabligh Akbar Pekan ke-3: Ustad Tatan Ahmad Santana

Tabligh Akbar#3 Keluarga Masyarakat Islam Indonesia di Tokyo*

*Oleh Joko Setiawan, A Social Worker, 32nd Trainee of Asian Social Welfare Worker’s Training Program by Japan National Council of Social Welfare (JNCSW/Zenshakyou)

Alhamdulillah, pada hari Ahad (7/05) kemarin telah berjalan lancar atas dilaksanakannya Tabligh Akbar untuk pekan ke-3 di Bulan Ramadhan 1436 Hijriah. Tabligh Akbar ini adalah gawe Keluarga Masyarakat Islam Indonesia (KMII) Jepang yang bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memberikan pelayanan kepada umat, khususnya kepada warga masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Tokyo dan sekitarnya.

AolqGlnaKslR9bNIcgwqAEdCGMKQXKS0fpqKo8GGW5B4Pemateri utama pada Tabligh Akbar kali ini adalah Ustad Tatan Ahmad Santana dengan tema materi yaitu “Menghidupkan Ramadhan dengan Ibadah Maksimal”. Namun, sebelumnya disajikan beberapa video inspiratif oleh teman-teman panitia acara dari MUDAI (Muslim Waseda Indonesia). Tiga video yang diputar memberikan inspirasi terkait dengan nasehat untuk banyak membaca tentang peristiwa di sekitar kita sehingga dapat meningkatkan pemahaman Islam dan kemantapan iman dan ketakwaan, kemudian tentang hidup adalah sebuah perjalanan maka tidak boleh lupa akan tujuan hidup yang sesungguhnya yaitu akhirat, dan terakhir adalah tips efektif untuk memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan yang digambarkan melalui animasi kreatif dan edukatif.

Karena mendung dan gerimis sepanjang hari, awalnya panitia khawatir kalau yang hadir tidak banyak, tapi ternyata semakin sore dan menjelang Ustad Tatan menyampaikan materi, Aula Balai Indonesia Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT) menjadi semakin penuh hingga jama’ah seluruhnya lebih dari 350 orang termasuk anak-anak. Dan semakin menarik ketika adalah sekitar 10-an mahasiswa yang merupakan orang Jepang asli ikut hadir dalam acara ini. Setelah berbincang, ternyata mereka di kampus memang tengah belajar bahasa asing, dan salah satu yang mereka minati adalah bahasa Indonesia.

Berikut ini, akan saya rangkum materi yang disampaikan oleh Ustad Tatan Ahmad Santana yang semoga bisa memberikan pencerahan bagi kita bersama dan mampu memaksimalkan praktik ibadah di bulan Ramadhan, dan tentu saja berharap akan berlanjut pada bulan-bulan berikutnya.

Menghidupkan Ramadhan dengan Ibadah Maksimal

Akar kata Ramadhan bisa juga berarti “panas”. Yang kemudian panas tersebut untuk bisa mencairkan bagian diri yang paling keras. Yang paling keras itu bukan kepala, tulang atau lainnya, namun bagian diri yang paling keras adalah hati. Orang yang hatinya keras, tidak akan mampu membedakan mana kebaikan dan mana keburukan.

Ramadhan sudahlah sepatutnya diisi dengan sebaik-baiknya ibadah. Allah menyeru kita untuk berpuasa di bulan Ramadhan tidak dengan menggunakan kata “wajib” atau “fardhu”, melainkan dengan kata “kutiba”. Kutiba juga memiliki kata lain yaitu “kataba”, yang dalam bahasa Arab berarti suatu proses produktif yang merubah rangkaian huruf menjadi kata, kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf dan seterusnya. Proses tersebut mengisyaratkan agar proses baik selama bulan Ramadhan dapat diteruskan pada bulan-bulan berikutnya dan sampai kepada bulan Ramadhan selanjutnya.

Namun, seringkali orang salah kaprah, dan merupakan ciri dari rendahnya kadar kekuatan dalam beribadah. Sebagaimana ditampilkan dalam video sebelum ceramah dimulai, terdapat muslim yang menjalani ibadah puasa dengan standar minimalis, bahkan kalaupun semangat beribadah, itu hanya ada di awal pekan saja, selebihnya semangatnya hilang dan ibadah menjadi hambar tanpa rasa nikmat dan lezat dalam menjalaninya. Padahal, kita harus pahami bersama bahwa ibadah adalah satu-satunya jalan yang dapat menyelamatkan pada masa depan yang kekal nan hakiki.

Beberapa pemahaman dalam rangka mendongkrak semangat guna memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan diantaranya sebagai berikut:

Ramadhan adalah Bulannya Shaum

Karena bulannya puasa, maka sepatutnya kita menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkan dan atau mengurangi pahala puasa. Sejatinya tidak sekedar menahan dari lapar dan dahaga semata, namun juga hindari kata-kata yang tidak berfaedah. Selain lisan yang dijaga, “jempol” nya juga turut ikut dijaga. Sudahilah menge-share melalui media sosial tentang berita-berita keburukan dari bangsa kita, sedangkan yang baik-baiknya tidak pernah atau jarang membagikannya. Jangan pula gemar membagikan berita buruk yang kevalidannya belum terkonfirmasi karena hanya akan menjadi fitnah dan ghibah.

Ingat pula dosa-dosa kita yang banyak pada orang-orang. Dosa terbanyak adalah kepada isteri kita, orang tua dan teman sepergaulan sehari-hari. Maka, salah satu tips yang dianjurkan oleh Ustad Tatan adalah dengan cara sebelum tidur, sampaikan permintaan maaf kepada isteri tercinta atas segala kekurangan atau salah selama sehari ini.

Tantangan puasa Ramadhan di Tokyo juga tidak kalah hebatnya. Selain waktu puasa yang lebih panjang sekitar 3 jam dari puasa di Tanah Air (Indonesia), karena di Jepang saat ini sedang musim panas, maka perempuan-perempuan yang cantik jelita itu semakin memperpendek roknya, baju atasnya pun semakin tipis dan pendek saja. Maka, itulah yang harus dijaga. Tantangannya besar dan perkuat pertahanan untuk dapat terus banyak beraktivitas bersama orang Jepang tanpa mengurangi pahala puasa.

Ramadhan adalah Bulannya Qiyamul Lail

Sholat malam yang disebut tarawih tersebut menjadi ladang tarbiyah untuk menumbuhsuburkan amalan ibadah sholat sunnah lainnya di bulan-bulan di luar bulan Ramadhan. Sholat adalah suatu hal terpenting yang menjadi dasar pengokoh keimanan dalam ber-Islam. Karena melalui ritus sholat-lah menjadi wahana untuk meminang pertolongan dari Allah subhanahu wata’ala.

Contoh nyata yang telah ditunjukkan oleh generasi terbaik yang terdahulu adalah Sultan Muhammad Al Fatih saat membebaskan konstantinopel. Pertahanan luar biasa yang dimiliki konstantinopel kala itu menjadikannya menjadi negara yang sama sekali tidak pernah dijamah oleh negara superpower lainnya. Namun, seorang pemuda Muhammad Al Fatih bersama pasukannya lah yang mampu menaklukannya. Kuncinya bukan karena persenjataan yang super canggih semata, melainkan dasar keimanan kuat dan menghujam di dalam hati. Pasukan Muhammad Al Fatih adalah orang-orang yang tidak pernah telat menjalankan sholat berjamaah, selalu sholat Rawatib dan puasa senin kamis. Dari situlah kemudian pertolongan Allah datang dan mereka menjadi sebaik-baiknya pasukan sebagaimana yang telah dinubuatkan oleh Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alayhi wasallam.

Ramadhan adalah Bulannya Al Marhamah (Saling Cinta dan Kasih Sayang)

Inilah waktunya untuk lebih banyak melakukan banyak hal kebaikan, dari harta-harta kita, dari usaha dan tenaga kita, diperuntukkan kepada kemaslahatan umat. Setiap pekan, Panitia Pembangunan Masjid Indonesia Tokyo juga memberikan laporan perkembangan, dan mengundang kepada jama’ah sekalian untuk turut berpartisipasi berwakaf untuk pembangunan masjid.

Undangan tersebut, sejatinya bukanlah dari Panitia, melainkan dari Allah dan menjadi ujian bagi diri kita. Apakah mampu memenuhi undangan tersebut, ataukah menjadi manusia yang biasa saja, bahkan pelit dan kikir terhadap harta yang sesungguhnya juga hanya titipan semata.

Salam hangat dan semangat selalu dalam dekapan ukhuwwah.

Kokuryo, Chofu Shi – Tokyo, JAPAN
Senin pagi, 19 Ramadhan 1436 H/06 Juli 2015 pukul 06.32 waktu Jepang

Dipublikasikan otomatis secara terjadwal oleh WordPress pada hari Selasa malam, 06 Juli 2015 pukul 19.00 waktu Jepang

01 == 02

03 == 04

Comments
One Response to “Tabligh Akbar#3 Keluarga Masyarakat Islam Indonesia di Tokyo*”
Trackbacks
Check out what others are saying...
  1. […] Source: Tabligh Akbar#3 Keluarga Masyarakat Islam Indonesia di Tokyo* […]



Tinggalkan Jejak ^_^

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: