Meneruskan Keturunan*
#Meneruskan Keturunan* *Oleh Joko Setiawan, A Social Worker, Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman Tak bisa dipungkiri, bahwa setelah dua orang insan melangsungkan pernikahan, hal yang didambakan adanya adalah lahirnya keturunan yang nantinya diharapkan menjadi jundi dan jundiyah dakwah fi sabilillah, bahkan menjadi syahid dan syahidah di jalan jihad.. Saya sendiri, menginginkan, dan semoga Allah meng-ijabah-nya, di … Continue reading
Perpaduan Dua Jawa*
#Perpaduan Dua Jawa* *Oleh Joko Setiawan, A Social Worker, Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman Ini merupakan pengalaman pertama keluarga besar saya untuk mendapatkan tamu dari daerah luar yang cukup jauh. Maklumlah, anak-anak dari orang tua saya hanya berada di sekitaran Jawa Timur saja. Terjauh adalah Kanda Muhamad Yusuf yang beristerikan orang Pasuruan, sekitar dua jam dari … Continue reading
Kok Belum Cinta?*
Kok Belum Cinta?* *Oleh Joko Setiawan, A Social Worker, Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman Mungkin terdengar aneh ya, tapi memang beginilah kenyataannya. Sampai tulisan ini dibuat, rasanya saya masih belum menyimpan rasa cinta yang menggebu kepada calon isteri. Apakah ini salah? Saya rasa tidak kok. Saya beberapa kali mendengarkan ceramah dari Ustad Salim A. Fillah bahwa … Continue reading
Silaturahim Dakwah*
Silaturahim Dakwah* *Oleh Joko Setiawan, A Social Worker, Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman Salah satu peran sebagai keluarga baru adalah dengan mengenal tetangga dengan baik. Tetangga adalah keluarga terdekat setelah keluarga kandung kita yang sama-sama berada di luar pulau yang kita tempati saat ini. Oleh karenanya, tetangga memiliki peranan penting dalam kehidupan dan kita diperintahkan untuk … Continue reading
Tidak Putus Karena Berkeluarga*
Tidak Putus Karena Berkeluarga* *Oleh Joko Setiawan, A Social Worker, Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman Mendengarkan beberapa file ceramah mp3 hasil mendownload dari Tatsqif.com membuat saya menulis artikel ini. Pembicaraan dalam ceramah tersebut terkait dengan kontribusi dakwah yang semakin melemah pasca menikah.. Secara teori, tentu saya sangat menolak hal tersebut, karena teori yang saya pahami adalah … Continue reading
Mahar itu..*
Mahar itu..* *Oleh Joko Setiawan, A Social Worker, Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman Salah satu syarat yang tidak boleh ketinggalan dalam prosesi akad pernikahan diantaranya adalah berupa mahar. Mahar adalah pemberian senang hati oleh mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan yang sepenuhnya menjadi hak mempelai perempuan tersebut, meski telah menjadi sepasang suami isteri sekalipun. Dalam sebuah hadist … Continue reading
Seperti Keluarga Sendiri*
Seperti Keluarga Sendiri* *Oleh Joko Setiawan, A Social Worker, Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman Sebenarnya, pada awalnya saya adalah orang yang sangat pemalu. Saya tidak bisa “cair” dengan orang baru yang tanpa ada “kepentingan” sebelumnya. “Kepentingan” yang saya maksud ini bisa berupa tugas bersama, satu naungan organisasi, tim kerja, kawan diskusi dan semacamnya. Nah, ketika ada … Continue reading
Road to Khitbah*
Road to Khitbah* *Oleh Joko Setiawan, A Social Worker, Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman Sejak hari Rabu sore (08/01) kemarin, Pa’e dan Mas Wahib sudah berangkat dari Kota Bojonegoro menuju Kota Bandung menaiki Kereta Harina. Saya pun agak terkejut dengan rute tersebut, karena sebelumnya, tidak ada rute kereta api dari Surabaya-Bandung melewati Kota Bojonegoro. Hanya ucapan … Continue reading
Membina Kemandirian Pasca Pernikahan*
Membina Kemandirian Pasca Pernikahan* *Oleh Joko Setiawan, A Social Worker, Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman Catatan ini sebenarnya masihlah jauh dari kenyataan. Karena, masih hanya berupa impian dan cita-cita di masa depan. Ya, karena narasi ini adalah rangkaian cerita kisah nyata yang prosesnya masih panjang dan entah bagaimana ujung akhirnya. Namun terlepas dari itu semua, tersimpan … Continue reading
Antara Perkenalan-Lamaran-Pernikahan*
Antara Perkenalan-Lamaran-Pernikahan* *Oleh Joko Setiawan, A Social Worker, Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman “Fabiayyi aalaa i robbikumaa tukadzdzibaan” (Q.S Ar Rahmaan: 13). Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagikah yang dapat kamu dustakan? Sebuah pertanyaan retoris dari Allah kepada hamba-Nya. Ayat ini menyadarkan kita betapa besar nikmat yang telah diberikan Allah kepada diri kita. Kalau menghitung-hitungnya, tinta … Continue reading