Tata Usaha FORKOMKASI*

BAGIAN KEEMPAT – SECUPLIK KISAH
Tata Usaha FORKOMKASI*
Berawal dari terbentuknya Forum Komunikasi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Indonesia atau FORKOMKASI yang resmi terbentuk pada tahun 2011 yang lalu, saya mengenal FORKOMKASI. Dibentuk anggota kepengurusan di Kaliurang Yogyakarta, saya sebagai anggota Departemen Kesekretariatan yang dikoordinatori oleh mas Sutris dari UNPAS Bandung pada saat itu. Dimana Departemen Kesekretariatan ini bertugas membantu Sekretaris Jenderal FORKOMKASI, yang saat itu dijabat oleh mas Aziz Suhendar dari UGM Yogyakarta.
Dalam kepengurusan masa bakti 2011/2012 ini Departemen Kesekretariatan membantu mengumpulkan surat masuk dan keluar, kegiatan-kegiatan yang terlaksana dan lain-lain terkait FORKOMKASI. Pembuatan KTA (Kartu Tanda Anggota) juga telah menjadi salah satu program kerja, akan tetapi belum bisa terlaksana. Begitu terus berjalan sampai akhir kepengurusan mas Hilman (UNPAD Bandung) ketua FORKOMKASI periode 2011/2012.
Kepengurusan ke-II FORKOMKASI untuk masa bakti 2012-2013, saya diberi amanah untuk memegang Staf Ahli Administrasi pada kepengurusan Agung Prastowo dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Ketua DF FORKOMKASI 2012/2013). Dalam hal ini Staf Ahli Administrasi bertugas sesuai dengan AD/ART FORKOMKASI.
Adapun tugas Staf Ahli Administrasi adalah menata dan menjalankan kerja-kerja administrasi, baik administrasi internal maupun eksternal.Dalam perjalanannya, Staf Ahli Administrasi juga membantu dalam penyebaran undangan kegiatan yang diselenggarakan oleh FORKOMKASI, dan koordinasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di regional.
Selain itu, Staf Ahli Administrasi juga bertugas mengumpulkan dan membukukan file-file terkait FORKOMKASI seperti AD/ART, Undang-undang tentang pekerjaan sosial, SK pengurus, struktur kepengurusan dan anggota yang termasuk ke dalam FORKOMKASI tersebut. Tentunya tidak terlepas dari bantuan dan koordinasi dari Dewan Formatur dan staf ahli yang lain.
Banyak kegitan-kegiatan administrasi yang belum terlaksana, seperti pembukuan tentang data-data anggota FORKOMKASI dan kampus-kampusnya. Pembuatan Kartu Tanda Anggota FORKOMKASI sebagai tanda pengenal juga belum terlaksana. Jarak dan waktu yang terkadang membuat komunikasi dan koordinasi ke setiap regional menjadi terbatas.
Dalam pelaksanaan tugasnya, dana juga menjadi bagian yang cukup penting dalam kegiatan, akan tetapi sampai sekarang FORKOMKASI belum mendapatkan dana yang tetap untuk penyelenggaraan program-program kerjanya, sehingga hal tersebut cukup menghambat.
Terkait pola komunikasi dengan setiap regional juga belum maksimal, karena staf administrasi hanya memberikan informasi-informasi ketika akan diselenggarakannya kegiatan, apabila hari-hari biasa tidak ada komunikasi sama sekali, sehingga tali emosional dengan pengurus lainnya kurang terjalin. Terkecuali dengan orang-orang tertentu saja yang selalu intens memberikan informasi terkait FORKOMKASI atau keadaan di kampus.
Dalam memegang amanah sebagai Staf Ahli Administrasi saya merasa belum maksimal dalam menjalankannya. Masih banyak hal yang harus diperbaiki dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Harapannya untuk kepengurusan yang akan datang lebih maksimal dalam menjalankannya, memang seperti sulit mengkoordinir seluruh anggota se-Indonesia, di tambah dengan jarak yang jauh. Akan tetapi dengan kesungguhan dan proses yang maksimal, semua akan terlaksana dengan baik. Insya Allah.
FORKOMKASI merupakan wadah yang bagus untuk menampung aspirasi, ide-ide kretif dan inovatif bagi mahasiswa kesejahteraan sosial pada khususnya. Permasalahan sosial yang terjadi di masing-masing regional akan menjadi isu bersama, sehingga dapat bersatu untuk memberikan solusi yang solutif tentunya. Manfaatkan untuk mencetak kader-kader penerus bangsa yang peduli akan keadaan sosial di sekitarnya, umumnya di negara Indonesia ini.
Staf Ahli Administrasi diharapkan dapat memberikan ide-ide kreatif dan bekerja sama dengan staf ahli lainnya, Dewan Formatur dan pengurus regional supaya lebih maksimal dalam menjalankan tugas-tugasnya. Tertib administrasi berarti tertib juga pengaturan waktu, keuangan, kegiatan-kegiatan, karena dengan adanya data dan dokumentasi kita dapat melakukan perbaikan di masa yang akan datang.
Dengan adanya bukti tulisan akan mengukir sejarah yang tidak hanya omong kosong tanpa bukti. Kesetiakawanan, loyalitas dan profesionalitas pengurus akan sangat menentukan FORKOMKASI ke depannya. Semoga ini dapat menjadi refleksi dan perbaikan untuk kepengurusan selanjutnya.
*Oleh: Maesyaroh Nurrohmah
Staf Ahli Bidang AdministrasiDewan Formatur (DF) FORKOMKASI periode 2012-2013
Alumni Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial (IKS) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga DIY.
—
Kutipan: “Ilmu bagaikan hewan buruan, dan tulisan/pena adalah ibarat tali pengikatnya. Oleh karena itu ikatlah hewan buruanmu dengan tali yang kuat” [Imam Syafi’i]
Dipublikasikan otomatis secara terjadwal oleh WordPress pada hari Senin, 07 Desember 2015 pukul 15.00 waktu Jepang