Masukilah Pintu-pintu Perusahaan

Masukilah Pintu-pintu Perusahaan*
*Oleh Arde Wisben, Peksos yang tengah berkarir di Perusahaan di Kalimantan Timur
Saya “memohon” untuk mendapatkan pekerjaan ini. Ya saya tidak berbohong. Sebenarnya saya sudah “gagal” usai sesi wawancara. Bukan karena saya tidak mampu memberikan jawaban jawaban yang meyakinkan, atau pun tidak bersikap professional selama wawancara berlangsung. Kesalahannya sederhana, saya terlalu manis untuk dipekerjakan di hutan.
Lewat pernyataan seorang panelis, saya diragukan akan survive dalam kehidupan yang “keras” di hutan. Belum lagi dengan konflik konflik yang nantinya akan dijalani. Mampukah saya hidup di rumah papan. Diperparah, dihutan tidak cukup sinyal untuk sering sering berkomunikasi dengan keluarga.
Saya kemudian menulis email kepada para panelis, untuk menyampaikan terima kasih saya karena telah diundang wawancara. Saya katakan mungkin panelis melihat saya kurang meyakinkan untuk mengambil pekerjaan ini. Tetapi saya yakinkan mereka, bahwa bila mereka memberi saya kesempatan, mereka tidak akan kecewa. Sebagai peksos, adalah bidang saya untuk hidup dan berinteraksi dengan komunitas.Saya sebutkan lagi pengalaman pengalaman saya.
Satu satunya kelemahan saya, adalah saya dipandang terlalu “lembut”, untuk kehidupan di hutan.
Ya, tidak salah juga sebenarnya penilaian itu. Karena saya datang ke sesi wawancara bak seorang eksekutif muda, lengkap dengan jasnya. Andai tidak memohon, mungkin saya tidak disini. Dan saya sudah mendekati tahun ke 3 dalam pekerjaan ini.
Saya menulis ini, untuk memberi gambaran kepada adik adik saya, pekerja sosial muda bahwa ada bidang pekerjaan, yang terbuka lebar di perusahaan, sebagai “orang sosial”. Ada beberapa istilah yang digunakan perusahaan untuk pekerjaan ini diantaranya;
- Community Relation
- Community development
- Corporate Social Responsibility
- Village Affair
- Social specialist
- Social, Security and Land Acquisition
Tugas utamanya adalah, menjembatani kebutuhan masyarakat dengan perusahaan. Memastikan terjalin komunikasi yang baik antara perusahaan dan komunitas sekitar. Peksos sekali bukan?
Keterampilan utama dalam bidang ini adalah kemampuan untuk menyerap informasi dari masyarakat, merasakan kekhawatiran dan harapan mereka. Langkah berikutnya adalah meyakinkan management untuk melakukan sesuatu yang berguna untuk masyarakat.
Ya itu saja. Dan semua lulusan sekolah peksos sudah khatam dengan hal ini.
Mari, adik adik peksos, kembangkan informasi untuk bisa berkarir dalam bidang ini. Mungkin sebagian orang “alergi” dengan perusahaan karena dianggap “kurang sosial”.
Tetapi, diposisi ini, kitalah yang mewarnai interaksi perusahaan dengan masyarakat. Sejauh mana kita mampu meyakinkan management untuk “berbuat baik”, menentukan semakin besar yang akan diterima oleh masyarakat. Dan disitulah seninya.
Masyarakat, penerima manfaat adalah prioritas kita, perusahaan hanyalah salah satu sumbernya.
Salam hangat,
Arde, di hutan, di tepi sungai, di daerah pedalaman, 7 Oktober 2015
Dipublikasikan pada hari Sabtu pagi, 10 Oktober 2015
Trims postingannya. Sangat menginspirasi. Sekedar bertanya, perlu ngga sih magang, terutama buat yang belum lulus kuliah?
Perlu bangun, ini menjadi wahana agar mahasiswa memiliki pengalaman empiris di dalam dunia kerja.
kerja di perusahaan itu lebih bebas, saya pernah magang di perusahaan..
.. berkunjung gan https://dmsangkai.wordpress.com/
Lebih bebas dalam pengertian positif kan? he he..
Oke, ditengok…
trima kasih.
Boleh juga nih dicoba nanti pas lulus kuliah. Pekerjaan yang mulia sekalian bisa bantu masyarakat sekitar. 🙂
Betul. Mangga, dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.. 🙂