Kenshu Ryoko Part I: Benteng Odawara & Onsen di Izunokuni*

Kenshu Ryoko Part I: Benteng Odawara & Onsen di Izunokuni*
*Oleh Joko Setiawan, A Social Worker, 32nd Trainee of Asian Social Welfare Worker’s Training Program by Japan National Council of Social Welfare (JNCSW/Zenshakyou)
Hari Sabtu kemarin (23/05/2015) adalah hari dimana dilaksanakannya rekreasi untuk trainee. Rencana awalnya akan pergi ke Hakone, tempat Onsen (pemandian air panas) yang sangat terkenal di Jepang. Namun, karena ternyata Hakone saat ini dalam kondisi berbahaya karena mengeluarkan gas beracun, untuk sementara Hakone ditutup. Maka, acara diubah menjadi pergi ke Izunokuni.
Dari Shinjuku eki menaiki Odakyu Romancecar, sebuah kereta cepat dengan bentuk kereta melonjong layaknya Shinkansen. Perjalanan sekitar 1 jam 20 menit untuk sampai di Odawara eki. Cukup jalan kaki 10 menit saja, kami sampai di tempat lawatan pertama yaitu Odawara Jou (Benteng Odawara). Inilah pertama kalinya saya mengunjungi Benteng di Jepang yang sangat terkenal itu (di Jepang memiliki banyak sekali benteng zaman kerajaan dahulu di tiap-tiap daerah yang semuanya dilestarikan sampai sekarang).
Di sini pengalaman yang sangat berkesan adalah ketika mengenakan Kacchuu, yaitu baju perang (zirah) dilengkapi kabuto (semacam topi). Kebetulan ukurannya pun pas di badan saya dan sekitar 20 menit bisa bergaya bebas, foto-foto dan lain sebagainya. Karena saking exited nya, saya langsung ganti foto profil di facebook dengan pose memakai baju zirah dan kabuto tersebut he he.
Dari Benteng Odawara kami berpindah tempat menuju Museum Kamaboko. Sebuah makanan yang terbuat dari ikan. Kamaboko adalah makanan terkenal dan sangat digemari oleh orang Jepang. Di musem tersebut, para kenshusei (trainee) ditemani Tsuga san ikut membuat kamaboko dan Chikuwa secara langsung. Jika kebanyakan orang tahunya langsung makan saja, maka di museum ini diadakan kelas ringkas mengenai cara membuat Kamaboko dan Chikuwa. Sungguh sebuah pengalaman praktek yang cukup mengasyikkan.
Lepas berkegiatan di Museum Kamaboko, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Hotel Sambare Fujimi yang terletak di Izunokuni shi. Di hotel ini terdapat onsen untuk laki-laki dan perempuan yang terpisah, tapi hanya bersebelahan saja. Jangan khawatir terintip, onsen di sini cukup aman dan nyaman. Inilah pertama kalinya saya berendam di onsen dengan segala tata cara dan budayanya. Tak hanya air panas, air hangat dan air dingin juga tersedia untuk dipergunakan sesuai keinginan.
Lalu, makan malam hari itu adalah makan malam yang amat sangat spesial. Makanan khas Jepang disediakan dengan tempat dan cara yang sangat elegan. Karena saya seorang muslim, panitia sudah mensetting bahwa makan malam kali ini adalah tanpa ada unsur babi atau sake di dalam masakannya. Minuman pun, saya terpisah karena tidak minum bir/sake, sedangkan yang lain tetap bisa minum sake tanpa mabuk (jumlahnya sedikit).
Di sela-sela makan malam, para kenshusei berlima melakukan speech pendek dalam bahasa Jepang. Karena sebelumnya sudah pernah diadakan tes speech untuk kali perdana, maka speech informal kali tersebut tidak terlalu kesusahan ataupun terbata-bata. Alhamdulillah semua berjalan lancar. Cerita akan bersambung di Part II. Tunggu terbit keesokan harinya ya kawan-kawan ^_^
Salam hangat dan semangat selalu dalam dekapan ukhuwwah.
Kokuryo, Chofu Shi – Tokyo, JAPAN
Rabu malam, 10 Sya’ban 1436 H/27 Mei 2015 pukul 22.50 waktu Jepang
Dipublikasikan otomatis secara terjadwal oleh WordPress pada hari Jum’at, 29 Mei 2015 pukul 09.00 waktu Jepang
hari gatoooo
Yang bener: “Arigatou” Pak 😀
hehe maaf gak tau sama sekali
Hoho. Oke..
thank atas pengetiannya mas
Sami-sami 😀
:C
Kenapa emo nya sedih ini Pak?