Musnahnya Rasa Malu Pada Wanita Masa Kini*
Posted by Muhammad Joe Sekigawa on January 16, 2015 · 1 Comment
Musnahnya Rasa Malu Pada Wanita Masa Kini*
*Oleh Muhammad Joe Sekigawa, A Social Worker, Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman
Perputaran bumi pada porosnya masih sama sejak awal ia tercipta, namun zaman berubah dengan begitu cepatnya. Sesungguhnya manusia dicipta sebagai makhluk paling sempurna dibandingkan dengan makhluk Tuhan lainnya. Tahukan Engkau kenapa manusia disebut mulia? Karena manusia memiliki akal pikiran sehingga ia mampu membedakan dimana jalan kebenaran juga dimana jalan kebatilan.
Kemampuan superior ini menghasilkan budaya dan juga norma, dan akan terus berkembang sepanjang zaman. Namun, di atas budaya dan juga norma, terdapatlah aturan tertinggi dalam berkehidupan, yakni agama. Hal ini dikarenakan melalui agama, manusia dikenalkan dengan Yang Maha Menciptakan, Tuhan Semesta Alam Beserta Seluruh Isinya. Maka dengan tegas saya katakan, bahwa tidak ada surga bagi mereka yang tidak percaya agama, tapi adanya neraka sudah pasti ada untuknya.
Sesuatu yang pada mulanya tidak ada, kemudian ada dan memberikan kebaikan bagi umat manusia, maka ia patut dijaga eksistensinya. Namun sebaliknya, sesuatu yang pada mulanya baik kemudian berubah menjadi kurang baik dalam pandangan akhlak dan norma, maka patut dikembalikan pada kedudukan asalnya. Dalam konteks kekinian kita bisa melihat wanita di perkotaan. Bagaimana mereka terus saja dieksploitasi melampaui kodratnya sebagai Ibu Peradaban, sehingga hanya mampu menghasilkan generasi rusak yang mengancam keberlanjutan bangsa.
Maka benarlah perkataan yang menyebutkan, “Bila engkau ingin menghilangkan suatu daerah, bunuhlah para ibu-ibu wanitanya. Sedangkan bila engkau ingin menghancurkan suatu negara tanpa tuntutan dosa dari negara tetangga, rusaklah akhlak gadis remajanya”.
Suatu senjata hebat telah dibuat oleh negara adidaya, untuk dapat terus menancapkan kekuasaan politik dan ekonominya. Maka diracunilah kehidupan muda-mudi kita dengan kehidupan bergaya bebas, melepaskan adat dan norma ketimuran dan tentu saja banyak menabrak perintah agama.
Lihatlah wanita masa kini. Ia banyak tampil seksi di televisi, mempertontonkan barang berharganya di hadapan khalayak dengan segelintir imbalan yang tidak membuat berkah hidupnya. Melalui gempuran media dan tata busana, remaja dan pemuda pun menjadi korban incarannya. Masih ingatkah dulu bahwa penampilan “menor” dan minim busana hanya tersemat pada “wanita malam” atau “wanita tuna susila”? Namun sekarang yang terjadi adalah sebaliknya. Wanita malam itu tampil menawan dengan busana mewah dan bertransaksi di hotel-hotel berbintang. Sedangkan remaja kita menjadi semakin gemar mengumbar auratnya, membuka bagian-bagian lekuk tubuh yang seharusnya dilindungi, pada akhirnya menjual tubuh dan keperawanannya dengan harga rayuan gombal seorang laki-laki yang entah berapa kali bergonta-ganti pasangan setelah “habis manis sepah dibuang”.
Apa yang dipikirkan para remaja itu ketika jalan-jalan dengan pacarnya hanya dengan menggunakan celana super mini hampir mendekati pinggangnya? Apa yang mereka pikirkan ketika sekedar beli makan di warung saja dengan mengenakan kaos ketat yang menonjolkan dadanya? Apa yang mereka pikirkan ketika pergi nonton bersama kekasihnya dengan cumbuan dan ciuman? Apa yang mereka pikirkan ketika naik angkot dimana banyak anak-anak dan orang tua, sedangkan ia mengenakan rok pendek yang sewaktu-waktu menampakkan celana segitiganya? Ini semua adalah buah dari musnahnya rasa malu di dalam diri para wanita masa kini kita.
Tentu saja ini semua bukan salah mereka semata. Karena ada “pedagang” besar yang mengambil keuntungan dari segala fenomena kekinian. Pertama-tama dengan cara menjauhkan mereka dari ajaran dan nilai agama, yang selanjutnya mencekoki dengan gaya hidup mewah yang memikirkan senang-senang belaka.
Lalu, dimanakah ada wanita yang mampu menjaga martabat kesuciannya tanpa harus menjadi bahan eksploitasi untuk menarik nafsu-nafsu para laki-laki pengikut syaitan?
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman” (Q.S Al A’raaf: 27)
#What I see, What I feel, and What I Think About
Note: Silahkan bagi siapa saja yang tidak sepakat dengan tulisan ini, karena kita hidup di era kebebasan berekspresi, maka tulislah karena engkau merdeka mengemukakan apa saja. Dan Aku menulis untuk peradaban manusia berakhlak Ketuhanan Yang Maha Esa.. 🙂
Salam hangat dan semangat selalu dalam dekapan ukhuwwah
Kubang Sari-Sekeloa, Bandung – Jawa Barat
Selasa, 22 Rabiul Awal 1436 H/13 Januari 2015 pukul 14.42wib
Dipublikasikan otomatis secara terjadwal oleh WordPress pada hari Jum’at, 16 Januari 2015 pukul
07.00wib
Comments
One Response to “Musnahnya Rasa Malu Pada Wanita Masa Kini*”Trackbacks
Check out what others are saying...[…] Source: Musnahnya Rasa Malu Pada Wanita Masa Kini* […]