Hutanku Penuh Asap*

Hutanku Penuh Asap*
*Oleh Muhammad Joe Sekigawa, A Social Worker, Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman
Sepekan terakhir ini suasana menjadi berubah. Sudah lebih dari dua pekan hujan tak jua turun membahasahi dedaunan hutan hijauku. Bahkan yang terjadi adalah hal sebaliknya, setiap hari semakin menjadi-jadi, asap pekan yang menutupi sinar mentari pagi maupun rembulan di malam hari. Sungguh memilukan pengalaman di tengah hutan dipenuhi asap tebal seperti sekarang ini.
Kemarau ini belum di penghujung perjalanan. Masyarakat pun memanfaatkan kesempatan ini untuk memperluas areal perladangan mereka. Tak ada lagi hirauan apa itu KBK, KBNK atau APL [baca: Kawasan Budidaya Kehutanan, Kawasan Budidaya Non Kehutanan dan Areal Penggunaan Lain] yang sesuai dengan aturan perundang-undangan. Setiap hutan itu dapat mereka buka, maka tak perdulilah dengan kondisi hutan yang semakin habis dan terhabiskan secara terstruktur, rapi dan sistematis.
Di areal konsesi tempat perusahaan tempat kami beroperasi, yang keseluruhannya merupakan wilayah KBK, memang ada yang membuka lahan untuk memperluas wilayah perkebunan sawit mereka, tapi itu tak seberapa. Ketika hasil pembakaran hutan mereka melepaskan asap, tak juga mampu menghasilkan asap semacam ini.
Mengikuti berita di TV, ternyata lebih dari 300 titik api tersulut di wilayah Hutan Kalimantan Tengah. Inilah penyebab utama pekatnya kabut asap di wilayah hutan kami. Matahari pun berubah warna menjadi oranye, rembulan di waktu malam sayup dan terus meredup. Kedua mata tak mampu menjangkau kawasan yang luas karena terhalang asap pekat yang bertransformasi menjadi kabut.
Untungnya, asap ini tak terlampau pedih di mata, mungkin karena telah melewati perjalanan jauh dan mengandung senyawa hidrogen di angkasa. Namun, asap tetaplah asap, ia sama sekali tak sama dengan kabut dingin di pagi hari layaknya suasana pegunungan ketika hendak menantikan sunrise. Asap ini tetap tidak sehat bagi mata maupun pernapasan manusia dan juga hewan-hewan alamiah khas hutan perawan.
Semoga, asap semacam ini tak berlangsung lama. Titik-titik api dapat cepat dipadamkan. Pembukaan lahan-lahan baru yang merupakan KBK tak lagi terjadi. Let’s save our earth, save with always loving and keeping our mother nature, green forest.
Salam hangat dan semangat selalu dalam dekapan ukhuwwah
Camp PT SRL Pulau Pinang-Kembang Janggut, Kabupaten Kutai Kartanegara – Kalimantan Timur
Senin malam, 12 Dzulhijjah 1435 H/06 Oktober 2014 pukul 19.57wita
Dipublikasikan otomatis secara terjadwal oleh WordPress pada hari Kamis, 16 Oktober 2014 pukul 08.00wita