Beginilah Dunia Kerja Pengelolaan CSR Perusahaan*

Beginilah Dunia Kerja Pengelolaan CSR Perusahaan*
*Oleh Muhammad Joe Sekigawa, A Social Worker, Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman
Semenjak mengetahui adanya mata kuliah Pekerjaan Sosial di setting industri (Peksos Industri), saya sudah merencanakan mengambil mata kuliah tersebut. Apalagi, salah satu dosen kebanggaan STKS Bandung kala itu, Pak Adi Suharto, Ph.D., (saat ini telah ditarik menjadi pejabat di Kementerian Sosial RI) begitu produktif menerbitkan buku dengan tema Pekerja Sosial Industri..
Saya pun pada waktunya mata kuliah Peksos Industri dapat saya ambil di semester IV, alhamdulillah di akhir mata kuliah mendapatkan nilai A (excellent). Saya juga merasa berbahagia karena di masa-masa akhir perkuliahan, Pak Dosen mengajak mahasiswanya untuk berkunjung di PT. Coca-Cola Amatil, mengenai program CSR (Corporate Social Responsibility) apa saja yang mereka telah berikan kepada masyarakat..
Dari tahun ke tahun, saya melihat bahwa ketertarikan mahasiswa STKS dalam mendalami pengetahuan Peksos Industri semakin tinggi. Selain jalinan dengan beberapa alumni yang berpraktik di dunia industri juga semakin gencar dikuatkan, tahun 2014 ini juga bentuk praktikum mahasiswa STKS Bandung sudah ada yang masuk ke dunia industri yang cukup besar. Ini sebuah kemajuan yang luar biasa dan turut membuka lebar peluang peranan pekerja sosial di ranah industri..
Ya, berbicara mengenai Peksos Industri, meski sebenarnya peranannya cukup luas, namun dari pihak perusahaan sendiri, hanya baru mengetahui bahwa tugasnya adalah untuk mengerjakan proyek pengembangan masyarakat (community development) melalui dana CSR (Corporate Social Responsibility). Bahkan, masih banyak perusahaan yang menganggap proyek community development itu bisa dikerjakan oleh siapa saja dan tidak memerlukan background kuat pada bidang tertentu..
Secara kasat mata, mungkin saja apa yang diparadigmakan oleh top manajemen perusahaan tersebut adalah benar adanya. Misalkan untuk program pendidikan, kesehatan dan perekonomian, tetap bisa dijalankan oleh orang-orang dengan background pendidikan yang tidak ada kaitannya dengan pengembangan masyarakat. Namun, yang menjadi titik tekannya adalah pada efek jangka panjang dari pelaksanaan program tersebut. Seseorang dengan background yang tepat, akan berusaha sebaik mungkin untuk merancang program dengan dampak jangka panjang. Sedangkan, seseorang dengan background lainnya akan melaksanakan program dengan “seadanya”, yang penting program dapat dieksekusi dan dana dari perusahaan telah habis terserap..
Di sinilah letak tantangan dari para profesional yang mengaku dirinya sebagai seorang Peksos yang akan bergerak di ranah industri/corporate. Kemampuan maksimalnya harus ia keluarkan untuk dapat menciptakan program-program unggulan yang dapat membawa nama perusahaan menanjak naik, tapi di sisi lainnya juga kebermanfaatan yang dapat dirasakan oleh masyarakat juga semakin bertambah besar dan luas cakupannya..
Menginjak pada praktik yang sebenarnya. Kemampuan utama yang dibutuhkan oleh perusahaan di bidang pengelolaan dana CSR ini menurut pandangan saya ada tiga hal: 1)Pengembangan masyarakat (community development), 2)Penanganan masalah yang muncul antara perusahaan dengan masyarakat, dan 3)Resolusi konflik atas kesalahpahaman yang terjadi, dan biasanya dimotori oleh segelintir orang yang hendak mengambil keuntungan pribadi..
Maka, dapat kita katakan bahwa untuk menjadi “qualified” ketika menghendaki berkarier di dunia industri/corporate, ketiga kompetensi utama di ataslah yang harus dipersiapkan semenjak di masa kuliah. Berdasarkan pengalaman pribadi, banyak sekali kemampuan-kemampuan teknis yang dapat dipraktikkan, yang merupakan hasil dari proses belajar dari STKS Bandung. Sebut saja seperti komunikasi dan relasi sosial, analisis masalah sosial, teknik pencatatan dan lain sebagainya. Dengan demikian, proses awal untuk in charge dengan tim di perusahaan tidak mengalami kendala yang sulit..
Realitas lain yang patut kita pahami bersama adalah bahwa tidak hanya profesionalitas kemampuan diri (skill) saja yang dibutuhkan ketika berpraktik pada pengelolaan dana CSR perusahaan, namun juga pemahaman tentang adanya pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemerintah, swasta maupun masyarakat itu sendiri. Itulah mengapa, teori yang kita yakini efektifitasnya tersebut, tidak melulu dapat dipraktikkan sepenuhnya dalam dunia pekerjaan..
Praktik di dunia industri juga dapat kita bagi ke dalam dua kelompok besar: 1)Perusahaan yang memanfaatkan alam, bergerak di bidang pertambangan, kehutanan dan juga perkebunan; dan 2)Perusahaan yang berada di perkotaan atau padat pemukiman. Karena latar yang berbeda, dengan kepentingan yang berbeda pula, maka praktik keduanya memiliki tantangan yang berbeda. Termasuk kualitas dan kreativitas dari program CSR yang akan digulirkan kepada mereka..
Untuk kelompok pertama, program CSR perusahaan sangat bersinggungan erat dengan tujuan peredaman masalah-masalah yang muncul akibat konflik sosial dengan masyarakat setempat. Sedangkan untuk kelompok yang kedua, dapat lebih leluasa mengembangkan programnya tanpa meremehkan masalah-masalah yang juga muncul akibat aktivitas perusahaan mereka..
Nah, memandang fenomena tersebut, maka seorang mahasiswa yang enggan beraktivitas dengan banyak pihak (misalkan tidak aktif di organisasi, malas baca dan diskusi dll), akan mengalami kesulitan-kesulitan dalam memikirkan solusi alternatif atas persoalan yang dihadapinya. Keluasan wawasan, kecakapan asesmen dan ketepatan mengambil solusi menjadi kemampuan mutlak agar dirinya layak disebut sebagai community developer di ranah industri..
Hal terakhir yang ingin saya sampaikan pada kesempatan tulisan singkat ini adalah bahwa seorang peksos yang berpraktik di sektor Industri, tidak cukup hanya dengan mampu menyerap anggaran dana CSR perusahaan dengan baik, namun dampak yang dapat dirasakan oleh masyarakat juga harusnya lebih terasa dan nyata perubahannya..
Salam hangat dan semangat selalu dalam dekapan ukhuwwah
Camp PT SRL Pulau Pinang-Kembang Janggut, Kabupaten Kutai Kartanegara – Kalimantan Timur
Senin siang, 06 Dzulqo’dah 1435 H/01 September 2014 pukul 12.38wita
Dipublikasikan otomatis secara terjadwal oleh WordPress pada hari Selasa, 16 September 2014 pukul 08.00wita
di perusahaan tambang ya bro??