Muslimah dalam Balutan Ilusi Jilbab Syar’i*

Muslimah dalam Balutan Ilusi Jilbab Syar’i*
*Oleh Joko Setiawan, A Social Worker, Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman
Dunia begitu cepat berubah dan tanpa kita sadari telah banyak hal yang luput dari pengamatan. Membaca sejarah di masa lalu, tahun 70-an dan 80-an pernah terjadi pelarangan pemakaian jilbab bagi seorang wanita muslimah di tempat-tempat publik seperti sekolah, universitas dan tempat-tempat fasilitas umum milik pemerintah lainnya..
Itulah mengapa, pada zaman itu, hingga tahun 90-an, wanita muslimah yang mengenakan jilbab lebar dengan menutup hingga ke dada, masih amatlah sedikit. Jikalau ada, sudah dapat dipastikan bahwa ia adalah seorang muslimah hebat dan aktif pada gerakan dakwah kala itu..
Setelah melewati dalam kurun waktu 30 tahunan setelah masa itu, kini wanita muslimah dapat bebas mengenakan jilbab kapanpun dan dimanapun, tanpa takut merasa diintimidasi oleh pihak lain. Hal ini karena negara telah memberikan kebebasan dan jaminan keamanan kepada warga masyarakatnya untuk mengekspresikan pemakaian simbol keagamaan tanpa harus ada diskriminasi..
Tapi ternyata, kebebasan tersebut juga berjalan beriringan dengan semakin rusaknya mode untuk wanita abad modern ini. Karena sampai yang berpakaian minim pun, tetap dianggap sebagai wanita terhormat tanpa punya rasa malu sebagaimana malunya generasi ibu dan nenek mereka dahulu..
Pemakaian jilbab pun menjadi ramai dengan segala pernak-perniknya. Para remajanya telah menyadari bahwa jilbab adalah menjadi simbol identitas sebagai seorang wanita muslimah. Karenanya, mereka mulai beramai-ramai untuk menutup rambut mereka dengan satu kain yang biasa disebut dengan jilbab..
Bahkan, pasca melewati tahun 2010 kemarin, penggunaan kata jilbab atau kerudung yang lebih familiar di masyarakat, bergeser penyebutannya dengan kata hijab. Pemakaian kata hijab yang dipopulerkan oleh kalangan muslimah muda memiliki makna baru yang lebih “lembut” dan kekinian dibandingkan dengan kata jilbab atau kerudung. Bahkan, telah ramai di banyak majalah, internet dan televisi yang menawarkan hijab syar’i..
Hijab syar’i tersebut dimodifikasi sedemikian rupa dengan corak dan warna-warni yang beragam. Dengan demikian, orang yang memakai jilbab akan menjadi terlihat anggun, semakin cantik, cerah dan menyenangkan setiap mata yang memandang..
Antara Bahagia dengan Mengelus Dada
Secara kasat mata, semakin banyaknya intensitas wanita muslimah yang mengenakan jilbab patut menjadi kegembiraan bagi kaum muslimin dimanapun berada. Menyaksikan pemandangan begitu melimpah wanita muslimah yang menutup auratnya, tentu menjadi kebahagiaan yang tak terbayarkan dengan materi apapun, bagi para pengusung dakwah Islam di bumi nusantara..
Tapi, sampai kapan pun juga, kaum zionis dengan segala agenda buruknya, memang tidak akan pernah rela ketika umat Islam kembali pada kesadaran pemahaman lurus atas tuntunan agamanya. Oleh karena itu, berbagai strategi jitu mereka lancarkan untuk menggempur para kaum muda-mudi agar tertipu atas status keagamaannya yang pelan-pelan mereka jauhkan dari sumber murninya..
Fashion yang semula dilancarkan bagi muda-mudi yang telah jauh dari agamanya, sekarang juga mulai dilancarkan kepada para muslimah yang baru coba-coba untuk istiqomah menutup auratnya, khususnya dalam mengenakan jilbab. Maka, dibidiklah para remaja muslimah tersebut agar menggandrungi pemakaian jilbab dengan fashion warna-warni dan katanya masa kini dengan memberikan embel-embel “syar’i”. Padahal apa yang mereka kampanyekan adalah jauh dari makna “syar’i” itu sendiri..
Apapun alasannya, perlu diingatkan kembali bahwa tujuan utama dari pemakaian hijab yang syar’i adalah untuk melindungi diri dan kehormatan seorang wanita muslimah. Dan tentu saja, ini dilaksanakan atas kesadaran sepenuh hati bahwa itu merupakan perintah dari Allah subhanahua wata’ala, Tuhan, Rabb semesta alam beserta seluruh isinya, bahwa kewajiban pertama seorang muslimah yang telah baligh adalah dengan menutup auratnya, dengan kata lain mengenakan hijab dari ujung kepala sampai ujung kaki, selain yang biasa nampak pada dirinya, yakni wajah dan kedua telah tangan..
Lalu, bagaimana bisa disebut syar’i ketika alasan seorang muslimah mengenakan jilbab adalah untuk menutup rambut keritingnya yang seringkali disebut jelek oleh teman-temannya. Atau ia mengenakan jilbab karena ingin disebut cantik dengan tujuan akan lebih banyak orang baik laki-laki maupun perempuan yang akan lebih perhatian dan tertarik dengan penampilan dirinya. Dan banyak lagi beberapa alasan yang tidak berdasar pada perintah syariat sama sekali..
Maka, pemahaman seperti inilah yang harusnya kita luruskan bersama. Bahwa tak boleh lagi mempercantik diri melalui fashion jilbab, dengan tujuan ingin menarik perhatian para lelaki sebanyak-banyaknya. Tapi, harus diniatkan lurus hanya karena Allah, dan senantiasa terus memperbaiki diri..
Percantik Diri dengan Menambah Pengetahuan pada Mejelis Ilmu
Tidak boleh lagi tertipu dengan ilusi yang mempercantik diri melalui fashion jilbab dengan embel-embel “syar’i”. Tapi, bukan juga berarti bahwa memodifikasi jilbab adalah suatu hal yang terlarang, bukan demikian maksudnya. Poin yang ingin disampaikan adalah bahwa ketika memodifikasi jilbab haruslah melewati syarat dasar dari jilbab itu sendiri. Yakni yang tebal/tidak transparan, lebar hingga menutup dada, tidak membuat seperti punuk unta, dan berdasarkan jumhur ulama bahwa aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan saja..
Nah, oleh karenanya jika diri kita merasa masih sedikit ilmu agamanya, terutama terkait dengan seperti apakah jilbab syar’i itu, maka tak boleh malas untuk memperdalam pengetahuannya melalui majelis-majelis ilmu yang saat ini bertebaran di mana-mana..
Itulah kecantikan yang hakiki, yakni memenuhi kewajiban dasar sebagai seorang muslimah dengan menutup aurat secara sempurna (syar’i), memperbagus akhlak diri, dan memperluas cakrawala keilmuan dan pemahaman terkait agamanya..
Kecantikan itu tidak dinilai dengan pakaian atau jilbab mahal yang kita kenakan, bukan pula banyaknya perhiasan yang mengalur pada leher atau melingkar pada lengan tangan dan jari-jemarinya. Tapi pakaian takwa, itulah yang utama. Allah berfirman, “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat” (Q.S Al A’raaf, 7:26)..
Penutup
Bukan curiga atau su’udhon sebagai sikap yang dikedepankan dalam memandang dan menilai sesuatu fenomena. Namun, yang disampaikan di sini adalah sebuah rasa kewaspadaan sebagai seorang muslimah yang telah memiliki i’tikad baik untuk berbenah, maka jangan setengah-setengah. Allah memperingatkan kita, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu” (Q.S Al Baqarah, 2:208)..
Sebuah ilusi, selamanya tidak akan pernah menjadi nyata. Sedangkan kesenangan dan kenikmatan yang kita rasa dari ilusi tersebut, hanyalah fana semata. Maka, risalah singkat ini ditulis dengan nafas cinta, kepada saudari muslimah dimanapun berada. Bahwa, mereka pun harus waspada, karena musuh-musuh yang benci terhadap mekarnya bunga-bunga haraki Islam, melakukan berbagai macam strategi yang halus tanpa disadari secara langsung oleh generasi Fatimah di masa kini..
Sadarkan diri, kecantikanmu hanyalah untuk mahram-mu, wahai muslimah yang dirindu surga.. ^_^
Salam hangat dan semangat selalu dalam dekapan ukhuwwah
Kembang Janggut-Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
Senin siang, 14 Jumadil Akhir 1435 H/14 April 2014 pukul 12.04 wita
Dipublikasikan otomatis secara terjadwal oleh WordPress pada hari Jum’at, 25 April 2014 pukul 08.00wita
kadang sangat prihatin dengan keadaan jilbab sekarang ini. Apalagi trend sekarang yang sering muncul mengenai jilbobs. Apakah ini sudah merupakan tanda-tanda akhir zaman? Kita doakan semoga wanita-wanita muslimah bisa mengenakan jilbab sesuai dengan syariat islam.
Aaamiinn ya Rabb…
ammin ya allah ya robb
Reblogged this on KAMMI STKS BANDUNG.
Syi’ar Islam untuk memperbaiki jilbab udah mulai banyak sekarang, kita doakan saja mudah-mudahan banyak yang terpanggil jiwanya untuk memperbaiki diri 🙂
Aamiinn… Semoga mba…