Aku Harus Kembali*

Aku Harus Kembali*

*Oleh Joko Setiawan, A Social Worker, Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman

Usia ini terus saja bertambah, dan dalam pengertian yang lain, kita semakin mendekati waktu kematian, dan segera beralih menuju alam selanjutnya. Bukankah di dunia ini hanyalah sebuah perjalanan yang amat sangat sebentar? Karena itulah kita tidak boleh terlena dengan berbagai kenikmatan dunia yang sebenarnya semu, menipu dan merupakan manipulasi kelezatan yang tak hakiki..

Namun demikian, bukan berarti segala hal yang ada di dunia tidaklah berguna dan tidak bermanfaat sama sekali. Bahkan sebaliknya, dengan perjalanan yang sebentar itulah yang akan mengantarkan kita kepada kebahagiaan yang hakiki di surganya Allah kelak. Itulah bukti nyata kebesaran rahmat Allah kepada hamba-Nya..

Kerja-kerja amal di dunia untuk tabungan kehidupan kekal di akhirat tidak terbatas pada ibadah vertikal (ritual) semata, melainkan juga ibadah dalam wujud amal-amal horisontal alias berbuat baik dan bermanfaat bagi sesama manusia dan alam semesta..

Wujud kerja nyata di dunia yang akan mampu memberikan efek pengganda disadari oleh aktivitas tarbiyah sebagai aktivitas politik yang bermuara kepada kepemimpinan dalam kerangka kenegaraan. Saya pun yang mengaku diri menjadi bagian darinya, juga memikirkan bentuk kontribusi yang nantinya memiliki efek siginifikan terhadap kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat..

Saya menjadi teringat saat pengumpulan data penelitian Karya Ilmiah Akhir (KIA) sebagai bentuk persyaratan utama mendapatkan gelar Sarjana dari Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung. Di pertengahan tahun 2012 lalu, saya mengumpulkan data di kabupaten tempat saya dibesarkan di usia remaja. Penelitian itu berlokasi di daerah terpencil di sebelah Selatan Kota Bojonegooro..

Fokus saya adalah meneliti tentang bencana luapan banjir Bengawan Solo dan bencana banjir bandang. Untuk banjir Bengawan Solo, saya menyusuri daerah di pinggiran kota Bojonegoro. Namun untuk meneliti bencana banjir bandang, saya harus mendatangi desa-desa terpencil yang terletak di lereng gunung, di sebelah Selatan wilayah Kabupaten Bojonegoro..

Dari aktivitas inilah, saya mendapati bahwa ternyata masyarakat miskin di kota saya masih banyak dan tampak nyata adanya. Infrastuktur di daerah terpencil tersebut juga masih jauh dari citarasa kota. Saya pikir, di tahun 2014 ini sudah tak ada lagi desa di Pulau Jawa yang tidak tersentuh kemodernan. Tapi ternyata, kehidupan modern yang ada hanyalah dinikmati oleh sebagian masyarakat, dan sebagiannya masihlah tetap miskin dan terbelakang secara pendidikan dan pengetahuan..

Maka, saya kembali berpikir. Bahwa, baik di Tuban (kabupaten kelahiran saya) dan Bojonegoro (tempat saya menimba ilmu SMP dan SMK) masih memiliki banyak masyarakat termarjinalkan dan jauh dari kriteria “sejahtera”. Maka, hal tersebut menjadi alasan kuat bahwa di suatu saat nanti, saya harus berkontribusi nyata untuk kedua kabupaten tersebut..

Bagaimana bentuk kontribusi nyata tersebut? Saya memiliki “krenteg” hati, bahwa suatu saat DPRD Kabupaten Tuban maupun Bojonegoro harus diisi oleh jiwa-jiwa muda,  tidak perlu “harus” dari salah satu partai tertentu, tapi dari partai apapun yang berkeinginan kuat untuk membangun. Karena telah terbukti, jika lembaga legislatif diisi oleh orang-orang tua, maka tidak ada perubahan progresif yang akan mampu diciptakannya..

Lima atau 10 tahun ke depan, lembaga legislatif maupun eksekutif pemerintah daerah seperti kota Tuban ataupun Bojonegoro harus diisi oleh kaum muda reformis yang jiwanya lahir pada akhir masa orde baru dan di masa-masa awal reformasi..

Kemiskinan secara struktural yang tidak mampu diatasi oleh para wakil rakyat dan pemimpin hari ini, harus segera diputus dengan menciptakan produk-produk kebijakan yang pro rakyat, dan dapat dikawal secara ketat agar kebijakan tersebut dapat dijalankan sebagaimana mestinya..

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme memang masih menjadi momok bagi pemikir perubahan di masa depan, tapi dengan landasan iman dan takwa serta pengetahuan yang mumpuni, akan mampu membawa perubahan yang sebenarnya hingga rakyat Tuban dan Bojonegoro dapat dikatakan sebagai masyarakat yang bahagia, makmur dan sejahtera..

03 Joko jd Saksi PKS di TPS 05 Camp Rig Ds KahalaSaya, seorang Joko Setiawan, S.ST., pada masanya nanti, akan kembali mengabdikan diri untuk Tuban dan Bojonegoro. Tahun 2019 atau tahun 2024, saya akan kembali ke sana. Merajut mimpi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, dengan niat Lillah, hanya karena Allah subhanahu wata’ala..

Maka, saksikanlah azzam ini akan kuat terikat, dan terus membesar sampai pada saat diwujudkan adanya..

Bismillah.. Laa haula walaa kuwwata illaa billahil aliyyil adziim..

Salam hangat dan semangat selalu dalam dekapan ukhuwwah

Kembang Janggut-Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
Sabtu sore, 12 Jumadil Akhir 1435 H/12 April 2014 pukul 17.41 wita

Dipublikasikan otomatis secara terjadwal oleh WordPress pada hari Kamis, 24 April 2014 pukul 08.00wita

Comments
4 Responses to “Aku Harus Kembali*”
  1. lazione budy says:

    Salam bersih, peduli dan profesional.
    and then good luck…

Tinggalkan Jejak ^_^

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: