Enggan dengan Kader KAMMI*

Enggan dengan Kader KAMMI*
*Oleh Joko Setiawan, A Social Worker, Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman
Mengenal ikhwah KAMMI, bagi saya adalah suatu hal yang luar biasa. Saya menemukan mereka sama sekali berbeda dengan ikhwah LDK. Saya tidak bermaksud untuk melebihkan mereka di atas ikhwah LDK, namun kekaguman saya memang berbeda diantara kedua jenis aktivis tersebut..
Penilaian “berbeda” yang paling mencolok adalah bahwa mereka, para aktivis KAMMI, di samping kelembutan mereka dalam aktivitas keseharian, aktivis KAMMI juga memiliki ketajaman analisis yang cukup progresif di berbagai bidang, khususnya untuk analisis masalah perpolitikan daerah, provinsi dan juga lingkup nasional..
Benar. Bahwa saya cukup terinspirasi oleh ikhwah KAMMI, dari banyak segi. Namun, juga tidak mengurangi rasa salut saya terhadap para aktivis LDK “murni”. Biasanya yang “murni” memang lebih dicari, namun mereka, para ikhwah yang berkecimpung aktif di LDK dan juga sekaligus di KAMMI, menjadi nilai lebih di mata saya..
Pembicaraan mengarah kepada alur yang lebih serius, yakni ketika aktivis KAMMI dikaitkan dengan jodoh atau pernikahan. Meski saya memang cukup mengagumi para aktivis KAMMI, tapi tidak serta merta saya juga begitu mengidolakan para akhwat KAMMI nya. Memang perlu berpikir beberapa kali untuk mantap memilih akhwat di satu almamater organisasi..
Dari perbincangan beberapa sahabat di KAMMI, memang saya temui ada beberapa dari mereka yang begitu mantap memastikan bahwa calon isterinya, nanti tidak boleh dari KAMMI juga, ia lebih “prefer” akhwat LDK yang tidak terkontaminasi dengan pemikiran-pemikiran progresif KAMMI. Entahlah apa yang ada di benaknya, kok tidak menghendaki akhwat KAMMI sebagai calon pendamping hidupnya..
Ternyata, pengalaman yang hampir serupa juga saya dapatkan di buku “Mengapa Aku Mencintai KAMMI” yang terbit pada tahun 2010 silam. Di buku tersebut juga kalau saya tidak salah ingat, ada sedikit cerita tentang keengganan akhwat diperisteri oleh ikhwan KAMMI, atau sebaliknya, sang ikhwan tidak menghendaki memperisteri akhwat KAMMI. Pada titik ini, saya masih mengalami kebingungan, sebenarnya alasan apa yang mendasari mereka berpikir demikian..?
Ah, biarlah pertanyaan tersebut masih menyimpan jawaban penuh misteri. Bagi saya, berada dalam satu jamaah KAMMI, berarti diantara kami (para aktivis ikhwan maupun akhwatnya) telah memiliki koneksi yang kuat, terutama mengenai cara berpikir dan berkontribusi di era/mihwar muassasi ini. Oleh karenanya, menurut saya akan lebih banyak ditemukan kesamaan, daripada perbedaan diantara keduanya, sehingga dapat menyokong kekokohan jalinan rumah tangga yang akan dibangun nantinya..
Semuanya memang akan kembali kepada pribadi masing-masing. Memutuskan aktif pada wajihah yang mana, berinteraksi lekat dengan siapa saja, memberikan kontribusi dengan jenis seperti apa dan lain sebagainya. Intinya, yang terpenting adalah bahwa sang calon adalah seorang aktivis dakwah, komitmen dengan jalan yang ditempuhnya, serta memiliki semangat dan visi yang jelas untuk masa depan kehidupannya..
Kader KAMMI, hanyalah satu diantara jutaan ikhwan dan akhwat yang layak untuk dijadikan pendamping hidup. Organisasi dakwah lainnya pun demikian, mereka memiliki kualitas yang tak kalah bermartabatnya dalam kancah dakwah dunia, dan masing-masing diri kita terus berfastabikhul khairat alias saling berlomba-lomba dalam kebaikan..
Suatu saat, mungkin kita bisa menceritakan rasa ini, yang dahulunya berpikir untuk menolak kader KAMMI, kemudian berganti dengan pemikiran yang lain, atas proses belajar learning by doing. Seseorang tak harus terjun di lubang yang sama dengan yang pernah kita terjebak di dalamnya. Berbagilah, karena berbagi itu tidak pernah rugi. Insya Allah.. ^_^
Salam hangat dan semangat selalu dalam dekapan ukhuwwah
Kembang Janggut-Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
Sabtu siang, 23 Rabiul Awal 1435 H/25 Januari 2014 pukul 11.50 wita
Dipublikasikan otomatis secara terjadwal oleh WordPress pada hari Kamis, 20 Maret 2014 pukul 08.00wita
—–
Keterangan: Artikel ini termasuk rangkaian cuplikan narasi dalam Buku “Kado Cinta 4 Isteri Sholihah” yang akan dihadiahkan sebagai mahar kepada Sang Calon Isteri Tercinta di Masa Depan. Akan diterbitkan di Blog Bocahbancar setiap Hari Senin dan Kamis, mulai terbit pertama kalinya sejak hari Senin, 10 Jumadil Akhir 1435 Hijriah/10 Februari 2014.
Reblogged this on KAMMI STKS BANDUNG.