Story 032 Merapatkan Barisan di DRM PKPU

Penyerahan bantuan di Jakarta Barat

Penyerahan bantuan kepada korban banjir di Jakarta Barat


Merapatkan Barisan di DRM PKPU

Perkenalan langsung dengan PKPU telah ada semenjak saya mewakili KerLiP (Keluarga Peduli Pendidikan) pada event-event yang diadakan oleh Humanitarian Forum Indonesia (HFI) di Jakarta pada tahun 2011 silam. Di sana memang hadir pula Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat alias PKPU sebagai salah satu dari peserta dan anggota HFI tersebut.

Masa itu, saya masih orang awam di pergulatan dunia dakwah. Dan alih-alih berpikiran untuk berkiprah di Lembaga Kemanusiaan yang berbasiskan agama Islam, saya malah sangat menggebu ingin berkarier di Lembaga PBB atau International NGO. Oleh karenanya pada akhir tahun 2011 kemarin juga saya mengikuti seleksi untuk menjadi Case Worker di Save the Children yang kebetulan dikomandoi oleh alumni dari STKS Bandung juga.

Mengenai ketertarikan pada bidang Penanggulangan Bencana atau Disaster Management memang telah ada semenjak saya mengenal Pak Puji Pujiono. Meski hanya mengenal dari kejauhan, beliau yang saat ini berkantor di UNDP Bangladesh, dan juga merupakan salah satu alumni STKS Bandung menjadi sosok inspirator unggulan bagi diri saya.

Dan terang saja, semenjak bersentuhan dengan basis dakwah jama’ah Tarbiyah, mainstreaming SEPILIS (Sekulersime, Pluralisme, dan Liberalisme) telah punah dari dalam kepala dan dada saya, bergantikan dengan nilai-nilai luhur Islam yang membuat bangga siapapun yang mengenalnya. “. . . Waradhiitu lakumul Islaamadiina . . ./ ” . . . dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu . . .“ (Q.S Al Ma’idah: 3). Maka, ridho siapa lagi yang akan kita harapkan kecuali ridho dari Allah Azza wa jalla? (rhetorical question).

Maka, dari sinilah, di akhir tahun 2011 yang lalu, saya telah mengazzamkan diri bahwa suatu saat nanti, saya akan berkontribusi di Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) dengan concern pada Disaster Risk Management (DRM) atau pengelolaan CSR (Corporate Social Responsibility).

Tidak banyak memang yang kulakukan setelahnya, saya masih merasa jalan untuk ke PKPU masih cukup jauh. Dan yang terpenting bagi saya kala itu adalah memperkuat basis diri, basis keilmuan dan keahlian di bidang Disaster Management as a professional social worker.

Beberapa penguat memang telah saya lalui, misalnya dengan ikut project LPM (Lembaga Pengabdian Masyarakat) STKS Bandung untuk pelayanan sosial terhadap masyarakat rawan bencana di Kabupaten Bandung. Kemudian, saya juga mengambil mata kuliah Pelayanan Sosial terhadap korban Bencana dan Pengungsi di semester VII saat duduk di jenjang Diploma IV Jurusan Rehabilitasi Sosial STKS Bandung. Lalu yang terakhir, saya mengambil KIA (Karya Ilmiah Akhir), atau Skripsi bagi yang menempuh S-1, yakni tentang “Resiliensi Keluarga Korban Bencana Banjir Bandang di desa Kuncen kecamatan Padangan kabupaten Bojonegoro provinsi Jawa Timur” dengan nilai Ujian Sidang Cumlaude. Alhamdulillah ^_^

Tak lupa juga, saya sejak pertengahan hingga akhir tahun 2011 juga ikut mengerjakan project  yang digarap oleh KerLiP bertemakan PRBBS (Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Sekolah) yang saya kerjakan di kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung. Kemudian, saat ikut aktif di DPD PKS di kabupaten Bojonegoro pada masa-masa mengerjakan KIA tersebut, saya juga dipertemukan dengan Penanggung jawab area kerja PKPU wilayah kabupaten Bojonegoro, Ustadz Didit beliau bernama. Alhamdulillah, pertemuan tersebut menjadi penguat tersendiri bagi saya untuk nantinya pasca kelulusan dari STKS hendak berkiprah di PKPU.

Masa pun silih berganti, saya sudah diwisuda pada tanggal 10 Oktober 2012 kemarin dan sejak saat itu saya langsung hijrah ke Jakarta. Pekerjaan sudah menanti dengan demikian padatnya. Ini berkat budi baik dari Pak Rahman yang memang menyayangkan ketika seorang Joko Setiawan harus menyandang status “pengangguran” setelah menyandang gelar S.ST. (Sarjana Sains Terapan). Sungguh nikmat Allah tak pernah ada yang bisa saya dustakan (lihat Q.S Ar Rahman: 13).

Sedari awal, saya juga telah menyampaikan kepada Pak Rahman bahwa nantinya saya hendak berkarier di DRM PKPU. Cukup jelas yang saya sampaikan, maunya di DRM PKPU, bukan yang lain. Dan Pak Rahman memaklumi hal itu. Yang diminta oleh Pak Rahman adalah saya dapat membantu beliau selama saya belum mendapatkan apa yang saya kejar tersebut. Jazakallahu khairan katsiro Pak Rahman, hanya Allah sebaik-baik pembuat balasan atas budi baiknya.

Sempat berpikir untuk menyelesaikan kontrak dulu dengan Pak Rahman yang akan berakhir di Mei tahun 2013 nanti. Namun, informasi dari Murobbi cukup mengagetkan. Ya, sebagai mutarabbi, saya bercerita banyak hal terhadap Murobbi saya, termasuk keinginan besar berkarier di DRM PKPU tersebut. Saya pun mendapatkan sinyal baik bahwa ada lowongan di DRM PKPU yang disampaikan oleh Murobbi pada awal Desember kemarin. Alhamdulillah, tak mau menunggu waktu yang cukup lama. Saya pun langsung merapikan CV dan membuat surat lamaran untuk mengisi kekosongan SDM sebagai Reporting DRM PKPU dan telah sampai di kantor Pusat PKPU pada tanggal 03 Desember 2012 yang lalu.

Awalnya dahulu (sekitar awal atau pertengahan bulan November 2012), informasi dari Ustadz Cecep yang difasilitasi oleh Murabbi, menyebutkan bahwa PKPU memang sedang sangat sibuk mempersiapkan program 2013, dan puncaknya adalah Rakernas di Puncak, Bogor. “Setelah tanggal 15 Desember sepertinya PKPU sudah agak lenggang”, demikian tutur beliau.

Waktu demi waktu telah berlalu, sudah hampir mencapai tanggal 18 Desember, namun tak ada kabar juga dari PKPU. Kenapa jadi ngambang begini, paling tidak ada tanggapan dari pihak PKPU, apakah lamaran saya sesuai dengan kebutuhan PKPU atau tidak, begitu pikiran saya kala itu. Maka, saya pun kembali menanyakan secara santun kepada Ustadz Cecep, kabar dari beliau akan segera mengecek.

Waktu pun kembali berlalu, sudah lewat tanggal 25 Desember 2012, namun kabar pun tak kunjung datang. Maka, saya sudah siap jika memang pada akhirnya saya tidak qualified sesuai dengan kebutuhan DRM PKPU. Maka, saya pun mengirimkan sms kepada Ustadz  Cecep untuk mendapatkan kabar penegasan dari pihak PKPU. “Saya siap untuk melamar di tahun depan ke PKPU karena azzam saya memang ingin berkiprah di DRM PKPU”, itulah ucapan penuh semangat yang saya sematkan di sms kepada Ustadz Cecep. Beliau pun menjawab, “baik, saya akan cek ke Manajer HRD PKPU”. Alhamdulillah, cukup melegakan rasanya. Saya tidak butuh jawaban diterima atau tidak, namun paling tidak sudah ada respon yang cukup baik dari pihak terkait.

Jumuah Mubarak, insyaAllah memang penuh berkah. Tepat pukul 15.00wib saya mendapatkan panggilan dari nomor 021 (Jakarta). Di seberang sana menyapa, “halo assalamu’alaykum, benar dengan Pak Joko”. “Wa’alaykumsalam. Ya, saya Joko”, jawab saya. Kemudian perbincangan pun berlanjut. Alhamdulillah, lagi-lagi ucap syukur yang terlontar dari bibir mungil ini. Mbak Astri dari PKPU Pusat mengabarkan kepada saya untuk panggilan interview langsung dengan Manajer DRM PKPU pada hari Kamis, 03 Januari 2013 pukul 09.00wib.

Hanya mengharap ridho dari-Mu ya Rabb. Semoga dengan nanti berpindahnya tempat kerja dari PeDe Corp ke PKPU akan semakin menambah khasanah keilmuan, keterampilan, dan ketakwaan kepada-Mu ya Allah.

Waktu interview itu pun tiba. Kamis pagi, 19 Safar 1434 Hijriah/ 03 Januari 2013 adalah jadwal saya untuk interview dengan pihak PKPU Pusat yang bertempat di Graha Peduli PKPU, Condet-Jakarta Timur.

Tak mau telat walau semenit pun, saya pun sejak pukul 07.00wib telah bersiap berangkat dari kostan. Kemudian, memang benar, pukul 07.30wib saya sudah tiba dan lokasi. Tidak langsung masuk ke kantor PKPU, karena janjinya memang interview dilaksanakan pukul 09.00wib. Saya jauh hari sebelumnya sudah merencanakan demikian. Yakni tak jauh dari Kantor PKPU ini terdapat masjid, dan saya menunaikan sholat Dhuha serta tilawah Al Qur’an di sana.

Ya, masjid memang tempat paling nyaman untuk beristirahat, membaca buku atau tilawah Al Qur’an, dan tentu saja melaksanakan sholat baik sunnah maupun wajib.

Pukul 08.30wib, saya menuju kantor PKPU, sudah membuka pintu, ternyata begitu ramai di dalamnya, (karena dasarnya saya adalah orang yang pemalu) maka saya pun mengurungkan niat untuk masuk ke dalam. Lagipula terlihat oleh saya tempat duduknya juga penuh, dan waktu janjian juga masih pukul 09.00wib nanti.

Saya pun menuju ke arah satpam yang tengah mengatur parkir kendaraan karyawan PKPU. “Iya Pak, kalau hari Kamis pagi memang selalu ramai seperti ini, ada sesi meeting rutin”, demikian ungkap keterangan dari Satpam yang saya tahu namanya Pak Dadi. Saya pun melanjutkan perbincangan ke hal-hal yang lainnya, sembari menghabiskan waktu. Dan ketika pukul 08.50wib saya pun masuk, dan orang di ruang tamu sudah tak begitu ramai lagi.

Ternyata tidak hanya saya saja yang mendapatkan jadwal interview hari Kamis itu. Ada mas  (waduh lupa namanya) fresh graduate dari UIN Syahida Jakarta. Kemudian ada pula Akh Mukhlis yang telah berpengalaman di bidang pembuatan program Rumah Zakat.

Tak begitu banyak yang saya bicarakan dengan mas (yang lupa namanya) itu karena tak beberapa lama kemudian, beliau dipanggil untuk masuk wawancara. Namun, saya tahu bahwa beliau akan interview untuk bagian IT/Sistem Informasi PKPU. Beda lagi dengan Akh Mukhlis, beliau adalah orang easy going, beliau pula yang menyapa saya terlebih dahulu, kemudian mengalirkan perbincangan di antara kami berdua.

Pembicaraan dengan Akh Mukhlis mulai dari asal kampus, tempat tinggal, pengalaman pekerjaan, alasan pindah kerja, hingga ke masalah pernikahan. Sampai-sampai kendala menjelang beliau menikah pun diceritakan. Yang awalnya, dari sindiran sich. “Akh, antum sudah berkeluarga?”, tiba-tiba tanya Akh Mukhlis. “Belum Akh”, jawab saya. Kemudian beliau menimpali lagi, “Memang usia antum berapa sekarang Akh?” dan saya pun menjawab, “24 Tahun Akh”. Langsung beliau nyeletuk, “Lah, 24 tahun kok belum nikah?”. Jedddaaarrrrr!! Pertanyaan retoris yang sungguh mengena.

Hohohoho, di situlah uniknya beliau. Memang sudah pada dasarnya orang yang mudah bergaul ya. Dan dalam waktu sekejap pun kami sudah seperti layaknya kawan dekat yang lama tidak berjumpa. Memang inilah indahnya Tarbiyah, memahamkan kita akan makna ukhuwah, persaudaraan hakiki dalam Islam. “Innamal mu’minu ikhwah . . ./ Orang-orang mukmin itu sesungguhnya bersaudara. . . .” (Q.S Al Hujuraat: 10).

Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 10.00wib, dan saya pun mendapatkan kesempatan interview tersebut meninggalkan Akh Mukhlis sendirian yang masih menunggu dipanggil juga.

Saya memang telah beberapa kali mengikuti interview, apakah itu terkait perihal urusan akademik kampus, maupun pekerjaan. Maka, tak ada yang saya khawatirkan selain perasaan mantap bahwa saya memang layak dipekerjakan di DRM PKPU ini. Dan benarlah demikian adanya. Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur memang hanya layak dihaturkan kepada Rabb alam semesta beserta seluruh isinya, Allah subhanahu wata’ala. Wawancara pertama dapat saya lalui dengan lancar dan tanpa terbata-bata. Teringat doa Nabi Musa alayhi salam, “Berkata Musa:Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku” (Q.S Thahaa: 25-28).

Namun, dijelaskan oleh pihak HRD PKPU bahwa sebenarnya ada dua sesi wawancara, dan wawancara kedua setelah dengan pihak HRD adalah langsung dengan Manajer DRM PKPU, Ustadz Muhammad Kaimuddin. Tapi sayangnya, beliau hari itu belum tiba dari Rakhine-Myanmar (misi kemanusiaan untuk muslim Rohingya). Ya, DRM PKPU memang tengah membantu saudara-saudara kita muslim Rohingya di Myanmar sana.

Doa saya, semoga maksimal hari Senin nanti (23 Safar 1434 Hijriah/ 07 Januari 2013) panggilan wawancara dengan Ustadz Muhammad Kaimudin dapat terlaksana. Aaamiiinn

Hari Senin (07 Januari 2013) pun tiba, saya menunggu dan menunggu, berharap akan datangnya kabar panggilan interview. Namun . . . Ya begitulah. Hari Senin itu saya lewati tanpa kabar yang memuaskan adanya.

Kemudian beralih ke hari Selasa. Alhamdulillah ada kegiatan yang dapat saya lakukan. Mas Prast sebagai Ketua DF FORKOMKASI mendelegasikan saya sebagai Staf Ahli Bidang Relasi Publik untuk hadir pada agenda Rapat Konsolidasi KPSI (Konsorsium Pekerjaan Sosial Indonesia) yang rencananya digelar di ruang rapat lantai II Kantor Kementerian Sosial RI, tapi pada akhirnya diubah tempatnya menjadi di RM Handayani di seberang Gramedia Matraman. Saya pun datang ke Kemensos sendirian, dan di sana bertemu dengan Mas Sahrul (Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Informasi) dan Mas Aldy (Ketua Pengurus Regional FORKOMKASI Jakarta), karena kebetulan mereka berdua juga diutus oleh Mas Prast untuk mewakili agenda rapat tersebut.

Namun ketika di perjalanan menuju Kemensos tersebut, tiba-tiba telfon masuk bernomor depan +6221 (nomor DKI Jakarta). Waktu itu saya masih berada di dalam Bus Mayasari Bhakti Jurusan Kampung Rambutan-Senen. Alhamdulillah, itu adalah panggilan untuk wawancara dengan Manajer DRM PKPU di hari Rabu, 08 Januari 2013 pukul 14.00wib. Betapa riangnya hati menerima kabar gembira tersebut. Bagaikan turun hujan di tengah tandusnya padang kehidupan ^_^

Akh Mukhlis yang telah saya kenal sebelumnya sebagai kawan seperjuangan (jadwal interview-nya berbarengan) juga mengirimkan sms menanyakan apakah ada panggilan atau tidak, sedangkan dia sendiri telah mendapatkan panggilan interview berikutnya di hari Rabu. Kemudian saya jawab, “Alhamdulillah Akh Mukhlis, ana juga mendapatkan panggilan itu, dan jadwal kita sama, yakni di jam 14.00wib, kita ngobrol-ngobrol dulu di sana ya, sampai bertemu besok Akh”.

Hari berganti menjadi Rabu, 09 Januari 2013. Saya sampai di Kantor PKPU tepat pukul 13.30wib, kemudian menulis absensi kunjungan yang di-receptionist-i oleh mbak Astri. Tak lama saya duduk, Akh Mukhlis datang. Kami berbincang beberapa saat lamanya. Kemudian Mas Bobby dari HRD menyampaikan bahwa interview saya dilaksanakan di gedung sebelah (gedung Pendayagunaan/PDG, dimana kantor DRM berada), sekitar 200 meter dari gedung PKPU Pusat ini.

Segera saya menuju kantor PDG PKPU, waktu menunjukkan 14.00wib. Pak Kaimuddin mempersilahkan saya untuk menunggu sejenak karena beliau ada beberapa urusan. Kemudian 30 menit berlalu, dan barulah Pak Kaimuddin selaku Manajer DRM ditemani oleh Mas Jawad, salah satu tokoh senior DRM mewawancarai saya secara bergantian.

Pembicaraan pun tak jauh dari esensi gambaran pekerjaan yang nantinya akan diamanahkan kepada saya. Tak lama memang, sekitar pukul 15.15wib wawancara dirasa telah cukup, dan Mas Jawad memberikan satu PR untuk saya, yakni simulasi/ujicoba membuat SitRep (Situation Report) terhadap kejadian bencana angin puting beliung yang menerjang Kabupaten Polewali Mandar (Polman).

Baru mempersiapkan beberapa saat, Adzan Ashar pun berkumandang, dan saya melaksanakan sholat Ashar berjama’ah terlebih dahulu di masjid (mushola) yang letaknya tak jauh dari kantor PDG PKPU.

Usai sholat Ashar, otak saya pun menjadi lebih fresh dari sebelumnya, kemudian mulai mengerjakan pukul SitRep 16.00wib. Telah saya targetkan memang hanya dengan 30 menit saya, akan saya selesaikan SitRep ini, dan kemudian saya serahkan. Alhamdulillah, tak meleset dari dugaan, kurang dari pukul 16.30wib, saya telah kirimkan Ujicoba SitRep Bencana Angin Puting Beling Kabupaten Polman ke Pak Kaimuddin dan Mas Jawad. Lalu, saya pun pulang . . .

Hari Rabu berganti menjadi hari Kamis, beberapa puluh menit menjelang sholat Dhuhur, Mas Bobby dari HRD kembali menelfon saya dan meminta saya untuk datang ke kantor PKPU di hari Jumuah pagi sekitar jam 9 atau 10 pagi. Alhamdulillah, alamat kabar baik bagi usaha saya untuk menapaki pengalaman berkarier di PKPU ^_^

Dan Akhirnya, Jumuah pagi itu tanggal 11 Januari 2013 saya ditetapkan untuk bergabung dengan Divisi DRM PKPU dengan masa percobaan selama tiga bulan ke depan. Subhanallah, Walhamdulillah, Walaa Ilaa Ha Illallahu Allahu Akbar!! Sungguh teringat pada salah satu firman-Nya, “Fabiayyi ‘aalaa I robbikumaa tukaddzibaan/ Maka nikmat Tuhan kamu yang mana lagikah yang kamu dustakan?” (Q.S Ar Rahman: 13).

Hari Senin nanti (14 Januari 2013), saya sudah mulai ngantor di PKPU diawali dengan Salam Pagi, sebuah acara cultural nya PKPU untuk membangun semangat para pegawainya. InsyaAllah, dengan hadirnya saya di DRM PKPU ini, ber-azzam akan menuangkan gagasan-gagasan serta terobosan baru untuk kemajuan DRM PKPU, with a social worker’s view of course ^_^

Rangkaian narasi yang sungguh amat panjang tersebut merupakan empat narasi bersambung yang saya terbitkan di blog bocahbancar pada saat berproses menjalani rangkaian cerita awal masuk di PKPU. Beberapa narasi berikutnya..

Saat di Kantor Divisi DRM Direktorat Pendayagunaan PKPU Pusat, Lantai III

Saat di Kantor Divisi DRM Direktorat Pendayagunaan PKPU Pusat, Lantai III

Beginilah Suasana Kerja yang Diimpikan

Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaa ha illallahu allahu akbar!

Bagaimana saya bisa bersyukur ketika keinginan-keinginan selama ini senantiasa dikabulkan oleh-Nya. Tidak semua keinginan memang, dan ini bagian dari realistisitas pemikiran. Kadang kita menyukai sesuatu, padahal Allah sangat membencinya, begitu pula sebaliknya, kita teramat sangat membenci sesuatu, padahal Allah sangat menyukainya (lihat Q.S Al Baqarah: 216). Jadi jangan sampai salah ambil langkah ya. Dan selalu saja kita ingat firman agung-Nya, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (Q.S Ibrahim: 7).

Semenjak hari Senin lalu (14/1) saya sudah mulai masuk kerja di kantor pkpu. Diawali dengan kegiatan Salam Pagi yang memang selalu dilaksanakan pada setiap hari Kamis untuk menambah semangat para pegawai pkpu serta menyebarluaskan informasi-informasi penting terkait target dan pencapaian pkpu. Khas sebuah lembaga sosial berbasis keagamaan, maka tindak tanduk, aturan, dan suasana kerja pun diatur sedemikian rupa hingga ia memang layak disebut sebagai pola hidup masyarakat muslim.

Ya, di sini (baca: pkpu) memang tak dapat saya temukan sama sekali diantaranya karyawatinya yang tidak menutup hijab secara sempurna (hijab besar/lebar, kemeja lengan panjang, rok hingga menutup mata kaki), sedangkan sebagian besar karyawannya adalah mereka yang berjanggut tipis hingga tebal, baik yang muda maupun yang sudah senior.

Jangan heran juga kalau saat waktu sholat fardhu telah masuk, maka mushola di dekat kantor (karena tidak ada masjid di dekat kantor) selalu hampir penuh tempatnya. Para laki-laki telah sadar (tanpa dipaksa) untuk menunaikan sholat fardhu di mushola/masjid, sedangkan para akhwat (baca: perempuan) dibuatkan tempat sholat khusus di dalam area kantor.

Suasana kerja yang saya rasakan juga cukup berbeda dengan tempat-tempat kerja sebelumnya. Di pkpu ini suasananya lebih egaliter, tidak ada senioritas dan junioritas kecuali dalam hal membagikan ilmunya (yang lebih kaya pengalamannya membagi kepada yang baru masuk). Suasana yang dibangun, bahkan antara OB (office boy), dengan pimpinan tertinggi pun biasa saja, kami berinteraksi layaknya teman. Tapi tentu dengan batas-batas kesopanan yang sewajarnya.

Yang cukup mengesankan saya adalah ketika saya yang masih baru ini, dibuat nyaman di tempat kerja. Mereka sangat welcome untuk memberi tahu apa-apa yang tidak saya ketahui, kemudian juga dengan pemakluman tinggi jika saya masih gagap dalam melaksanakan sesuatu, khususnya di spesifikasi tugas pekerjaan saya sendiri, mereka telaten membimbing. Subhanallah.

Maka, saya pun cukup nyaman menikmati proses pekerjaan di pkpu ini. Di satu sisi memang telah saya impikan lingkungan kerja semacam ini, di sisi lain gayung pun bersambut. Tidak ada kekecewaan sama sekali.

Terkait etos kerja, jangan dikira. Pegawai pkpu ini bekerja tidak untuk menumpuk kekayaan semata, melainkan untuk berkarya, bekerja untuk negeri, dan totalitas dalam memberikan pelayanan. Melihat mereka bekerja hingga larut malam bukanlah suatu hal yang aneh, yang sering menginap di kantor juga banyak kok. Dan itu semua bukan untuk menumpuk kekayaan, tapi semangat berkontribusi, dan tentu niat untuk membantu orang dan berharap Allah sebagai sebaik-baik pemberi balasan. Jadi alasannya adalah untuk menumpuk amal, bukan uang real (baca: mata uang Arab Saudi), apalagi recehan he he he.

Melewati empat hari kerja ini, saya pun selalu pulang malam, ba’da maghrib, jam delapan malam, jam Sembilan malam, dan terakhir, tadi malam menginap di kantor. Tanpa beban, yang ada adalah rasa senang, karena saya tidak sendirian. Bahkan ada beberapa akhwat di bagian medis pun yang juga menginap di kantor untuk deadline bantuan medis bagi korban banjir yang harus selesai pagi ini (Jumuah, 18/1/2013). Ruuuuaarrrr biasooo ^_^b

Hm.. Ada satu lagi yang cukup mengesankan Kawan-kawan, apakah itu? Yakni kebiasaan lembur tersebut, meskipun ada juga perhitungan kerja lembur, namun banyak pula yang tidak mengambil atau mengisi form lemburnya. Dan memang hitungan uang lemburnya juga tidak besar, sangat berbeda jauh dengan tempat kerja di perusahaan yang dulu pernah saya jalani. Tapi ya itulah yang luar biasanya dari para ikhwah fi sabilillah ini, mereka kerjanya sangat rajin, tidak malas-malasan, dan selalu proaktif dalam memberikan pelayanan dan bantuan kepada masyarakat, bernaungan Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Ummat. Allahu Akbar!!!

Workshop QoL yang diikuti menjelang terakhir kalinya di Barisan DRM PKPU Pusat, di Gedung Muhammadiyah Jakarta

Workshop QoL yang diikuti menjelang terakhir kalinya di Barisan DRM PKPU Pusat, di Gedung Muhammadiyah Jakarta

Dan pada akhirnya…

Haru Biru in The Last Salam Pagi bersama PKPU

Seperti sejak pertama kali masuk di kantor PKPU Condet ini. Hari Senin adalah hari paling spesial karena hari ini seluruh karyawan PKPU diwajibkan mengenakan seragam resmi kantor dan melaksanakan Salam Pagi dari pukul 08.00 sampai dengan 09.00wib. Salam pagi sendiri adalah sebuah agenda yang diadakan sepekan sekali dengan menampilkan materi-materi yang menyegarkan serta menambah semangat di awal pekan.

Salam pagi dimaksudkan guna konsolidasi karyawan, silaturahim, dan membangun semangat kekeluargaan dalam satu rumah, Pos Keadilan Peduli Ummat. Di setiap akhir sesi, selalu ada pengumuman-pengumuman penting yang disampaikan dari beberapa divisi. Senin ini (29/04) pengumuman itu khusus dari saya sendiri, setelah dipersilahkan oleh pihak SDM. Ya, pengumuman dari saya adalah sebuah pengumuman perpisahan, akan meninggalkan laboratorium belajar nyata di Lembaga Kemanusiaan Nasional yang kiprahnya telah sampai di Rakhine, Somalia, hingga Palestina. Kantor Cabangnya saja berada lebih dari 30 kota yang menyebar di seluruh wilayah Indonesia.

Tak seperti Muhammad Joe Sekigawa Sang Menteri Hubungan Luar Kampus BEM STKS Bandung 2009-2010 dan Staf Ahli Bidang Relasi Publik FORKOMKASI 2012-2013. Ya, aku tergagap untuk mengemukakan beberapa patah kata untuk mereka, saudara-saudariku yang aku cintai karena Allah. Inilah tempat ketiga terbaik setelah LDK (Lembaga Dakwah Kampus) dan KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) sebagai tempat menempa diri tuk selalu dekat kepada Rabb. Karyawan dan karyawati PKPU adalah kader-kader dakwah terbaik yang mengabdikan dirinya di jalan kemanusiaan untuk menyebarkan kebaikan dan maslahat di tengah-tengah ummat.

Aku tergagap ketika hendak mengeluarkan kata-kata. Terbata dan terpatah-patah, arah pembicaraan tidak teratur, dan hampir saja tangan gemetar memegang microphone yang disuguhkan. “Saya sebenarnya orang yang sangat emosional, bukan emosional marah, tapi lebih kepada haru yang sifatnya melankoli, karenanya momen perpisahan/pamitan adalah momen yang paling saya benci”, begitu ucap yang keluar dari bibirku ini saat mengawali pembicaraan.

Sepekan yang lalu aku memang telah mengajukan surat pengunduran diri dari PKPU kepada Pak Bramadji selaku Kepala SDM PKPU. Dalam perbincangan tersebut, Pak Bram pada awalnya tidak menyetujui aku meninggalkan PKPU dalam waktu sedekat itu. Di dalam perjanjian kontrak pun, karyawan memang berhak untuk mengajukan pengunduran diri, namun waktunya adalah sebulan sebelum benar-benar pergi dari PKPU. Opsi demi opsi pun ditawarkan oleh Pak Bram, dan dengan perbincangan yang cukup lancar serta kepala dingin itu membuahkan hasil. Aku harus menanggung beberapa konsekuensi yang telah aku sepakati dengan penuh kesadaran. Dan dari sanalah Pak Bram berpesan agar hari Senin aku menyampaikan pamitan secara langsung di agenda Salam Pagi (29/04).

Suasana menjadi benar-benar haru. Aku yang baru belum genap empat bulan bekerja di PKPU ini benar-benar telah dianggap sebagai keluarga besar dan telah banyak kisah-kisah berkesan dari setiap orang yang berinteraksi denganku selama ini. Divisi DRM, HEN, PME, QA/QC, CEN, SEN, Koperasi, GA, Keuangan, CSR, terasa baru kemarin saja mengenal dan berhubungan dengan mereka, tiba-tiba hari ini aku telah pamitan untuk berpisah dengan mereka semua. Selain mereka, masih ada juga yang menyimpan kesan selama berada di PKPU ini, yakni interaksi dengan MT#3 yang ke-17 orangnya telah kukenal satu per satu (meski masih suka lupa nama he he he).

Ya, demikianlah haru biru perpisahanku dengan PKPU hari ini. Kisah ini senantiasa terabadikan dan akan menjadi kenangan manis di kemudian hari dan sebagai pengingat, bahwa aku pernah menorehkan sejarah di tempat ini, Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU.. ^_^

Demikianlah. Kebersamaanku di PKPU berlangsung sejak pertengahan Januari sampai dengan Akhir April 2013. Pengalaman pun akan berpindah kepada episode yang lainnya. Namun semangat dakwah tetap menyala di dalam dada dan akan terus dibawa hingga ajal menjemput nanti..

*Kembang Janggut, 01 Shafar 1435 H/4 Desember 2013.

**Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur

 Dipublikasikan otomatis secara terjadwal oleh WordPress pada hari Kamis, 09 Januari 2014 pukul 08.00 wita.

NB: Artikel ini adalah edisi series dari The Story of Muhammad Joe Sekigawa. Diterbitkan secara berkala pada setiap hari Senin dan Kamis, sejak tanggal 29 Juli 2013. Jika tak ada halang merintang, akan disusun menjadi sebuah buku bagi koleksi pribadi ^_^

Tinggalkan Jejak ^_^

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: