Gerakan Pemuda Islam di Perguruan Tinggi*

Gerakan Pemuda Islam di Perguruan Tinggi*

*Oleh Joko Setiawan, A Social Worker, Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman

Tempat paling teduh dan paling nyaman untuk beristirahat di siang hari adalah masjid kampus..

Segala kepenatan selama menjalani kuliah dan begitu padatnya kegiatan organisasi terasa hilang begitu saja, menjadi dingin karena tersiram air wudhu, menjadi sejuk karena bacaan Al Qur’an yang merdu, menjadikan tenteram qalbu yang letih dan lesu..

Dan yang paling penting, di sana terdapat kader-kader dakwah muda, yang penuh semangat, penuh kehausan akan ilmu baru, tentu saja ilmu yang membuat diri menyadari arti penghambaan kepada Rabbul Izzati, hingga sampai pada kepasrahan akan kelemahan diri, bahwa tidak ada daya dan upaya, kecuali atas izin dan kekuatan-Nya..

Inilah iman, diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan berbuah amal perbuatan..

Mencintai masjid, bukan berarti kemudian mengalienasi diri, memisahkan diri dari kelompok manusia kebanyakan, eksklusif dan saklek tanpa toleransi, lantas merasa paling baik dan gemar mencemooh muda-mudi kebanyakan atas dosa dan kemaksiatan yang mereka lakukan, padahal sesungguhnya meraka adalah mad’u (objek dakwah) yang awam dan butuh sentuhan pemahaman secara lembut, ikhlas dan konsisten..

Bukan, bukan.. Bukan hal itu yang dimaksudkan..

Gerakan Pemuda Islam di Perguruan Tinggi, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)

Gerakan Pemuda Islam di Perguruan Tinggi, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)

Pemuda dan pemudi pecinta masjid adalah yang menyadari akan pentingnya memperbaiki diri secara berkesinambungan, sembari kemudian mempengaruhi lingkungan di sekitarnya agar tercipta kondisi yang serupa dengannya, serupa dalam kondisi ketaatan terhadap perintah Allah dan ketakutan akan siksa yang diancamkan kepadanya..

Hal ini adalah kenyataan yang penulis temui di kehidupan nyatanya. Ya, betapa banyak para aktivis kampus hingga ekstra kampus, ternyata juga mahasiswa-mahasiswa yang rajin menyambangi masjid guna menunaikan ibadah sholat fardhu secara berjama’ah..

UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan), hingga DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa), telah biasa dihuni oleh mereka-mereka yang juga gemar menghabiskan waktunya di masjid untuk kajian menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang Islam..

LDK (Lembaga Dakwah Kampus) merupakan satu wadah UKM yang mewakili pergerakan mahasiswa muslim di area internal kampus untuk bekerja secara bersama-sama (berjama’ah). Hal ini begitu senada dengan firman Allah yang mewajibkan kaum muslimin untuk berjama’ah sehingga dapat melaksanakan amal jama’i, “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung” (Q. S Ali Imran: 104)..

Dalam dinamika praktiknya di lapangan, LDK masjid kampus tidak melulu berada dalam satu irama dan satu komando. Terdapat beberapa kepentingan yang tidak mampu diakomodir oleh LDK, sehingga pembawa kepentingan dakwah di arena perguruan tinggi ini menjadi terpolarisasi ke dalam kelompok-kelompok (wajihah/firqah) lain. Wajihah dakwah yang ada ini sebagian besar dipengaruhi oleh organisasi massa di masyarakat yang begitu berpengaruh kuat terhadap mahasiswa di dalam kampus..

HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) merupakan organisasi mahasiswa keislaman tertua yang saat ini masih eksis di kampus swasta maupun negeri. HMI dalam sejarahnya dahulu di masa awal kemerdekaan Indonesia berperan sebagai partner Partai Masyumi sebagai representatif perwakilan kaum muslimin di arena politik praktis..

Kita juga mengetahui adanya IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) sebagai anak dari keluarga besar Ormas Islam Muhammadiyah. Ada pula PMII (Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia) sebagai anak dari Ormas Islam NU. Kemudian GP (Gerakan Mahasiswa Pembebasan) sebagai anak dari HTI (Hizbut Tahrir Indonesia), dan terakhir ada KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) yang lahir murni dari rahim Tarbiyah..

Mereka-meraka adalah para da’i muda yang tengah belajar di perguruan tinggi. Mereka menyadari bahwa Islam merupakan ajaran yang syumul (menyeluruh) dan wajib dijadikan sebagai worldview. Penyebaran opini tentang Islam yang lurus sama pentingnya dengan pelaksanaan ibadah ke-Islam-an itu sendiri. Konsep dasar pemikirannya adalah bahwa Islam tidak cukup berhenti di ranah ibadah pribadi maupun kolektif, namun lebih jauh dari itu, Islam juga memiliki tanggung jawab untuk melahirkan aturan yang dapat membuat dunia hidup dalam keteraturan, sesuai dengan kemauan agama Islam yang berarti juga merupakan kemauan Tuhan Pencipta Alam beserta seluruh isinya..

Keberagaman wajihah dalam berdakwah bukan berarti menjadikan diri berpecah belah. Perbedaan yang ada adalah perbedaan minor yang kesamaan mayornya lebih banyak untuk disinergikan..

Masyarakat Madinah di bawah kepemimpinan Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alayhi wasallam saja mampu hidup berdampingan dan harmonis dengan Yahudi dan Majusi, apalagi kita yang hanya berbeda di masalah furu’ (cabang) terkait penafsiran praktik keagamaan, tentu saja hal ini bukan masalah yang serius..

Gerakan pemuda Islam di perguruan tinggi ini sepakat bahwa Ahmadiyah dan juga Syi’ah merupakan musuh bersama. Keberdaannya begitu menodai ajaran Islam itu sendiri. Mengakui adanya Nabi baru dan mencela para sahabat Rasulullah yang mulia merupakan tindakan keji yang patut diluruskan..

Begitu pula sikap kami terhadap gerakan SEPILIS (Sekulerisme, Pluralisme Agama, dan Liberalisme) yang begitu tegas melawan eksistensinya. Alih-alih paham SEPILIS itu membuat pencerdasan terhadap ummat, yang ada adalah pembodohan berbingkai akademis yang semakin menjauhkan kaum muslimin dari pemahaman Islam yang lurus..

Oleh karena itulah, KAMMI dengan gamblang menjelaskan prinsip gerakannya yang salah satunya adalah “Kebatilan adalah Musuh Abadi KAMMI”. Siapa musuh abadi KAMMI? Kebatilan, dan tidak ada yang lainnya..

Salam hangat dan semangat selalu dalam dekapan ukhuwwah

Kembang Janggut-Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
Jum’at, 20 September 2013 pukul 16.52 wita

Dipublikasikan otomatis secara terjadwal oleh WordPress pada hari Jum’at, 27 September 2013 pukul 08.00wita.

Comments
One Response to “Gerakan Pemuda Islam di Perguruan Tinggi*”

Tinggalkan Jejak ^_^

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: