Story 018 Mengenal IKA dan IPSPI

Mengenal IKA dan IPSPI

Tim Panitia Musda Jabar

Menjadi operator warnet memang banyak memberikan kemudahan bagiku. Selain tugas kuliah yang dapat dikerjakan dengan lancar, juga kebiasaan blogging-ku yang terpuaskan. Dan yang paling menguntungkan adalah jejaring dengan pihak luar itu aku dapatkan melalui kontak email, milist, dan juga social media.

Akhir tahun 2008 dan awal 2009 adalah masanya jejaring sosial digunakan oleh banyak pihak, termasuk para profesional dan kalangan usia dewasa ke atas. Padahal sebelumnya, friendster hanya dipergunakan oleh kalangan usia remaja saja. Namun, beda halnya dengan jejaring sosial bernama FACEBOOK, ia menjadi populer setelah calon presiden Amerika Serikat, Barrack Obama (yang saat ini telah menjabat kursi presiden) mempergunakan media FACEBOOK untuk kepentingan kampanye politik. Setelah itu, mulailah FACEBOOK ramai digunakan oleh mereka dari berbagai negeri di belahan dunia, yang berusia dewasa ke atas, dengan data dan nama asli.

Selain rajin nge-blog, tentunya aku juga tak ketinggalan untuk turut serta mempergunakan jejaring social media ini. Tentu saja dengan motivasi tak seperti muda-mudi kebanyakan, yakni untuk kenalan dengan cewe baru. Dalam kamus pribadiku, tak ada hal yang seperti itu. Sedari awal, aku memang telah berniat untuk menggunakan jejaring sosial khususnya FACEBOOK untuk menjalin jejaring yang kokoh dan profesional.

Setelah mengenal Pak Puji Pujiono melalui email, aku mulai mengenal satu per satu beberapa alumni STKS Bandung yang berkiprah di sektor penguatan profesi Pekerja Sosial. Baik yang mengawalinya dari IKA (Ikatan Alumni) STKS Bandung, IPSPI (Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia), dan IPPSI (Ikatan Pendidikan Pekerjaan Sosial Indonesia).

Perkenalan itu aku lanjutkan melalui jejaring sosial, maka dengan sangat welcome, beberapa alumni menerimaku menjadi bagian keluarga besar STKS Bandung. Hubungan dan keeratan komunikasi terus kubangun hingga aku pun dipercaya untuk membantu kegiatan IKA STKS tahun 2009 yang berbentuk baksos di area kota Bandung. Bahkan, atas rekomendasi dari Pak Puji Pujiono, yang komunikasi hanya kami lakukan via dunia maya, beliau dengan begitu percayanya mengamanahkan kepanitiaan MUSDA (Musyawarah Daerah) IPSPI Jawa Barat pada akhir tahun 2009 kepada sekelompok mahasiswa yang kala itu baru menginjak di semester II di STKS Bandung.

Nah, dari sinilah kami, beberapa mahasiswa biasa yang mencoba melakukan hal-hal luar biasa, mulai dikenal beberapa orang dosen STKS. Ya, sebut saja Pak Edi Suharto, PhD; Pak Adi Fahrudin, PhD; Bunda Dr. Kanya Eka Santi, MSW; Bu Dr. Didit Widiowati, M.Si; dan masih  banyak lagi nama-nama dosen yang lainnya.

Ternyata, jalinan erat dengan IKA STKS dan IPSPI menumbuhkan jejaring yang lebih luas lagi. Untuk IKA STKS, aku memang tak begitu masuk ke dalam strukturnya, namun jaringan di IPSPI membawaku mengenal dunia Pekerjaan Sosial ini dengan sudut pandang yang lebih luas, perkenalan dengan orang-orang dari berbagai background dan kampus, serta pekerjaan di LSM/NGO nasional maupun internasional.

Panitia Muda Musda IPSPI Jabar 2009

Panitia Muda Musda IPSPI Jabar 2009

Pengalaman paling menarik adalah ketika Teh Dessy didaulat menjadi Ketua Panitia Pelaksana MUSDA IPSPI Jawa Barat, dan aku menjabat sebagai sekretarisnya. Pak Puji Pujiono yang merupakan orang sangat sibuk, mengingat pekerjaan yang diemban oleh beliau adalah di UNDP (United Nations Development Program) berkantor di Swiss, bisa kami temui di sela-sela kesibukannya ketika bertandang ke Ibukota. Aku dan Teh Dessy pun berangkat dari Bandung malam hari menuju lokasi yang dimaksud. Pertemuan sangat terbatas, hanya beberapa orang saja. Kalau tidak salah di sana ada Mbak Nurul Eka Hidayati (yang menjadi Sekjen IPSPI masa 2010-2013), Bunda Cynthia Pattiasina (Ketua SWPRC/Social Work Practice Resource Center), Bunda Martha Haffey (Wanita berkebangsaan Amerika Serikat, Ketua BPSW/Building Professional Social Work), Mbak Apple Melati (orang pentingnya Bunda Cynthia), dan tentu saja, kami berdua (aku dan Teh Dessy).

Pertemuan tersebut membahas mengenai persiapan MUSDA dan juga strategi yang dibangun guna meregenerasi stuktur kepengurusan IPSPI wilayah Jawa Barat. Tak lupa, Pak Puji juga memberikan donasi untuk kelancaran kegiatan MUSDA dalam bentuk mata uang resmi Negara Switzerland, yang nantinya harus kami bawa ke money changer di Bandung he he he.

Dari sini pula, akhirnya aku mengenal orang-orang hebat yang jalinan komunikasinya sampai saat ini masih kupegang erat, bahkan seperti keluarga sendiri. Mereka diantaranya ada Pak Wakhid, Mas Arde Wisben, Kang Ade Nana dan Mas Erwin (Alumni KS UNPAD), Teh Herawati, Kang Wawan, Abah Dindin, dan maaaasih banyak lagi yang lainnya.

Sungguh, bagiku, jejaring berbentuk jalinan silaturahim dengan orang-orang hebat tersebut harganya jauh lebih lebih mahal dibandingkan dengan harta berbentuk uang/perhiasan. Aku senang memiliki keluarga baru, yang tidak hanya baik ketika ada kepentingan semata, namun senantiasa menjadi keluarga dimanapun berada dan kapanpun waktunya bertemu.

*Bancar, 01 September 2013

**Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur.

Dipublikasikan otomatis secara terjadwal oleh WordPress pada hari Kamis, 26 September 2013 pukul 08.00 wita.

NB: Artikel ini adalah edisi series dari The Story of Muhammad Joe Sekigawa. Diterbitkan secara berkala pada setiap hari Senin dan Kamis, sejak tanggal 29 Juli 2013. Jika tak ada halang merintang, akan disusun menjadi sebuah buku bagi koleksi pribadi ^_^

Tinggalkan Jejak ^_^

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: