Tertutup itu Terjaga dan Lebih Indah*
Tertutup itu Terjaga dan Lebih Indah*
*Oleh Joko Setiawan, A Social Worker, Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman
Kebanyakan dari diri kita terlahir sebagai seorang muslim keturunan..
Hal ini tentu baik, tapi tak cukup baik jika kita merasa telah paripurna dalam malabelkan diri sebagai orang yang beriman. Jangan salah, tak semudah itu mengaku sebagai orang yang beriman. Difirmankan oleh Allah azza wa jalla dalam Al Qur’an, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Q.S Al ‘Ankabuut: 2)..
Maka, ujian dari-Nya adalah sebuah keniscayaan untuk naik tingkatan ke jenjang kedudukan yang lebih tinggi di mata Allah..
Apalagi, peran ulama yang begitu besar dalam pengembangan dakwah Islam di Nusantara, ternyata masih belum tuntas. Atau, bisa jadi, sudah tuntas namun telah diselewengkan oleh beberapa oknum..
Hal tersebut ditengarai dengan masih suburnya praktik perdukunan sampai hari ini, ada juga sebagian kaum muslimin yang masih percaya jimat, meminta doa di kuburan-kuburan orang sholeh, dan masih banyak lagi praktik melenceng dari tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam lainnya..
Dan, yang paling miris adalah, terkait kewajiban dasar seorang muslimah yang dikaburkan oleh pihak-pihak tertentu, para pengasong Sekulerisme-Liberalisme-Pluralisme agama..
Jumhur ulama telah bersepakat bahwa menutup aurat bagi seorang wanita yang telah baligh adalah seluruh badan, kecuali yang biasa terlihat, yakni muka dan kedua telapak tangan. Tapi, mari kita lihat realitas sekarang. Menutup aurat (baca: mengenakan jilbab atau kerudung), malah dikira sebagai sebuah pilihan, tak lagi kewajiban. Padahal telah jelas perintah Allah, “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. . . “ (Q.S Al Ahzab: 59)..
Sebenarnya apa yang membuatmu berat untuk menutup aurat, wahai para gadis rupawan? Bukankah engkau beriman kepada Allah dan Rasul-Nya? Merasa harus diri suci baru kemudian mengenakan jilbab? Celaka kalau begitu, karena pemikiran semacam itu datangnya hanyalah dari syaitan yang bermaksud menjerumuskan ke limbah kenistaan, lembah azab yang menghinakan..
Coba, tanyakanlah kepada para lelaki muslim dimanapun berada. Bagaimana pendapatnya tentang seorang gadis yang berjilbab? Tentu adalah sebuah rasa segan, kagum akan keanggunan, juga terlihat sebagai wanita yang baik-baik, karena mampu menutup apa yang wajib ditutupinya sehingga membedakan dengan kebanyakan wanita non muslim lainnya..
Memang benar, ketika seringkali lontaran pendapat mengatakan bahwa, ternyata wanita tidak berjilbab pun bisa menjadi wanita baik-baik, dan belum tentu wanita muslimah yang mengenakan jilbab tidak luput dari perilaku tidak baik. Betul! Memang itu betul, tapi kewajiban berjilbab ini bukan sekedar perkara perbuatan baik, tapi melebihi itu semua..
Mengenakan jilbab, pada intinya adalah menjaga diri dan kehormatan seorang wanita. Seorang wanita akan terjaga dan terlihat lebih indah ketika mampu menutupi seluruh auratnya dan juga menahan pandangannya..
Menutup aurat dengan berjilbab adalah sebuah kewajiban dasar seorang muslimah untuk menapaki langkah-langkah berikutnya dalam mengabdi kepada Allah, karena memang itulah yang utama. “Dan tidaklah aku ciptakan golongan jin dan manusia, kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku” (Q.S Adz Dzaariyat: 56)..
Hari ini, para pembaca muslimah yang masih ragu untuk mengenakan jilbab guna menutup auratnya, bermuhasabahlah kembali, biasanya kita tidak mau melakukan sesuatu karena belum tahu ilmunya, juga tidak ada yang menyampaikan. Tapi, jangan pula menjadikan alasan tidak tahu sebagai tameng, padahal, majelis-majelis taklim begitu menjamur, informasi dari internet begitu mudah kita dapatkan, dan tentu saja, tanyakan kepada orang berilmu (ustadz/ulama) mengenai wajib/tidaknya menutup aurat (berjilbab) bagi kaum muslimah. Pembenaran tidak tahu karena enggan mencari tahu, 1400-an tahun yang lalu telah diingatkan oleh Allah, “Atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu” (Q.S Al A’raf: 173)..
Ayat di atas mengungkapkan bahwa ada sebagai anak keturunan Adam yang hendak berlepas diri dari kesalahannya, dan menimpakan kepada orang tua serta nenek moyangnya, seolah-olah ia tak tahu apa-apa tentang kewajiban atas dirinya. Maka, mencari tahu adalah WAJIB hukumnya, guna mengetahui mana yang haq dan mana yang bathil..
Kita pahami bersama, perubahan itu memang tidak instan. Penyadaran itu sama sekali berbeda dengan pemaksaan, meski pada praktiknya, tak ada kesadaran tanpa didahului oleh sebuah pemaksaan. Adakah kita bangun malam untuk sholat lail ketika tidak kita paksa diri ini untuk bangun dan mengambil air wudhu kemudian baru menunaikan sholat? Adakah puasa seharian penuh ketika tidak kita paksa untuk menahan lapar dan dahaga? Adakah kita sampai pada langkah ke-100 ketika tidak kita paksa dengan memulai langkah pertama?..
Tapi sekali lagi, kesadaran itu sungguh berbeda dari pemaksaan. Dan yang membedakannya adalah pada niatan, pada keikhlasan memurnikan ketaatan kepada Allah subhanahu wata’ala sebagai Rabbul Aalamiin..
Tulisan singkat ini, hanyalah media untuk mengingatkan. Tidak ada maksud mengecam, tidak ada maksud mencela, karena kalian para wanita adalah begitu berharga melebihi dunia dan seisinya. Sambutlah predikat yang telah disematkan oleh Rasulullah ini, “Dunia ini bagaikan perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah seorang wanita sholihah” (HR. Muslim)..
Segalanya tak akan pernah berubah tanpa ada perbuatan, maka mulailah menambah ilmu tentang agama Islam ini, praktikkan secara bertahap, dan bagi engkau para muslimah, mulailah dengan menutup aurat dengan mengenakan jilbab kecuali muka dan kedua telapak tangan..
Bagi yang telah mengenakan jilbab, mari ingat bersama, menutup aurat itu juga ada aturannya, tidak sekedar melilitkan kain di atas kepala hingga leher. Jilbab atau kerudung itu yang tebal (tidak tipis/transparan), lebar hingga menutup dada, dan tidak menampakkan lekuk tubuh..
Semoga Allah merahmati atas segala langkah perbaikan diri yang kita lakukan. Mari saling mengingatkan, karena manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Ana Uhibbukum Fillah ya ikhwaty rahimakumullah..
Salam hangat dan semangat selalu dalam dekapan ukhuwwah
Kembang Janggut-Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
Rabu, 07 Agustus 2013 pukul 16.11wita.
Dipublikasikan otomatis secara terjadwal oleh WordPress pada hari Rabu, 28 Agustus 2013 pukul 08.00 wita
Artikel ini pertama kali diterbitkan di Web Islamedia dengan judul yang sama, Tertutup itu Terjaga dan Lebih Indah, pada 26 Agustus 2013
Reblogged this on KAMMI STKS BANDUNG and commented:
Tertutup itu Terjaga dan Lebih Indah by Muhammad Joe Sekigawa
para akhwat, dengerin nih ceramah penting dari ustadz sekigawa. perhatiin.c eramah ini buat nyalemtin akhwat dari siksa api neraka lo.
He he he…. Tentu gaya bahasa menyampaikan secara langsung dengan tulisan akan berbeda… Semoga para wanita tidak semakin takut dengan aturan Islam, tapi menjadi taat… Semoga ^^