“Mahalnya” Biaya Hidup di Kalimantan
Bismillah..
Pantas saja orang-orang yang bekerja di sektor industri di Pulau Borneo ini kebanyakan bergaji besar. Perusahaan yang terkenal adalah di bidang pertambangan, kelapa sawit, dan juga hutan tanaman industri. Untuk tamatan SMA sederajat saja minimal 2 juta sudah nett, lengkap dengan fasilitas makan, tempat tinggal, cuci+setrika dan tentu saja transportasi ke tempat kerja. Untuk fresh graduate saja bisa di atas 3,5 juta nett per bulan, dan bisa 5-7 juta/bulan untuk lulusan S-1 yang sudah berpengalaman.
Namun, itu semua memang sebanding dengan pengeluaran yang harus dirogoh dari kocek. Memang benar selama bekerja, seluruhnya telah ditanggung oleh perusahaan, namun ketika masa day off (sebutan untuk masa libur selama 10 hari setelah bekerja full selama 30 hari) kita harus mengeluarkan dari saku pribadi untuk keperluan sehari-hari. Yang paling kentara adalah untuk biaya makan.
Pengalaman pertama makan di Samarinda, kami bertiga (saya, Pak Bahatrim dan Mas Hendro) untuk satu kali makan menghabiskan 65 ribu, berarti rata-rata 20 ribuan, padahal makannya sederhana. Yang mengagetkan adalah ketika kami makan malam. Pesan ikan bawal, dan dua ayam goreng, serta minum es jeruk dan es teh. Dan waktu membayar di kasir, habis 92 ribu. Waduh..
Lalu pengalaman selanjutnya adalah ketika makan mie rebus dan goreng di kantin Pak RT. Hanya pesan dua mie rebus&goreng serta es teh dan kacang pilus, habis 26 ribu. Gubrak…
Selain itu saya juga sempat menanyakan harga jual beras per kilogram di sini, tahukah berapa? 17 ribu/kilogram. Wow..
Rasanya, harga-harga di atas memang cukup jauh ketimbang biaya hidup di Jawa ya. Oleh karenanya, saya harus lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan. Selama ini di Jawa saja masih tidak sempat “nyelengi” sama sekali, apalagi di sini dengan biaya hidup yang sedemikian adanya.
Tapi, insyaAllah mulai menata pemasukan dan pengeluaran keuangan kok. Sudah mulai dewasa, umur terus bertambah, dan waktunya mulai memikirkan untuk masa depan anak dan isteri (kayak sudah ada calonnya saja, padahal belum he he). Semoga bisa lancar atas semua yang direncanakan. Aammiinn.. ^_^
Salam hangat dan semangat selalu dalam dekapan ukhuwah ^_^
Muhammad Joe Sekigawa, A Social Worker, An Activist, A Community Developer, A Great Dreamer, Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman
Alumni Bandung College of Social Welfare, Department of Social Rehabilitation ‘08
Community Investment Staff of PT. Silva Rimba Lestari (Agra Bareksa Group)
Selesai ditulis pada hari Senin malam, 13 Mei 2013 pukul 21.30wita @Kamar No.2 Mess “Enggang” Karyawan PT. Silva Rimba Lestari District Kembang Janggut Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur.
Dipublikasikan otomatis secara terjadwal oleh WordPress pada hari Ahad, 26 Mei 2013 pukul 08.00wita.
jangan mengeneralisasikan kalimantan mahal juga guys di KALIMANTAN SELATAN nasi ayam kentaki cuma 5 ribu tok, soalnya KALSEL khususnya banjarmasin dan banjarbaru ada universitas jadi ga semahal di KALTIM
Thanks a lot untuk tambahan informasinya ya Mas Jeje 🙂
sy juga pernah dengar dari teman , tapi tetap sj kalau ada rezki mau ke sana berlibur
salut sm mas bro yg ptualang sjati..,klo biaya kos/kontrakan rata2 brapa ya mas bro?
Thanks… Biaya kontrakan ada 300 – 500 ribu per bulan..
wah… pantesan 🙂
He he he 😀
Kalimantan lebih mahal dari Riau ya ternyata, tapi beti beti gitu. Hmm kalo di bandingin ama hidup di BDG jauuuuuh mahalnya. 😦
He he he,, Iya, memang tak bisa dibandingkan dengan Bandung mas.. ^^
iya bandung paling maknyos murahnya.
ga seluruh kalimantan kok mahal, 8 ribu pun sudah dapat nasi kuning telor plus es teh di kalsesw, jangan mengeneralisasikan kalimantan itu serba mahal juga, mosok yo satu aja mahal semua dibilang mahal.
Okey, siipp Mas Jeje, matur nuwun atas tambahan informasi berharganya.. 🙂
Wah tiba-tiba sudah di Kaltim aja.. Perasaan beberapa waktu lalu masih di Bandung..
Selamat berkarya di Bumi Etam..
-Balikpapan-
Iya nich, dari Bandung, ke Jakarta, kemudian ke Kaltim ^^
Makasih banyak mas Aan…
Temen2ku juga pada kerja jadi CSR di Kalimantan, dan memang “berat” untuk urusan kebutuhan sehari-hari. Berarti gaji yang didapat memang sebanding dengan lingkungannya ya ….
Iyah Mbak Ry, sebanding,,, tapi alhamdulillah, semua kebutuhan selama bekerja ditanggung sama perusahaan, jadi tidak ada pengeluaran sepeserpun, kecuali pengen jajan sendiri he he
Nah jajan sendirinya itu yg kadang suka di luar batas, hehehhhe
Sukses selalu di sana ya 🙂
He he he,.. Okay, thanks a lot ya…
Sama-sama 🙂
Wuaaahhh… mahalnya, mungkij karena sebagian besar masih harus didatangkan dari luar pulau ya?
Ya, kurang lebih memang karena begitu Mbak…
muaahalllnya reek!
Injih Pak he he…
Joooo… dirimu ada dimana?
Aku di Samarinda looh 😀
Kirim email ya, kali aja kita bisa ketemuan 🙂
Alhamdulillah sore tadi (Rabu, 05 Juni 2013) kita sudah kopdar ya Mbak Akin ^_^
mantap. selamat berpetualang di negeri borneo, akh. 🙂
Na’am… Syukron Akh Filin… Mencoba daerah penuh tantangan, baik kehidupan maupun dakwah ^_^