Borong Buku Rekonstruksi Pemahaman Dakwah Tarbiyah di IBF Jakarta 2013

Sudah jauh-jauh hari sebelumnya, azzam diri telah terpatri bahwa pada Islamic Book Fair (IBF) kali ini, saya akan khusus memborong buku terbitan dari Era Intermedia. Ya, di sana memang banyak diterbitkan buku-buku haraki dan manhaj ke-Tarbiyah-an. Dan tentu saja, karena waktu yang amat sangat tepat, awal bulan Maret, gajian ^_^
Jumu’ah sore, sepulang dari kerja di jalan Raya Condet No.12, Jakarta Timur itu, Akh Mukhlis mengajak saya untuk silaturahim ke rumah, sekaligus malam harinya menemani beliau siaran radio program Zamzam di Radio As-Syafi’iyyah 792 AM di Tebet, Jakarta Selatan. Akh Mukhlis adalah orang pertama kali yang saya kenal di pkpu, kami sama-sama melamar kerja di awal Januari 2013 lalu, dan pada akhirnya setelah diterima kerja, kami pun menjadi dekat layaknya sahabat karib. Oh iya, Akh Mukhlis ini juga sudah menikah dan isterinya saat ini tengah hamil tujuh (7) bulan. Mari doakan bersama supaya anak yang lahir nanti adalah merupakan pejuang dakwah berikutnya. InsyaAllah… ^_^
Sabtu pagi (02/03) itu pun tiba. Saya dibonceng oleh Akh Mukhlis dari Tebet menuju Istora Senayan, dimana IBF Jakarta 2013 biasa digelar setiap tahunnya. Ah, ternyata memang masih “kepagian”, aula utama untuk pentas pun masih digunakan anak-anak SD untuk Try Out, dan masih banyak stand-stand yang belum buka.
Saya temukan stand Era Adicitra Intermedia di Lantai II. Kemudian pilih memilih, menyesuaikan judul dan budget yang tersedia, terbelilah enam buah buku dengan judul:
- Sudahkah Kita Tarbiyah? “Refleksi seorang mutarabbi” karya Eko Novianto
- Tarbiyah Siyasiyah “Menuju kematangan politik aktivis dakwah” karya Ahmad Dzakirin
- Menghidupkan Suasana Tarbawi di Mihwar Muassasi “Manajemen halaqah muntijah” karya Hadi Munawar
- Dakwah dan Manajemen Isu “Mengolah isu dakwah menjadi berkah soliditas jama’ah” karya Eko Novianto
- Retorika Haraki “Seni berbicara aktivis dakwah” karya Amirudin Rahim
- Rijalud Daulah “Mempersiapkan pejabat publik yang merakyat” karya Ustadz Jasiman, Lc.
Masih ada yang kurang. . . Kemudian mas yang jaga stand merekomendasikan untuk mencari di stand Era Adicitra Intermedia lantai I. Di sini saya menambah dua buku lagi sebagai berikut:
- Inilah Politikku “Direkomendasikan untuk pencerahan intelektual” karya Muhammad Elvandi 2010
- Tak Kenal Maka Ta’aruf “Panduan lengkap proses ta’aruf hingga pernikahan” karya Asri Widiarti
Ah, judul yang terakhir ini memang “melenceng” dari semangat ke-haraki-an. Tapi tidak bagi seorang Muhammad Joe Sekigawa. Mempersiapkan rumah tangga di masa depan (dengan jalan syar’i) adalah juga merupakan salah satu tugas penting haraki, agar setelah menjalin rumah tangga, bara api ghirah berdakwah tak pernah redup, alih-alih padam, namun terus menyala dan semakin produktif serta progresif dalam menelurkan karya-karya fenomenal untuk kepentingan da’wah fi sabilillah. InsyaAllah…
Tak hanya buku yang saya borong kali ini. Namun juga baju gamis plus bawahannya. Saya memang telah “terpikat” dengan gamis sejak masa akhir kuliah di STKS Bandung dulu. Sudah pernah membeli di Pasar Baru Bandung, tapi ternyata kualitasnya jelek. Baru beli satu minggu, gamis itu sobek dan kemudian saya sumbangkan kepada tetangga rumah.
Membaca. Tak salah memang ketika dalam ayat al Qur’an yang pertama kali turun adalah tentang perintah membaca kepada Baginda Rasulullah Muhammad shallallahu a’alayhi wasallam. “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (Q.S Al ‘Alaq: 1-5)
Maka, marilah kita perbanyak membaca, menimba ilmu, membekali diri untuk beramal sholeh di dalam kehidupan. Jadi teringat pesan Ustadz Syuhada Bahri (Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia) dalam petikan wawarancaranya di majalah Al Mujtama’ edisi 17 Juli 2008 yang beberapa minggu lalu saya temukan di tempat kerja. “Menjadi da’i itu wajib ‘ain bagi setiap muslim. Tapi profesi itu wajib kifayah. Jadi, kalau Anda sebagai dokter, maka seharusnya Anda adalah da’i yang menjadi dokter. Ketika menjadi politisi, maka Anda adalah da’i yang politisi. Kalau da’i yang politisi, itu geraknya dipandu oleh sifat ke-da’i-annya. Kalau ada gerak politik yang bertentangan dengan agama, dia tinggalkan politik itu”.
Wallahu A’lam Bisshowab . . . Selamat Membaca, Selamat Menulis, dan Selamat Berkarya untuk Islam dan Indonesia ^_^
Salam hangat dan semangat selalu dalam dekapan ukhuwah by Muhammad Joe Sekigawa, SST
Seorang Pembelajar Sepanjang Zaman who has a great dreams
A Social Worker fresh graduated from Bandung College of Social Welfare (BCSW), Department of Social Rehabilitation
Staf Divisi Kaderisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) STKS Bandung 2012-sekarang
A Team 5 Coordinator for The Book of Dreams project 2011-sekarang
Staf Ahli Bidang Relasi Publik, Forum Komunikasi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Indonesia (FORKOMKASI) masa bhakti 2012-2013
Selesai ditulis pada hari Ahad sore, 21 Rabiul Akhir 1434 Hijriah/ 03 Maret 2013 at 17.31wib @Kamar Kostan Jl. Swadaya II-C No.56C Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
G A L L E R I E S