Meninjau Ulang Spanduk Perusahaan Rokok di Area Kampus
Bismillahirrohmaanirrohiim,,,
Baru-baru ini saya melihat adanya spanduk besar yang bertuliskan Djarum Super yang menghiasi depan Kampus Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung tercinta ini. Selidik lebih jauh, ternyata ia memang merupakan sponsor utama atas terselenggaranya Street Futsal yang dilaksanakan di tiga tempat (STKS, Xx, dan Xxx). Aahhh, ini sungguh meresahkan banyak kalangan dan keresahan yang hebat saya lihat di Group BEM STKS Bandung di Facebook. Di sana muncul seseorang berinisial “FNH” yang langsung menyuarakan ketidaknyamannya ketika spanduk besar kegiatan mahasiswa dengan sponsor perusahaan rokok itu “nampang” eksis di depan Kampus Biru STKS Bandung.
Bagaimana seorang mahasiswa yang juga keluarga besar STKS Bandung ini menanggapi fenomena seperti ini? Bagi mahasiswa tipe “Apatis” (seperti yang telah dibahas dalam diskusi SSWD beberapa minggu lalu) mungkin itu tidaklah menjadi suatu masalah, namun bagi mahasiswa tipe “Kritis” seperti “FNH” ini tentunya dirasa sebagai masalah besar yang apabila tidak direspon dengan benar, maka akan menimbulkan berbagai macam persoalan di belakang. Inilah proses yang dibutuhkan dalam suatu wadah pendidikan tinggi, yakni adanya check and balance atas segala aktivitas kehidupan mahasiswa di dalam kampus.
Jika hendak dirunut ke belakang. Hal pertama yang patut dikritisi adalah ketika pihak BEM selaku salah satu penyelenggara kegiatan, berkenan menerima masuk bantuan perusahaan rokok dalam kegiatan kampus. Hal ini jelas-jelas mencederai semangat idealisme dunia pendidikan. Ketika berbagai macam kampus di luar sana berbondong-bondong mulai sadar dan menyuarakan kampanye anti rokok di area kampus, STKS Bandung malah memberikan “ajang ombo” (baca: ruang lega) atas promosi rokok di area kampus. Sungguh miris memang, tapi apa mau dikata, semua telah terjadi. Yang bisa dilakukan sekarang adalah saling mengingatkan dan tidak membuat hal seperti ini terulang kembali di masa yang akan datang.
Coba kita tinjau apa sikap dari Universitas Indonesia (UI) terkait persoalan perusahaan rokok yang masuk ke dalam kampus ini:
Arman Nefi, SH, MM perwakilan dari Direktorat Kemahasiswaan UI, mengemukakan, terkait larangan merokok, ke depan bagi mahasiswa baru yang ingin tinggal di asrama harus mahasiswa yang tidak merokok dan mau menandatangani Surat Pernyataan Tidak Merokok. Seluruh kegiatan kampus/kemahasiswaan juga tidak boleh lagi disponsori oleh perusahaan ataupun foundation yang bergerak dalam industri rokok.
(Sumber: http://www.promosikesehatan.com/?act=news&id=495 pada Maret 2012)
Lalu bagaimana dengan sikap Pihak STKS Bandung baik dari lembaga maupun mahasiswanya? Tentu ini memang baru akan dimulai, sebuah gerakan untuk membebaskan bumi Kampus STKS Bandung dari asap rokok. Nantikan tanggal mainnya ^_^
Written by Muhammad Joe Sekigawa, Mantan Menteri Partisipasi dan Hubungan Luar Kampus BEM STKS Bandung masa bhakti 2010-2011
Saran, Masukan, Kritikan, dan Dukungan dapat dikirim ke:
Akun Facebook: Muhammad Joe Sekigawa Cell Phone: 0857 2200 4700
bocahbancar.wordpress.com 
Jadi ingat kampus kami, telah tertera jelas aturan di fakultas, kampus tanpa asap rokok! Namun, pelaksanaan di lapangan masih kurang tegas. Jangankan mahasiswanya, saya belum yakin kalangan dosen pun mendukung kebijakan ini. Padahal jelas-jelas fakultas kami punya keilmuan KESEHATAN MASYARAKAT 😥
Hmm,,, ITS ya,,, pernah juga sich beberapa kali searching dan ketemu dengan tulisan di blog yang mengungkapkan belum efektifnya penegakan aturan mengenai Kampus Bebas Asap Rokok ini. Kampus kalian kan besar, tapi di sini di STKS Bandung, kecil kok, mudah untuk menertibkannya ^_^
Salam Ukhuwah,,, 🙂