Muslim, Mukmin dan Muhsin
Bismillahirrohmaanirrohiim,,,
Kenyataan yang membuat saya bahagia adalah ketika saya menyadari bahwa Allah Subhanahu Wata’ala sebagai Rabb, Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai Nabi Akhir Zaman pembawa Risalah Al Qur’an, dan Islam sebagai agama satu-satunya yang diridhoi olehNya. Saya ini adalah seorang muslim. Ya, segala puji bagi Allah yang telah melahirkan saya dari orang tua yang muslim sehingga sejak baru lahir lingkungan hidup saya adalah orang-orang yang beribadah kepada Allah dan meyakini Muhammad sebagai utusan Allah.
Berbicara mengenai kata muslim, saya menjadi terpaut dengan kata mukmin dan muhsin. Apakah kaitannya diantara ketiganya. Hmm, mari mencoba mengurainya secara bersama-sama agar jelas maksud dan pengertiannya. Are you ready for studying about agama yang paling diridhoiNya ini..?? I hope so ^_^
Kata muslim merujuk kepada pengertian sebagai seorang yang memeluk agama Islam. Kata mukmin merujuk kepada pengertian sebagai seorang yang beriman. Sedangkan kata muhsin merujuk kepada makna yang lebih luas ketimbang orang yang beriman saja. Islam dan Iman memang kebanyakan dipakai secara bersamaan, maka yang dimaksud dengan Islam adalah merupakan amal perbuatan yang nampak yaitu rukun Islam yang lima. Sedangkan Iman merupakan amal perbuatan yang tidak nampak yaitu rukun Iman yang enam. Tingkatannya beranjak dari Islam, Iman dan kemudian Ihsan. Seseorang tidak akan dapat dikatakan beriman sebelum memeluk agama Islam dan melaksanakan rukun Islam yang lima (kecuali haji baru dapat dilaksanakan ketika mampu), dan juga tak dapat dikatakan sebagai seorang muhsin ketika belum meyakini rukun Iman yang enam. Jadi dapat dikatakan bahwa Ihsan lebih umum daripada Iman, dan Iman lebih umum daripada Islam. Maka kesimpulannya adalah setiap mukmin pastilah seorang muslim, namun seorang muslim belum tentu dikatakan sebagai seorang mukmin. Begitu pula seorang muhsin sudah pastilah dapat dikatakan sebagai seorang mukmin, namun seorang mukmin tidak semuanya dapat dianggap sebagai seorang muhsin.
Hm,, cukup panjang dan berputar-putar ya, namun semoga ulasan saya di atas tidak keluar dari konteks aslinya, makna sejati yang bisa menjadi ilmu pengetahuan bagi kita semua. InsyaAllah.
Nah, terkadang kita memang waktu kecil disuruh untuk menghafal tentang rukun Islam yang lima dan juga rukun Iman yang enam. Namun apakah kita saat ini masih mengingatnya dan mampu memaknai dengan kecintaan sepenuh jiwa..?? Marilah kita ulas sekali lagi ^^
Adapun rukun Islam yang lima antara lain:
- Mengucapkan dua kalimat Syahadat yaitu Asy Hadu’alla Ilaa Ha Illallah Wa Asy Hadu’anna Muhammadur Rasullullah
- Menunaikan sholat wajib lima waktu
- Membayar Zakat
- Melaksanakan puasa ramadhan
- Melakukan haji bagi yang mampu
Adapun rukun Iman yang enam antara lain:
- Beriman kepada Allah Azza Wa Jalla
- Beriman kepada para malaikatNya
- Beriman kepada kitab-kitabNya
- Beriman kepada rasul-rasulNya
- Beriman kepada hari akhir/kiamat
- Beriman kepada ketentuan baik dan buruk dariNya
Bagaimana ya Akhi wa Ukhti..?? Sudah ingat kembali pada rukun Islam dan rukun Iman..?? Pondasi itulah yang akan menguatkan kita dalam memahami dan memeluk agama yang paling diridhoiNya ini dengan teguh dan erat tanpa lelah memperjuangkannya. ^_^
Baiklah, tak perlu terburu-buru dalam menuntut ilmu. Yang terpenting adalah prosesnya. Kesadaran diri sebagai makhluk ciptaanNya yang wajib menyembah dan mentaati segala perintah dan menjauhi segala laranganNya. Kita baru saja membahas konsep dasar keimanan, tentu masih panjang dan masih banyak lagi yang harus kita tahu dan kita dalami.
Apakah antum merasa kecewa dan bersedih hati akan waktu yang tersia-siakan selama ini..?? Sepanjang waktu hidup, belum pernah merasakan nikmatnya berIslam dan berIman. Jawabannya wajar jika memang demikian adanya. Semua orang memiliki cerita hidupnya masing-masing dengan berbagai bumbu perjuangan pahit dan manis, namun yang terpenting adalah bagaimana kondisi antum saat ini. Masih mau berbuat kerusakan setelah datangnya keterangan dan ilmu pengetahuan yang nyata, ataukah bersegera mendekatkan diri kepadaNya mengingat ajal akan dapat datang kapan saja. Tak ada jaminan kita bisa hidup panjang, dan tak ada jaminan juga ketika umur panjang kita akan membawa kita kepada luasnya syurga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.
Oleh karenanya, La Tahzan wahai saudaraku yang seiman. Yuuk bersama-sama saling mengingatkan dalam meniti kehidupan dan saling berlomba-lomba dalam kebaikan. Allah adalah Rabb kita, tata cara ibadah kepadaNya hanya benar ketika sesuai dengan syari’at yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan sandaran hukum hanya akan benar ketika didasarkaan kepada Al Qur’an dan As Sunnah.
Mari, mulai memperbaiki diri dari yang terkecil, diri sendiri, dan sekarang juga. Semoga Allah ridho (^_^)
Salam semangat dakwah dan membangun ukhuwah by Joko Setiawan aka Amkmjs2011, seorang Pembelajar Sepanjang Zaman
Selesai ditulis pada Minggu sore, 19 Juni 2011 at 15.17wib @POSKO Panyosogan, Desa Gandasoli, Kecamatan Tanjungsiang, Subang, Jawa Barat
Dipublikasikan pada Rabu siang, 22 Juni 2011 at 12.52wib @ RedSki Net, Kp. Panyosogan, Desa Gandasoli, Kecamatan Tanjungsiang, Subang, Jawa Barat
jzklh atas informasinya, sangat membantu ^_^
Waiyyakum ya Akh,,,