Kuliah Umum: Rehabilitasi Medis dan Sosial dalam Penanganan Masalah Sosial

Posted by Muhammad Joe Sekigawa on April 20, 2011 · 8 Comments 

Bismillahirrohmaanirrohiim,,

Pada hari Senin, 18 April 2011 kemarin, Jurusan Rehsos STKS Bandung mengadakan kuliah umum yang berkenaan dengan mata kuliah Rehabilitasi Sosial. Adapun pembicaranya adalah Dr. Al Bachri Husin, M. Si selaku President of Indonesian Society of Addiction Medicine yang juga sebagai Founding Father of Drug Addiction Recovery Center-Wisma Adiksi. Seminar dihadiri oleh seluruh mahasiswa Jurusan Rehsos dari kelas IIIA, IIIB, dan IIIC yang mengambil mata kuliah Rehabilitasi Sosial pada semester VI ini. Dan yang bertugas sebagai moderator adalah Bapak Dr. Jumayar Marbun, M. Si selaku dosen Jurusan Rehabilitasi Sosial di kelas IIIA Rehsos.

Ada beberapa hal menarik yang dapat saya tangkap dari kuliah umum tersebut. Beberapa diantaranya akan coba saya ceritakan dengan gaya bahasa saya sendiri. Boleh kan..?? hayuukk atuh ^_^

Sejak tahun 1971, istilah rehabilitasi selalu dikaitkan dengan pasien/klien ketergantungan dan penyalahgunaan  napza (narkotik, psikotropik dan zat adiktif lain). Penyebutan antara rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial sebenarnya tidak bisa dipisahkan. Adanya pemisahan tersebut lebih cenderung mengarah kepada pembagian porsi pekerjaan antar departemen (Departemen Kesehatan dan Departemen Sosial) yang diakomodir dengan terbitnya UU RI Tahun 1971 tentang Narkotika. Padahal yang dimaksud dengan Rehabilitasi Medik adalah cabang dari Ilmu Kedokteran yang berkait dengan restorasi fungsi organ, khususnya  anggota gerak. Sedangkan dalam rangka rehabilitasi medik tersebut pastilah dibutuhkan adanya rehabilitasi sosial yang tentu saja akan dilaksanakan secara profesional oleh seorang Pekerja Sosial.

Nah, kemudian yang dimaksud dengan Adiksi Napza adalah gangguan jiwa yang disebabkan gangguan otak yang menimbulkan perubahan perilaku. Penggunaan napza tanpa kendali telah membajak  fungsi otak (hijacked brain). Otak yang mengalami cidera karena pembajakan itu tercermin dalam sindrom ketergantungan dan adiksi. Adiksi melibatkan komponen-komponen biologi dan perilaku yang tidak terpisahkan. Efek napza yang digunakan, karena akibatnya pada otak,  tetap berpengaruh pada tingkah laku meskipun mereka telah menghentikan menggunakannya. Luar biasa bukan pengaruhnya..??? L

Adapun jalan pemulihan yang dapat dilakukan untuk mempertahankan agar tetap abstinensia dan mengendalikan daily life antara lain:

• Terapi perilaku
• Dukungan sosial, keluarga dan juga masyarakat
• Pentingnya pemilikan keterampilan
• Memaknai latihan dalam bekerja, dan juga
• Mencegah dari relaps (kambuh)

Kaitannya dengan Pekerja Sosial, seharusnya pekerja sosial tidak anti untuk melakukan kerjasama kolaborasi interpersonal, karena memang pemulihannya bersifat kompleks. Seorang Pekerja Sosial Profesional dalam menjalankan tugas profesinya, mempertahankan professional relationship dengan kliennya,  berperaan sebagai guide, critical friend, atau advisor sesuai dengan asas legalitas profesi yang diemban.

Nah sebagai penutup, Pak Al juga menyampaikan mengenai rintangan dan hambatan dari Pekerja Sosial itu sendiri seperti, kurangnya ilmu pengetahuan yang mumpuni, kurang menguasainya keterampilan yang khusus dan tepat guna untuk praktek secara langsung, dan juga seringkali Pekerja Sosial di Indonesia ini kurang pede.

Suasana kuliah umum semakin seru ketika dibuka sesi tanya jawab dan saya pun tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Saya pun bertanya tentang 3 hal namun yang paling penting dan mengena adalah tentang bagaimana kesempatan untuk berpraktek sebagai Pekerja Sosial dalam setting medis di rumah sakit tempat Pak Al berpraktek. Dan ternyata beliau sangat menerima dengan baik sekali, bahkan hingga bercerita bahwa dulu beliau pernah juga membina 2 orang Pekerja Sosial alumni dari STKS, pekerjaan mereka sangat bagus sekali dan Pak Al sangat menyukainya, namun karena pemerintah tidak juga mengangkat mereka menjadi Pegawai Negeri, pada akhirnya mereka direkrut oleh NGO dan Pak Al merasa sangat menyesal sekali. Jadi pada intinya, Pekerja Sosial itu harus berpraktek, tidak hanya dalam praktikum saja, namun jika bisa mereka ini diberikan kesempatan untuk magang, tentu saja magang akan sangat berbeda dengan praktikum. Dari sana mahasiswa calon Pekerja Sosial akan ditempa dan mempunyai pengalaman praktek langsung dengan dunia pekerjaan yang akan mereka geluti di masa depan nanti. Pak Al sangat membuka diri dan selanjutnya bisa ditindaklanjuti oleh pihak STKS Bandung untuk membuka kesempatan magang kerja bersama dengan rumah sakit.

Demikian laporan singkat dari Kuliah Umum berjudul “Rehabilitasi Medis dan Sosial dalam Penanganan Masalah Sosial” yang dilaksanakan di Aula Lantai III Kampus STKS Bandung di Jl. Ir H Juanda 367 Bandung, Jawa Barat.

Silahkan di DOWNLOAD File Presentasi dari Pak Al di sini Rehabilitasi Medik dan Sosial oleh Dr Al Bachri Husin, semoga bermanfaat dan Salam Semangat Selalu

Salam Cinta Profesi Pekerjaan Sosial dari Joko Setiawan, Mahasiswa D-IV STKS Bandung Semester VI Jurusan Rehabilitasi Sosial angkatan 2008

Ditulis pada Rabu malam, 20 April 2011 at 19.15wib @Kost Dago Pojok, Dago-Bandung, Jawa Barat

Dipublikasikan pada Rabu malam, 20 April 2011 at 21.55wib @Mahesa Net, Dago Pojok-Bandung, Jawa Barat

Filed under Bandung College of Social Welfare (BCSW), My Activities, My Campus, Social Work Event, STKS · Tagged with Bogor, Cacat, Cibinong, Daksa, Grahita, jepang, JICA, Kuliah, lapangan, Rehabilitasi