Sebuah Inspirasi tentang Social Entrepreneurship

Bismillahirrohmaanirrohiim,,

Kadang sebagai mahasiswa Pekerja Sosial, kita tak begitu peka terhadap permasalahan yang ada, begitu pula dengan solusinya. Berikut ini akan saya tampilkan tulisan sebagai pembangkit inspirasi bagi jiwa-jiwa sosial kita semua.

Salam semangat selalu by Muhammad Joe Sekigawa (AMKMJS)

Mahasiswa Jurusan Rehabilitasi Sosial 2008

Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung

***

Sumber Gambar

Social Entrepreneurship : Tatang Gunakan Wisata Alternatif untuk Bantu Masyarakat

Mempunyai jaringan pergaulan atauΒ networkingyang luas memang menguntungkan. Tak hanya buat diri sendiri, tapi juga untuk orang lain. Berkat jejaring inilah, Tatang Elmy Wibowo berani menjadi seorang pemandu kunjungan di daerah bencana. Dengan mengajak turis-turis asing, pria ini mendatangi daerah bencana sembari memberdayakan masyarakat.

Pergaulan yang luas bisa menjadi modal seseorang untuk menggapai cita-citanya. Kelebihan ini dapat pula menjadi bekal untuk menolong orang lain.

Seperti yang dilakukan Tatang Elmy Widodo. Mantan aktivis Walhi (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) ini membuat paket jalan-jalan alternatif, berbekal kemampuannya membuat jaringan. Ia menawarkan paket kunjungan ke daerah bencana bagi turis asing.

Tapi, jangan dulu, berpikiran sinis bahwa usaha ini hanya menjual penderitaan. Menurut Tatang, paket piknik ke daerah bencana ini bukan sebuah paket rekreasi. “Kunjungan ini untuk bersosialisasi, memberi bantuan sekaligus melaksanakan program pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.

Sebagai pemandu, Tatang tak pernah menetapkan banderol tarif. “Karena, konteks awalnya adalah kegiatan sosial,” imbuhnya. Selain itu, Tatang bilang, dia dan peserta kunjungan itu ingin membantu. Bantuannya bukan berupa bantuan uang, melainkan sokongan moral, termasuk berbentuk usulan penyelesaian masalah dan tenaga. “Yang lebih penting, terbentuk jalinan kekerabatan antara masyarakat dengan para turis tersebut,” katanya.

Jalinan kekerabatan dalam bentuk pertemanan danΒ networking inilah yang diharapkan dapat berkembang. Tatang mengisahkan, salah satu hasil yang terlihat dari kunjungan ini adalah pembuatan radio komunitas di sebuah desa di Yogyakarta.

Kini, masyarakat di kawasan siaga bencana itu banyak memperoleh manfaat dari keberadaan radio komunitas tersebut. Sebab, segala informasi bencana disiarkan melalui radio. “Manfaat itu terlihat ketika ada gempa di Yogya beberapa waktu lalu,” kata Tatang.

Contoh lainnya adalah pembuatan peternakan sapi pada 2006. Peternakan sapi yang berada di kawasan Gunung Kidul, Yogyakarta, itu merupakan inisiatif para turis asing.

Tatang bilang, para turis merasa prihatin setelah melihat kondisi kehidupan salah satu desa di pegunungan itu. Alhasil, mereka membangun perternakan sapi dengan harapan bisa membantu perekonomian masyarakat setempat.

Secara rutin, Tatang juga sering mengunjungi fasilitas peternakan itu. Selain memantau perkembangan peternakan, dia juga ingin memastikan kalau penduduk mendapat manfaat sebesar-besarnya dari kehadiran peternakan tersebut. Kini, peternakan yang dikelola oleh penduduk desa itu sudah memiliki 40 ekor sapi, baik sapi perah maupun sapi potong.

Tak hanya membangun fasilitas fisik, sering para turis asing meluangkan banyak waktunya dengan menetap beberapa lama di wilayah bencana. Menurut Tatang, kegiatan ini sangat menguntungkan bagi turis dan masyarakat di sana.

Pertama, para turis itu bisa menggali cerita dan pengalaman hidup penduduk di wilayah bencana. Mungkin saja, cerita ini bisa menjadi pengalaman berharga bila menghadapi kondisi atau bencana serupa di negerinya.

Kedua, manfaat yang dirasakan oleh masyarakat. Yakni, mereka mendapatkan pendidikan bahasa Inggris secara gratis. Apalagi, pengajaran bahasa internasional ini berlangsung rutin selama keberadaan turis di wilayah itu.

Hanya, sampai sekarang, Tatang masih fokus melakukan kunjungan di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Ia tak memungkiri, di kedua provinsi itu masih banyak terdapat desa tertinggal secara ekonomi. Apalagi, beberapa daerah juga masih rawan terhadap bencana alam.

Meski demikian, Tatang belum berniat mengadakan kegiatan serupa di wilayah-lain. Sebagai orang yang sudah cukup lama berkecimpung di lingkup bencana alam, Tatang menilai korban bencana di Indonesia tidak selalu disebabkan oleh alam. “Ada juga korban bencana sosial dan hasil kebijakan,” tukas dia.

Untuk korban-korban bencana sosial dan kebijakan pemerintah, biasanya alumnus Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman ini membuat dokumentasi dalam bentuk film pendek. Dalam film itu, dia merekam realitas sosial sebagai salah satu alat untuk bernegosiasi dengan pihak pembuat kebijakan.

Selain terlibat dalam usahanya pemberdayaan masyarakat, secara pribadi Tatang juga menyisihkan pendapatannya. Ia menyisihkan penghasilannya sebesar 20% dari bisnis kain batik.

Asal tahu saja, Tatang juga menggeluti usaha produksi batik. Kain-kain batik hasil produksinya itu akan ditawarkan pada para turis asing ketika perjalanan wisata alternatif berlangsung.

Hanya, omzet Tatang dalam bisnis batik ini masih mungil.

Comments
15 Responses to “Sebuah Inspirasi tentang Social Entrepreneurship”
  1. Kakaakin says:

    Hayo… jangan turis doang yang minat tour de disaster place…
    Semoga yang lokal juga berminat menolong πŸ™‚

    • Betul betul betul,,,, Ide yang cukup cemerlang Mbak, saya kok belum kepikiran ya,,, Mungkin orang lokal kita masih sibuk dengan kemacetan di setiap aktivitasnya, sampai seolah-olah sudah lelah untuk memikirkan orang yang di bawahnya 😦
      But, ga berhenti berharap kok, karena rasa ingin menolong pasti akan selalu ada di setiap sanubari manusia πŸ˜‰

      Salam semangat selalu ya Mbak Akin

  2. muhamaze says:

    mas joko kumaha damang?
    maaf ni baru berkunjung lagi.. salut sama aktivitas sosialnya
    tetap semangat..

  3. inspirasi yang sungguh memberi pencerahana, trims sharenya

  4. wi3nd says:

    joe…

    ada mirisnya juga,knapa?

    kok bencana dijadiin piknik dan hiburan,serta tontonan….

    eveN ini masuk sosial

    but..

    salut unutk idenya tatang πŸ™‚

    suksees yaaaa…

    • Nah, ini dia Mbak, bukan bemaksud untuk hiburan atau sejenisnya, sekarang mana ada coba Mbak yang mau membayar untuk menikmati bencana orang lain.. ?? Engga ada kan,,, Hmm,,, jadi menurut saya itu hanya pendapat yang sangat subjektif saja πŸ˜‰
      .
      .
      Saya jadi ingat, di Jakarta pun ada kan, panduan untuk mengunjungi kampung2 kumuh,,,
      So, kita ambil positifa saja Mbak, kebanyakan para turis itu malah membantu kok πŸ˜‰

      Salam semangat selalu dan syukron atas supportnya untuk mas Tatang πŸ™‚

  5. Tour ini sebenarnya di fokuskan di tempat2 ancaman bencana (jadi bukan hanya saat bencana), tetapi lebih pada kondisi sebelum bencana, sehingga ini kita gunakan sebagi media untuk melakukan pengelolaan risiko bencana, baik aset ekonomi, lingkungan dan menjalain jejaring diantara warga dan pihak luar (wisatawan)

    Contoh sederhananya seperti yang sekarang di Merapi, saya sering membawa touris (ketika kondisi aman) ke desa-desa yang sekarnag hampir bisa dikatakan telah rata dengan tanah . Dulu ketika touris datang ke kampung2 tersebut, kita diskusi banyak soal ancaman merapi dan juga problem2 lingkungan yang ada di sana, dan wisata ini satu peluang untuk mereduksi problem lingkungn (tambang pasir di lahan produktif).

    Jejeraing inilah pada saat bencana merapi ini bisa berguna untuk meringankan derita warga pada saat kondisi darurat dan proses pemulihan. Karena banyak dari touris yang pernah berkunjung kesana langsung bersimpati dan membantu warga baik langsung datng maupun hanya kirim sesuatu (barang, uang melalui saya).

    Demikian psedikit informasi dari aktifitas yang kita kembangakan ini.

    salam

    tatang

  6. Waahhh,,, Yang menjadi subjek tulisan ini berkunjung ya Kang,,,

    Sebelumnya salam kenal dan salut dengan Anda πŸ˜‰

    Itu malah lebih bagus, tempat2 ancaman bencana juga patut mendapatkan perhatian, dan saya rasa itu tak ada salahnya, apalagi ada orang yang berpendapat “menjual penderitaan orang lain untuk mendapatkan keuntungan pribadi”, tentu itu adalah pendapat yang salah kaprah,,,

    Teruskanperjuanganandayamas,,, Salam semangat selalu dari Bandung πŸ™‚

  7. tatang says:

    sama-sama, dan kalau temen2 datang ke jogja nanti bisa lihat aktifitas ini khususnya yang sedang kita fokuskan untuk proses pemuliha di merapi, kontak saya elmywibowo@gmail.com

    salam

    tatang

  8. Umatun Karomah says:

    Iyah Mas,,, JIka ke sana akan ngabar-ngabari kok πŸ˜‰

    Salam semangat selalu πŸ™‚

  9. Yups,, Pastinya nanti InsyaAllah ngabarin kok mas πŸ˜‰

    Salam semangat selalu

  10. Syukron ya 2n sudah membantu menjawab mas πŸ˜‰

Trackbacks
Check out what others are saying...
  1. […] Pekerja Sosial KangMas Joe keep spirit Kang Erick sukses […]



Tinggalkan Jejak ^_^

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: