Analisis Tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program D-IV STKS Bandung

Bismillahirrohmaanirrohiim,,
Ini adalah merupakan sebuah refleksi atas kegundahan diri saya pribadi. Ingin saya bagikan kepada semuanya yang kebetulan membaca tulisan ini dan semoga bisa diambil manfaatnya. Jikalau pun mungkin ada yang perlu didiskusikan, insyaallah saya dengan senang hati akan menanggapinya.
Gambar dicomot dari Photo FB nya Kang Ayah Adit,,, di sini
Saya memasuki kampus STKS Bandung pada Bulan Agustus tahun 2008 silam, alhamdulillah saat itu saya diterima sebagai Mahasiswa IB PBP(Izin Belajar Penerima Bantuan Pendidikan). Seperti yang sudah saya jelaskan pada tulisan-tulisan sebelumnya, ada 4 status mahasiswa di STKS Bandung, TB(Tugas Belajar), ID(Ikatan Dinas), IB(Izin Belajar), dan IB PBP(Izin Belajar Penerima Bantuan Pendidikan). Ikatan Dinas ini sifatnya adalah Ikatan Dinas Daerah dan mulai dilaksanakan pada tahun angkatan 2007 yang saat itu hanya berasal dari Makasar(Sulawesi Selatan) dan Pangkal Pinang(Bangka Belitung).
Nah, beberapa analisis yang hendak saya sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Mengenai Mahasiswa Ikatan Dinas. Ikatan Dinas dimulai pada tahun angkatan 2007 dengan daerah dari Makasar(Sulawesi Selatan) dan Pangkal Pinang(Bangka Belitung). Pada tahun angkatan 2008, Ikatan Dinas masih berasal dari daerah yang sama, namun dengan kuota bertambah. Selanjutnya pada tahun angkatan 2009, ada satu daerah lagi yang melaksanakan Ikatan Dinas, yakni Gorontalo. Sedangkan untuk tahun yang terakhir ini, tahun angkatan 2010, Ikatan Dinas meluas lagi hingga ke daerah Gunung Sitoli, dan Kabupaten Kolaka.
Nah, yang banyak dipertanyakan adalah : Kenapa hanya daerah-daerah tersebut yang bisa melaksanakan Ikatan Dinas,,??? Bagaimana dengan daerah yang lain,,?? Tentu saja jawaban yang akan saya berikan ini adalah hanya analisis saya pribadi, karena saya memang bukan jubir nya Lembaga STKS Bandung. Jadi kira-kira analisisnya seperti ini, Seorang Pekerja Sosial yang berada di daerah itu sangatlah minim, padahal kita tahu, permasalahan sosial di daerah tidaklah sedikit, dengan alasan itulah daerah-daerah tersebut mengajukan diri kepada Kementerian Sosial dalam hal perizinan, kemudian menghubungi pihak STKS Bandung untuk mengadakan kerjasama, jika sudah mendapat restu dari Kementerian Sosial dan di ACC oleh pihak STKS Bandung, dengan survei dan pertimbangan yang tidak main-main tentunya, maka akhirnya daerah-daerah tersebut bisa melaksanakan Ikatan Dinas.
2. Mengenai Mahasiswa IB PBP(Izin Belajar Penerima Bantuan Pendidikan). Mahasiswa jenis ini adalah mahasiswa yang mulai dari awal masuk kuliah di STKS Bandung sudah mendapatkan beasiswa dari Lembaga STKS Bandung, biaya kuliah akan ditanggung GRATIS hingga lulus asalkan IP setiap semesternya tidak pernah kurang dari 3,00
Yang menjadi sorotan di sini antara lain, masalah biaya awal masuk kuliah, fasilitas makan, dan jumlah penerima dari beasiswa tersebut, kemudian yang terakhir menurut saya pribadi adalah penyalahgunaan wewenang untuk meloloskan anak-anak yang sebenarnya tidak layak untuk mendapatkan beasiswa tersebut.
a. Biaya awal masuk kuliah pada tahun angkatan 2008 Rp 1.740.000,- kemudian tahun angkatan 2009 Rp 1.920.000,- dan terakhir pada tahun angkatan 2010 ini menjadi 2.020.000,-. Lalu apakah memang setiap tahun jatah dari Kementerian Sosial itu berkurang, sehingga menaikkan biaya awal masuk,,?? Saya rasa pihak Kementerian Sosial tidak bersikap demikian, dan kalau memang demikian, berarti saya bisa katakan Kementerian Sosial “Tidak Konsisten” dalam memberikan bantuan pendidikan. Dan analisis terakhir dan terburuk, ini adalah permainan dari dalam lembaga sendiri. Saya harap memang tidak demikian.
b. Fasilitas Makan. Mahasiswa TB, ID, dan IB PBP untuk angkatan 2007, 2006, dan 2005 masih mendapatkan jatah makan dari kampus STKS Bandung, namun sejak tahun angkatan 2008, fasilitas itu sudah tidak ada lagi. Lagi-lagi pertanyaannya,, Apakah Kementerian Sosial tidak konsisten dalam memberikan bantuan,,?? Wallahu A’lam
c. Jumlah Penerima Beasiswa. Untuk tahun angkatan 2007 ada sekitar 20 mahasiswa, begitu pula tahun angkatan 2008 ada 20 mahasiswa juga, kemudian tahun 2009 tinggal 10 mahasiswa, dan untuk tahun 2010 ini malah tidak jelas, tidak tercantumkan di dalam Pengumuman Hasil Seleksinya.
d. Penyalahgunaan Wewenang. Ini saya katakan begitu karena pada kenyataannya, ada beberapa teman satu angkatan saya yang ternyata “tidak berkompeten” untuk menyandang gelar IB PBP. Bukan saja karena malas, namun juga dari interaksi sehari-hari, mereka ini tidaklah begitu pintar. Padahal ada teman saya dengan status IB yang lebih cerdas dan aktif, namun tidak menjadi IB PBP. Akhirnya, setelah saya selidiki, mereka-mereka ini memang orang-orang yang punya hubungan dekat dengan pihak lembaga STKS Bandung. Hmm… Beginilah warisan kebiasaan KKN dari Orba kita 😦
3. Mengenai Jumlah Mahasiswa. Tidak bisa dipungkiri, jumlah mahasiswa di STKS Bandung sangat melonjak tajam setelah dilaksanakannya program Ikatan Dinas Daerah, otomatis banyak yang minat masuk karena berharap bisa menjadi seorang PNS dengan mudah. Oh my God,, PNS saja kok diperebutkan seperti itu, namun begitulah memang sistem pendidikan kita mengajarkan, nyari aman dan tidak kreatif. 😦
Lihat saja para tahun angkatan 2008 jumlah mahasiswa baru di STKS Bandung adalah sekitar 240 mahasiswa, kemudian tahun angkatan 2009 berjumlah 320 mahasiswa, dan pada tahun angkatan 2010 ini berjumlah 390 mahasiswa.
Secara kuantitas memang bagus, artinya jumlah calon pekerja sosial yang ada akan bertambah semakin banyak, namun dalam segi kuantitas, saya harap juga tidak kalah naiknya. STKS Bandung, kami mengandalkanmu, maka didiklah kami menjadi seorang PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL.
SUMBER DATA ANALISIS :
– Hasil Pengumuman Penerimaan Mahasiswa Baru Program D-IV STKS Bandung tahun 2008
– Hasil Seleksi D-IV STKS Bandung Tahun 2009
– Hasil Seleksi D-IV STKS Bandung Tahun 2010
– Pengalaman Pribadi Penulis di STKS Bandung
– Hasil pengamatan dan penelitian sederhana penulis terhadap fenomena yang terjadi di Kampus STKS Bandung
Salam semangat selalu,
Joko Setiawan, Undergraduate Student of Bandung College of Social Welfare, Department of Social Rehabilitation 2008
Jum’at, 23 Juli 2010 @NERU Net, Dago-Bandung, Indonesia 3.29am
Kang, punya link FB nya Kang Ayah Adit?
Peryogi photo na yeuh.
Tararengkiyuh
Ayah Adit yang mana ya? Sorry…
Ka di buka pendaftaran nya kapan yaa
Biasa bulan Mei-Juni 2016.
Kang, buat tes wawancara ditanya apa aja biasanya? Alhamdulillah saya lolos tahap 1, ditunggu balasannya ya kang…
mas, adek saya mau saya daftarkan di kampus ini. nyari kerjanya gampang gak ya nanti?? karena adik saya ini males :)).. kegiatan kampusnya banyak ga?? :)) terima kasih mas :))
InsyaAllah gampang kok, saya sejak lulus pekan pertama langsung kerja, bahkan saat masih mahasiswa sudah bekerja di NGO bidang Pendidikan Penanggulangan Bencana. Kegiatan kampus cukup banyak.. Nah, kalo malas ini yang susah, dimana pun tempat kuliahnya, sulit untuk anak malas mendapatkan pekerjaan dengan mudah swaktu lulus nanti. Kunci satu2nya ya harus berubah saat berada di kampus, ikut aktif di organisasi dan aktif pula di dalam kelas…
I’m agree, saya adalah seorang analis kesehatan dan ingin update semua berita dari teman di seluruh indonesia, dan ingin mendapat info terbaru mengenai kemajuan Laboratorium dan Analis Kesehatan.
Tq.
Terima kasih sudah berkunjuang,,,,
Hmm,, Tapi, apa hubungannya antara Analis Kesehatan dengan BCSW ya…??? 😀
seharusnya dari awal kita berniat mencari ilmu, bukan mencari ijazah..
saya rasa jika ilmu telah kita dapati,, yg lain pun akan mengikuti (pkerjaan, rzki, dll) 🙂
Yups,,, Sangat sepakat kok dengan pendapatmu ini Riest 🙂
seharus lembaga dalam hal ini harus belajar ikhlas mendidik, dan mahasiswa ikhlas dididik. agar, tidak ada upaya lembaga mencari penghasilan dari proses pendidikan yang berlangsung, dan tidak ada istilah mahasiswa hanya mencari selembar ijazah agar dapat menjadi seorang PNS. adalah hal yang menyedihkan memang ketika pemerintah dalam hal ini Departemen Sosial tidak konsisten.
semoga segala analisa yang didalamnya terlampir prasangka kita diampuni Allah dan faktanya semoga lebih baik dari prasangkaan kita. Wa Allahu A’lam
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
Wa’alaikumsalam wr.wb
Syukron Akhi sudah memberikan masukan yang sungguh berharga,,,
Saya pun berharap tak ada yang terlalu memojokkan lembaga STKS secara terpojok, Kebenaran hanya datang dari Allah semata.,,,
Salam semangat selalu 🙂
Kalau dibilang analisis,…memang kurang syarat, hehehe….but, bisa jadi ini sebuah wacana…dan merupakan prasangka yang saya rasa banyak disetujui juga (termasuk saya)…
Kita almamater STKS, mari kita bangun. Perbaiki mulai dari apa yang kita bisa.
D’, aku jadi seneng baca blog mu. Semangath….mantaph!!!
Iyah sich Mbak,, Ini memang sebuah analisis dalam pengertian pembahasan di dalam diskusi,, belum menyeluruh dan memang kurang komprehensif,, saya pun menyadarinya he he 😉
Hmm.. panjenengan alumni STKS kan,, makanya kita sepakat hohoho 😀
Alhamdulillah,,, Iyah Mbak, itu yang sedang saya tumbuhkan, memperbaiki apa yang bisa diperbaiki, membangun apa yang bisa dibangun, dan menyadarkan apa yang bisa disadarkan,,
Salam semangat selalu dan terima kasih banyak atas supportnya,…
semoag hasil analisis ini bisa untuk renungan dan bahan masukan bagi STKS ya
Hmm… Ya, ini baru pembahasan di tingkat grass root Mbak 🙂
Thanks for supporting,,,,
analisis itu beda dengan prasangka. satu analisis harus didasari fakta-fakta yang akurat, otentik dan menyeluruh terhadap suatu kejadian atau masalah langsung dari sumbernya. Kalau sumber data analisis hanya 5 di atas tadi…itu masih kurang. apakah sudah diambil data dari pihak-pihak terkait sesuai tulisan diatas untuk menunjang anaisis? kalau saya lihat…tulisan itu lebih cenderung kepada prasangka daripada analisis dengan alasan-alasan yang saya sebutkan tadi…
I think I didn’t talk about PRASANGKA,,, This is my experience, my though,,, Tentu saja analisis yang dipakai adalah analisis diskusi as a student in the University,,,
Maybe Ekspektasi Anda terhadap analisis sederhana saya ini terlalu tinggi he he he he he,,,
But, Thanks a lot, karena masukan dari Anda ini semakin mendewasakan saya dalam membuat dan memilih kata yang tepat untuk membuat suatu kritikan dan keluhan 😉
Salam semangat selalu
Setuju bgt aq ma hasil analisis km,joe…Satu lg,apa mereka benar2 sudah mempertimbangkan keseimbangan antara fasilitas yg ada dg jumlah mahasiswanya??????!!!!!!
Sy sendri sbg salah satu panitia penerimaan maba di asrama putri,jd bingung…Maba mau ditidurkan dimana?????Fasilitasx kurang…Apa qta hrus mengesampingkan sisi prikemanusiaanx??Sedangkan angktn 2007 saat ini baru selesai praktikum,mereka kan butuh tempat yg kondusif slama pembuatan laporan dan menjelang ujian praktikum…So,sy cuma mau bilang,STKS ini LUAR BIASA,joe…!!!
Bnr bgt Li…jmlh mahasiswa bertambah..tapi fasilitasnya kurng di perhatikan…Rahmah jg bingung,..ntar barang2x maba mw ditaruh dimana..rncana bwt beli rak buku yg nntinya diperuntukkan untuk buku2 yg smkin banyak saja trpaksa di tunda krn ingat kamarku jd kamar MALVINAS…bersikukuh untuk tak mau jd kamar malvinas jg…rasanya kok egois bgt….
@ Joko : btw,..maba yg lulus USM STKS tp kuliahnya di Unpas sm Unla tuh sbnrnya gmna ya..??bahasa halus dr “tidak lulus”- kah..???
Hmm..Rahmah pun udh lama miris mlht knyataan yg trjdi di kampus kita trcinta..??hingga saat ini msh sring bertanya..benarkah pilihanku untuk memungut ilmu di kampus ini…?? Bnyak hal yg mmbuatku tak bersemangat lagi…Jujur..pilihan untuk cuti kmrn sbnrnya bagian dr ‘puncak kejenuhan’ yg melandaku…hingga sbnrnya sampai pd titik keinginan untuk mngundurkn diri dr sini…tapi alhamdulillah..ada hal2 yg mmbuatku harus kembali ke kota ini dan ke kampus ini lagi…mski sampai saat ini,..jiwaku serasa belum menapak kokoh di kampus ini…walau kadang kuakui..semangatku kadang kali hadir ktika ngobrol bnyak dgn salah seorng dosen fave-ku…saat ku bercerita bnyak ttg impianku…saat cita2 untuk mnjadi seorng PEKSOS masuk dlm dftar Golden Book-ku…
Hmm..kutahu..ekspektasiku yg tinggi pd kmpus ini lah yg menggerus sbgian besar semangat itu….dan mungkn mmang saatnya skrng untuk melihat realitax dgn kaca pandang yg berbeda…^_^
Curhat jadinya…hoho…^^
MALVINAS,,, Apaan nich..?? Bahasa Komunitas sepertinya 😀
Yups,, bener Teh, secara halus gagal ujian masuk di STKS Bandung,,, Kan di STKS capacitynya terbatas to, nah, namun mereka juga menjalin kerjsama dengan UNPAS dan UNLA, yang melebihi kuota daya tampung STKS diarahkan untuk melanjutkan kuliah di kedua universitas tersebut,, Kira-kira begitulah penjelasannya 😉
Wah wah wah,, Sampai segitunya ya Teh,, tak pernah menyangka lowh,,, Ayoo Teh, Joko rasa bukan itu cara yang tepat, yuukk, mari kita optimalkan diri dan merubah segala sesuatunya yang kita rasa memang tidak benar adanya,,,,
Semester 5 ini,,, Mari kita buat PERUBAHAN,,, We are the agent of change,, right..??? 😉
Salam semangat selalu
NB :
@Lili : Hmm… Iya ya,, pasti akan overload tuwh Asrama Puteri (kemarin belum terpikirkan he he he)
Ya, memang musti dapat masukan orang-orang lembaga ini, makanya mulai dari diskusi kalangan grass root(mahasiswa) inilah nantinya semoga akan ada rekomendasi kepada lembaga,, I hope so 🙂
Salam semangat selalu
Analisa yang bagus dan perlu investigasi lebih lanjut agar semuanya menjadi jelas. iya kan
Salam semangat , semoga sehat terus dan tetap bisa berkarya.amien
Terima kasih ya Kang atas supportnya,,,
Sepertinya sementara ini sampai di sini dulu analisisnya,, cukup menjadi konsumsi antar Mahasiswa dulu 🙂
Salam semangat selalu dan sukses selalu juga untuk Kang Kawanlama95 🙂