ASIAN WOMEN’S FUND AND JUGUN IANFU

Posted by Muhammad Joe Sekigawa on July 8, 2009 · 80 Comments 

Berbicara mengenai Asian Women’s Fund (AWF), sangat erat kaitannya dengan Jugun Ianfu. Jugun Ianfu sendiri adalah istilah yang berasal dari kata Jepang yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai istilah yang digunakan untuk merujuk kepada wanita penghibur (bahasa Inggris : comfort women) yang terlibat dalam perbudakan seks selama Perang Dunia II di koloni Jepang dan wilayah perang.

Para perempuan Indonesia biasanya direkrut menjadi jugun ianfu berdasarkan paksaan (diambil begitu saja di jalan atau bahkan di rumah mereka), diiming-imingi untuk sekolah ke luar negeri, atau akan dijadikan pemain sandiwara (seperti yang terjadi pada ikon perjuangan jugun ianfu asal Indonesia, Ibu Mardiyem). Sampai saat ini, para mantan jugun ianfu masih merasakan trauma psikologis dan gangguan fungsi fisik akibat pengalaman pahit yang pernah mereka alami. Belum lagi masyarakat yang tidak memperoleh informasi dengan benar, justru menganggap mereka sebagai wanita penghibur (tanpa paksaan).

Lalu, apa kaitannya antara AWF ini dengan Jugun Ianfu? AWF adalah sebuah organisasi yang dibentuk oleh pemerintahan Jepang untuk menangani permasalahan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan selama perang dunia II. Menurut riset oleh Dr. Hirofumi Hayashi, seorang profesor di Universitas Kanto Gakuin, jugun ianfu termasuk orang Jepang, Korea, Tiongkok, Malaya (Malaysia dan Singapura), Thailand, Filipina, Indonesia, Myanmar, Vietnam, India, Indo, Belanda, dan penduduk kepulauan Pasifik. Jumlah perkiraan dari jugun ianfu ini pada saat perang, berkisar antara 20.000 dan 30.000. Pengakuan dari beberapa jugun ianfu yang masih hidup jumlah ini sepertinya berada di batas atas dari angka di atas. Kebanyakan rumah bordilnya berada di pangkalan militer Jepang, namun dijalankan oleh penduduk setempat, bukan militer Jepang.

Saya sendiri mengetahui mengenai AWF ini ketika sedang membaca jurnal-jurnal buku yang ada di perpustakaan STKS Bandung. Saya kira peranan AWF ini sangat positif, laporan dana bantuan dari AWF yang akan dikucurkan bertahap selama 10 tahun dimulai tahun 1997-2007 dapat Anda download di sini. Namun ketika saya mencari informasi lebih lanjut melalui media internet, saya temukan ada ketidakpuasan karena ketidakmerataan dari pengalokasian dana AWF ini. Yang keras menyuarakan penuntutan keadilan ini dapat Anda lihat di JugunianfuIndonesia.

Sebagai calon seorang pekerja sosial, tentunya saya tidak hanya melihat dari satu sisi saja, namun pada kasus ini, memang benar-benar harus menelusuri kebenaran dari pengalokasian dana tersebut apakah benar untuk kesejahteraan Eks Jugun Ianfu ataukah hanya bagi pihak-pihak terntentu saja. Saya pribadi mengungkapkan sangat mendukung dari program AWF, namun jika pelaksanaannya tidak benar, itu yang perlu dibenahi.

Mungkin, ada di antara Blogger yang memiliki pengetahuan mengenai AWF dan Jugun Ianfu Indonesia ini, mohon sumbang saran diskusinya.

Salam semangat Bocahbancar

Bahan Bacaan :

1. Laporan Buku Depsos RI mengenai Bantuan AWF tahun 2007

2. http://www.awf.or.jp/

3. http://id.wikipedia.org/wiki/Jugun_ianfu

4. http://www.rnw.nl/id/bahasa-indonesia/article/jugun-ianfu-kesaksian-mardiyem

Tidak Lupa Saya Ucapkan

“Selamat Mempergunakan Hak Pilih Anda”

🙂

Filed under Artikel, Pekerjaan Sosial, Social Issues · Tagged with indonesia, japan, Jugun Ianfu, Women